May 21, 2021 11:09 Asia/Jakarta
  • Dampak agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.
    Dampak agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, menekankan hak rakyat Palestina untuk membela diri dari penindasan rezim apartheid Israel, dan mengatakan perampasan daerah Arab lainnya di sekitar Masjid al-Aqsa telah membuktikan kesia-siaan normalisasi hubungan oleh beberapa negara Arab.

Pernyataan Zarif ini dibacakan oleh Wakil Tetap Iran untuk PBB, Majid Takht-Ravanchi pada pertemuan Majelis Umum PBB untuk membahas agresi Israel di Jalur Gaza, Kamis (20/5/2021), seperti dilansir IRNA.

“Rezim Zionis menyangkal hak untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat Palestina berdasarkan kebijakan diskriminatif dan rasis apartheid sebagai ‘sebuah negara Yahudi,” kata Zarif dalam pesan tersebut.

Selain itu, lanjutnya, rezim Zionis melakukan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mempercepat Yudaiisasi al-Quds al-Sharif dan mengubah komposisi demografinya dengan mengusir warga Kristen dan Muslim Palestina dari kota suci ini.

“Dalam seminggu terakhir, pasukan Israel telah mengebom Jalur Gaza, sebuah penjara terbuka terbesar di dunia, serta membantai ratusan orang Palestina dan melukai ribuan warga sipil melalui perang yang tidak seimbang dengan senjata yang paling canggih dan secara brutal,” tegas menlu Iran.

Dia menjelaskan serangan militer Zionis ke Gaza telah menghancurkan ribuan rumah, gedung tempat tinggal dan kegiatan bisnis, termasuk tempat tinggal wartawan, serta merusak infrastruktur sipil penting lainnya dalam sebuah pelanggaran nyata dan sistematis terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.

“Meskipun telah terjadi pengusiran masif, pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina oleh rezim Israel, Dewan Keamanan PBB terus dihalangi oleh Amerika Serikat untuk melaksanakan tugasnya berdasarkan Piagam PBB dan tanggung jawabnya untuk mencegah pelanggaran resolusi-resolusi PBB,” ungkap Zarif.

Menlu Iran menandaskan bahwa pendekatan tidak bermoral oleh beberapa pemerintah Barat yang menyamakan korban dengan penjahat adalah tercela, tidak adil, dan tidak dapat diterima.

“Sikap ini bukan hanya memperlihatkan kemunafikan dan kurangnya moralitas, tetapi juga menjadikan mereka terlibat dalam kejahatan terhadap rakyat Palestina,” tambahnya.

Pejabat tinggi Iran ini menekankan bahwa satu-satunya jalan untuk perdamaian di Palestina adalah mengadakan referendum di antara semua orang Palestina; Yahudi, Kristen dan Muslim, termasuk pengungsi Palestina.

“Iran menegaskan kembali dukungan kuat dan solidaritasnya kepada cita-cita Palestina serta komitmennya untuk terus mendukung rakyat Palestina dalam mengejar hak yang melekat dan aspirasi nasional yang sah, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan kemerdekaan di Palestina dengan ibu kota al-Quds al-Sharif,” pungkasnya. (RM)

Tags