Jun 24, 2021 14:36 Asia/Jakarta
  • Dinamika Asia Tenggara, 24 Juni 2021

Dinamika Asia Tenggara selama sepekan terakhir menyoroti sejumlah isu di antaranya mengenai lockdown yang berlanjut di Malaysia.

Selain itu, Malaysia mengembangkan vaksin Covid-19 dengan menggandeng universitas, puncak krisis wabah Corona di Indonesia yang diprediksi akhir Juli, presiden Filipina mengancam akan memenjarakan warga yang menolak vaksin Covid-19.

 

 

Bulan Depan, Malaysia akan Perpanjang Lockdown

Pemerintah Malaysia akan memperpanjang lockdown bulan depan.

Pemberlakuan lockdown Malaysia diperkirakan bakal lebih lama, karena target vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan pemerintah Negeri Jiran tidak berjalan sesuai waktu yang ditetapkan.

The Straits Times hari Selasa (22/6/2021) melaporkan, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengatakan bahwa target vaksinasi 10 persen populasi Negeri Jiran akan mundur dari 28 Juni menjadi pertengahan Juli.

Khairy menjelaskan bahwa saat ini, Malaysia masih membutuhkan 10,7 juta dosis untuk mencapai target 10 persen populasinya hingga tuntas mendapatkan dua suntikan.

Menurutnya, target vaksinasi ini menjadi salah satu dari tiga kriteria untuk mengevaluasi efektivitas lockdown.

Khairy menjelaskan bahwa lockdown yang sudah berlaku sejak 1 Juni itu seharusnya berakhir pada 28 Juni.

Setelah itu, Malaysia seharusnya dapat masuk ke fase pelonggaran lockdown jika tiga kriteria pemerintah sudah terpenuhi, salah satunya sudah berhasil memvaksinasi 10 persen populasi.

Sebelumnya, Menteri Senior untuk Urusan Keamanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengatakan kemungkinan pelonggaran aturan Perintah Pengendalian Pergerakan (MCO) jika kasus harian Covid-19 belum di bawah 4.000.

Rencana untuk membuka kembali ekonomi sepenuhnya dan mencabut larangan perjalanan antarwilayah  paling cepat mulai akhir Oktober nanti. Tapi, Malaysia akan merujuk pada angka kasus Covid baru rata-rata di bawah 500 per hari.

 

 

Gandeng Universitas, Malaysia Kembangkan Vaksin Covid-19

Pemerintah Malaysia sedang mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode messenger ribonucleic acid (mRNA).

Situs resmi penanggulangan Covid-19 Malaysia melaporkan pengembangan vaksin dengan metode mrNA itu dilakukan melalui kerja sama Institut Kajian Medis (IMR) dan Universitas Putra Malaysia (UPM).

Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengatakan vaksin tersebut mulai dikembangkan sejak November tahun lalu, dan kini telah masuk tahap pengkloningan varian asal virus serta varian lain dari SARS-CoV2 (Covid-19).

"Setelah ini selesai, kajian preklinis pada hewan besar dan kecil akan dilakukan sebelum kajian klinis pada manusia dilakukan," ujarnya dalam konferensi pers di ibu kota Malaysia, Putrajaya, Senin (21/6).

Vaksin mRNA mengandung komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Hal tersebut bertujuan agar vaksin tersebut dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Lewat penyuntikan vaksin mRNA, tubuh penerimanya diharapkan lebih cepat mendeteksi dan menghancurkan virus Corona saat terpapar.

 

 

Jokowi melakukan sidak penanganan Covid-19

 

Puncak Krisis Wabah Corona Diprediksi Akhir Juli

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengemukakan kasus penularan COVID-19 pada Senin (21/6) mencapai rekor kenaikan kasus harian tertinggi selama pandemi di Indonesia.

Wiku mengatakan selama lima pekan terakhir, kasus baru selalu lebih tinggi dibandingkan dengan angka kesembuhan, dengan puncak selisih 17.391 kasus pekan ini.

Menurutnya, jumlah kasus positif yang tinggi dibandingkan angka kesembuhan per pekan perlu mendapatkan perhatian.

Selain itu, Wiku Adisasmito juga meminta pemerintah daerah lebih peka dalam membaca data tren zonasi pergerakan kasus COVID-19 di wilayah setempat.

Wiku mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk melakukan pengetatan aktivitas masyarakat sebagai upaya pengendalian kasus COVID-19 yang trennya terus mengalami peningkatan pascalibur Idul Fitri.

Langkah ini tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 2021. Pengetatan tersebut dibagi berdasarkan zonasi risiko tingkat kabupaten/kota.

Lebih dari 5 hari, penambahan kasus baru COVID-19 melampaui 10 ribu kasus. Pakar epidemiologi Universitas Griffith Dicky Budiman menilai wabah Corona di Indonesia saat ini belum masuk fase terburuk.

Pasalnya, kemunculan varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India akan menambah bebas fasilitas kesehatan setelah puncak kasus COVID-19 nantinya berlangsung. Puncak kasus Corona disebut Dicky terjadi di akhir Juni, dengan lonjakan COVID-19 yang lebih tinggi.

Ia menggambarkan, prediksi fase kritis akan dialami setelah puncak tersebut, setidaknya hingga akhir Juli. Terlebih banyak kasus COVID-19 yang selama ini tidak bisa terdeteksi.

Dicky menyoroti angka positivity rate Corona di atas 40 persen menandakan penularan COVID-19 kini amat luar biasa tinggi. Jika pemerintah tak bisa menerapkan lockdown, Dicky meminta agar monitoring pengawasan WFH 75 persen dan kebijakan pengetatan PPKM mikro lainnya dipastikan berjalan.

 

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte

 

Presiden Filipina Ancam Penjarakan Warga yang Tolak Vaksin Covid-19

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam untuk memenjarakan warga negaranya yang menolak vaksinasi Covid-19.

"Anda pilih, vaksin atau saya akan memenjarakan Anda," ujar Duterte dalam siaran televisi nasional menanggapi rendahnya tingkat vaksinasi di ibu kota Filipina, Manila dilansir Reuters, Selasa (22/6).

Statemen terbaru Duterte ini dinilai bertentangan dengan pernyataan pejabat kementerian kesehatan sebelumnya yang mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 sifatnya adalah sukarela.

Hingga 20 Juni lalu total akumulatif kasus paparan corona di Filipina sebesar 1.369.015 yang bertambah 5.803 kasus baru. Dari jumlah akumulatif tersebut, sebanyak 23.621 orang tewas, dan 1,28 juta sudah sembuh.(PH)

 

 

 

 

Tags