Jun 30, 2021 16:43 Asia/Jakarta
  • Presiden Hassan Rouhani.
    Presiden Hassan Rouhani.

Pemerintah Iran menganggap keputusan Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir JCPOA dan penerapan sanksi kejam sebagai terorisme ekonomi.

Presiden Hassan Rouhani pada pembukaan rapat kabinet di Tehran, Rabu 30 Juni 2021, mengatakan rakyat Iran menghadapi terorisme ekonomi AS dalam tiga tahun terakhir.

"Apa yang dilakukan oleh mantan presiden AS terhadap Iran adalah lebih buruk dari perang. Ini terorisme ekonomi terhadap pasien dan bahkan lansia," tambahnya.

Mengenai rencana pemerintah baru AS untuk bergabung kembali dengan JCPOA, Rouhani menandaskan rakyat Iran berharap pekerjaan ini akan dilakukan lebih cepat.

Ia menuturkan sudah jelas bagi masyarakat dunia bahwa Iran tidak pernah mencari senjata pemusnah massal, kimia, biologi, dan nuklir. JCPOA merupakan dokumen yang membuktikan bahwa Iran tidak mencari senjata nuklir, tapi mengejar kegiatan nuklir untuk tujuan damai.

Pada kesempatan itu, Rouhani juga menyinggung pemboman kimia yang dilakukan militer rezim Saddam terhadap warga kota Sardasht di barat laut Iran pada 28 Juni 1987.

"Militer Baath Irak menggunakan berbagai jenis senjata kimia dalam serangan ke Iran dan total ada 9.000 korban luka kimia di Iran," ungkapnya.

Rouhani meminta lembaga-lembaga politik dan hukum Iran untuk mengerahkan semua upaya mereka untuk mengajukan tuntutan di lembaga-lembaga internasional. (RM)

Tags