Pada Kamis (21/3)malam, Sekretaris Jenderal Gerakan Ansarullah Yaman menyatakan bahwa kebijakan pembunuhan massal warga Palestina di Gaza telah direncanakan sebelumnya dan mengatakan, “Pembantaian ini mewakili kebiadaban Zionis.”
Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman, mengatakan, setelah agresi militer Amerika Serikat dan Inggris, Yaman terlibat perang terbuka dengan AS dan Inggris.
Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyerang 18 titik di 8 wilayah di Yaman. Serangan kedua negara ini ke Yaman didukung oleh 5 negara lainnya.
Juru bicara Ansarullah Yaman, merespons veto resolusi gencatan senjata Gaza, di Dewan Keamanan PBB, oleh Amerika Serikat, dan menurutnya langkah AS, adalah pengumuman perang terbuka atas seluruh masyarakat kawasan.
Salah seorang mantan pejabat Pentagon, dan CIA, mengakui bahwa penggunaan kapal selam tanpa awak oleh Ansarullah Yaman, membuktikan kemajuan kemampuan dan perubahan strategi kelompok ini.
Sekretaris Jenderal Ansarullah Yaman menyatakan bahwa rezim Zionis akan mengalami kegagalan di Gaza meskipun telah melakukan berbagai cara termasuk dengan melancarkan beragam kejahatan dan pelanggaran hukum internasional.
Juru bicara Gerakan Ansarullah Yaman menyatakan bahwa agresi berkelanjutan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman tidak akan menghentikan bantuan rakyat negara ini ke Gaza dan tidak akan menjamin keamanan kapal-kapal rezim Zionis.
Perdana Menteri Malaysia, mengatakan bahwa masalah yang terjadi saat ini pada pelayaran kapal-kapal di Laut Merah, tidak bersumber dari Yaman, tapi dari agresi Israel, ke Gaza.
Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman mengatakan, serangan Angkatan Bersenjata Yaman, terhadap Rezim Zionis, tak akan berhenti apa pun risikonya.
Ali Al-Qahoum, anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman mengatakan bahwa negaranya siap menghadapi eskalasi ketegangan Amerika-Inggris dan mereka harus menanggung konsekuensinya.