Feb 25, 2021 12:48 Asia/Jakarta
  • Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell
    Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell

Uni Eropa dan Troika Eropa (Jerman, Prancis dan Inggris) memiliki kinerja negatif dalam menjaga dan memenuhi janji mereka sejak Amerika Serikat menarik diri dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA). Sementara Republik Islam Iran telah sepenuhnya memenuhi kewajibannya. Ini adalah masalah yang sekarang diakui oleh pejabat senior kebijakan luar negeri Uni Eropa.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada pertemuan Dewan Atlantik hari Selasa (23/02/2021) mengatakan bahwa Republik Islam Iran telah mematuhi kewajibannya berdasarkan JCPOA sampai AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir itu, dan terus melakukannya untuk waktu yang lama. Merujuk pada inefisiensi INSTEX, ia mengakui bahwa Eropa belum memenuhi kewajibannya dalam kerangka JCPOA.

Pada saat yang sama, Borrell menyerukan negosiasi dengan Iran dibatasi hanya pada masalah JCPOA. Menurut Borrell, JCPOA adalah perjanjian bilateral yang harus dikembalikan ke jalan yang seharusnya, dan sekarang prioritas terpenting dan mendesak dalam kerja sama Eropa-Amerika adalah JCPOA.

Pengakuan pejabat senior Uni Eropa atas pemenuhan komitmen JCPOA oleh Iran dan sebaliknya, ketidakmampuan Uni Eropa, sekali lagi menunjukkan kebenaran sikap Iran dalam perjanjian nuklir, terutama pada saat ini. Setelah pemerintahan Trump meninggalkan JCPOA pada Mei 2018, Eropa tidak mengambil tindakan efektif apa pun untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah JCPOA. Mengingat peran fundamental JCPOA dalam menjaga perdamaian dan keamanan regional serta internasional, mereka berulangkali mengklaim ingin perjanjian tersebut bertahan dan berjanji untuk melakukan yang terbaik untuknya.

Hassan Beheshtipour, seorang pakar politik mengatakan, "Troika Eropa benar-benar mengkhawatirkan hilangnya JCPOA dan mereka menganggap perjanjian ini sejalan dengan kepentingan politik dan keamanannya, jadi penting bagi mereka untuk melestarikannya."

Sekalipun demikian, karena tekanan AS dan kurangnya tekad, Eropa menolak untuk memenuhi kewajibannya dalam JCPOA, terutama penerapan mekanisme interaksi keuangan dan perdagangan yang efektif dengan Iran yang disebut "INSTEX". Menyikapi kelambanan negara-negara Eropa, Iran juga mengurangi kewajibannya dalam lima langkah sesuai dengan ketentuan JCPOA. Dalam langkah terakhir, Iran menghentikan implementasi sukarela dari Protokol Tambahan.

Eropa sekarang harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengkompensasi kekurangan dan kesalahannya. Namun, Uni Eropa dan anggota Troika Eropa praktis mengambil sikap yang bertentangan dalam masalah ini. Sementara Borrell secara eksplisit menyerukan dibatasinya pembicaraan dengan Iran hanya terkait masalah JCPOA dalam pernyataannya baru-baru ini, anggota Troika Eropa berbicara tentang memperluas masalah negosiasi dengan Iran ke masalah pasca JCPOA. Presiden Prancis Emmanuel Macron, misalnya, telah menyerukan supaya kemampuan rudal dan kebijakan regional Iran dimasukkan dalam pembicaraan yang akan datang.

Dua sikap ini menunjukkan bahwa Eropa tidak memiliki sikap yang satu dan koheren terkait JCPOA dan Iran, dan masalah ini merusak sikap Eropa di JCPOA dan jalan yang di tempuh Iran dan Kelompok 4 + 1 di masa datang. (SL)

Tags