May 20, 2021 08:10 Asia/Jakarta

Kantor Berita Anadolu Turki hari Selasa (18/05/2021) mengutip sejumlah sumber Barat menurunkan laporan bahwa Amerika Serikat hari Ahad dan Senin meminta kepada Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel untuk mengakhiri perang terhadap Jalur Gaza.

Namun Netanyahu mengatakan kepada mereka bahwa tentara Zionis Israel membutuhkan dua hingga tiga hari lagi untuk menargetkan sasarannya di Jalur Gaza. Sementara itu, pada hari Selasa Netanyahu mengumumkan di sebuah pangkalan udara bahwa serangan di Gaza akan berlanjut selama diperlukan.

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel

Berikut adalah beberapa poin penting tentang serangan lanjutan rezim Zionis di Jalur Gaza.

Alasan pertama dalam hal ini adalah bahwa meskipun Zionis Israel telah menargetkan Gaza dari darat, udara dan laut dengan serangan paling intens, tapi belum mencapai tujuan yang diinginkan dan belum mampu menghancurkan target yang dimaksudkan. Untuk alasan ini, rezim Zionis berusaha meraih pencapaian sekalipun kecil untuk mengakhiri perang demi memulihkan reputasi regional dan globalnya.

Di sisi lain, Benjamin Netanyahu, yang menghadapi krisis internal, dapat memanfaatkan capaian itu untuk tujuan pribadinya dan berharap dapat keluar dari krisis yang ada. Namun dengan adanya serangan sengit ini, rudal Palestina terus ditembakkan dengan kekuatan yang lebih besar, yang membuktikan bahwa Zionis Israel telah gagal mencapai bahkan sebagian kecil dari tujuannya dan sedang mengejar akhir perang yang bermartabat.

Alasan kedua adalah karena reputasi rezim Zionis di antara negara-negara Arab yang melakukan normalisasi dengannya. Negara-negara ini menganggap Israel sebagai pembela dan pendukung mereka, dan untuk alasan ini, mereka mencoba menormalisasi hubungan dengannya demi melindungi mereka dari ancaman internal, rakyat dan asing, sementara sekarang rezim ini justru menderita kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya melawan kelompok-kelompok.

"Perang melawan Gaza sebagai kekalahan terburuk Zionis Israel dalam sejarahnya," Haaretz.

Dalam konteks ini, surat kabar Zionis Haaretz dalam terbitan Rabu kemarin menggambarkan perang melawan Gaza sebagai kekalahan terburuk Zionis Israel dalam sejarahnya. Surat kabar ini menekankan bahwa perang harus dihentikan secepat mungkin, seraya menambahkan bahwa perang ini menunjukkan ketidaksiapan tentara dan keputusasaan pasukannya.

Dalam hal ini, pemerintah AS yang semula ingin mengakhiri perang, tetapi di bawah tekanan lobi Zionis, akhirnya mendukung agresi ini untuk mencapai tujuannya. Dalam konteks ini, Washington mengumumkan keputusannya untuk menjual rudal yang lebih akurat senilai $ 735 juta kepada Zionis Israel. Pada saat yang sama berusaha menjegal dikeluarkannya pernyataan moderat di Dewan Keamanan PBB terhadap agresi rezim Zionis.

Baca juga: Israel Kalah di Medan Perang dan Panggung Dunia

Alasan ketiga mengapa Zionis Israel, serta Amerika Serikat dan sekutunya, melanjutkan serangan sengit dan biadab di Gaza adalah karena mereka mencoba mengukur kekuatan akhir kelompok Palestina dan mengenali kemampuan mereka. Israel berusaha untuk menunjukkan kekuatan penuhnya saat kelompok Palestina mengintensifkan serangan mereka. Karena diyakini bahwa kelompok-kelompok ini memiliki rudal yang lebih canggih yang dapat mereka gunakan, dan oleh karena itu berusaha memotivasi mereka untuk menggunakan rudal semacam itu.

Joe Biden, Presiden AS dan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel

Selain alasan di atas, alasan keempat dapat dipertimbangkan. Rezim Zionis Israel sedang berusaha untuk melanjutkan serangan dan menargetkan infrastruktur ekonomi dan fasilitas perkotaan serta menciptakan kehancuran yang meluas di Gaza, agar opini publik di Gaza dan Palestina, bahkan dalam dimensi yang lebih luas opini publik bangsa-bangsa Arab bangkit melawan kelompok-kelompok Palestina dan menganggap mereka bertanggung jawab atas kehancuran di Gaza. (SL)

Tags