Mengapa Perundingan Tidak Langsung antara Iran dan AS Tidak Dapat Dibenarkan?
-
Percakapan telepon Sayid Abbas Araghchi dan Kaja Kallas
Pars Today - Sayid Abbas Araqchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan bahwa kelanjutan negosiasi tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat tidak memiliki pembenaran logis.
Dalam panggilan telepon dengan Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi mengutuk keras tindakan rezim Zionis yang melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Iran, termasuk serangan terhadap fasilitas nuklir dan kawasan permukiman yang menyebabkan gugur syahidnya sejumlahj tentara Iran, dosen universitas, wanita, dan anak-anak, dan menyerukan tanggapan tegas dari masyarakat internasional dan kecaman internasional atas agresi rezim Zionis.
Mengutip posisi dan pernyataan Presiden AS Donald Trump, Menteri Luar Negeri Iran menilai tindakan permusuhan rezim Zionis sebagai hasil dukungan langsung dari Washington dan menyatakan bahwa kelanjutan negosiasi tidak langsung dalam konteks kejahatan rezim Zionis yang terus berlanjut tidak dapat dibenarkan.

Araghchi juga menekankan harapan serius dari pemerintah Iran dan rakyat dari semua negara yang mengaku mendukung perdamaian dan supremasi hukum, dan menyerukan kutukan atas tindakan kriminal ini dan tekanan untuk diberikan kepada rezim Zionis agar menghentikan agresi dan pelanggaran hukum internasional.
Menteri Luar Negeri Iran menambahkan dalam percakapan telepon ini, Serangan terhadap fasilitas nuklir damai sepenuhnya ilegal dan dilarang berdasarkan hukum internasional, dan masyarakat internasional berkewajiban untuk meminta pertanggungjawaban rezim Zionis atas pelanggaran hukum yang berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Esmaeil Baghaei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan tentang status pembicaraan tidak langsung yang dijadwalkan pada 15 Juni di Muscat, Fokus utama dalam situasi saat ini adalah untuk menghadapi agresi musuh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menekankan, Musuh-musuh diplomasi dan perdamaian telah memaksakan perang yang tidak adil terhadap bangsa Iran, dan Amerika Serikat, terlepas dari klaimnya tentang dialog dan diplomasi, telah berpartisipasi dalam agresi rezim Zionis, termasuk menargetkan fasilitas nuklir damai Iran. Jelas bahwa dalam keadaan seperti itu dan selama agresi rezim Zionis terhadap Iran terus berlanjut, berpartisipasi dalam negosiasi dengan pihak yang menjadi sponsor utama agresor tidak akan ada artinya.
Republik Islam Iran telah menangguhkan pembicaraan tidak langsung dengan Amerika Serikat karena beberapa alasan.
Di antara alasan-alasan ini adalah serangan brutal yang terus berlanjut oleh rezim Zionis terhadap rakyat, komandan militer, dan fasilitas nuklir Iran, dan dukungan langsung Amerika Serikat untuk tindakan-tindakan ini, yang membuat kelanjutan negosiasi dalam suasana seperti itu menjadi tidak masuk akal.
Selain itu, perilaku Washington yang kontradiktif, termasuk penerapan sanksi baru dan pernyataan bermusuhan oleh pejabat Amerika, telah mengurangi kepercayaan Iran terhadap Amerika Serikat.
Sementara itu, AS, di satu sisi, menyatakan kesediaannya untuk berunding dan, di sisi lain, memperketat sanksi atau menyerukan penghentian total pengayaan uranium di Iran, yang tidak dapat diterima dari sudut pandang Tehran.
Rezim Zionis, terutama yang berpusat pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah secara aktif melobi di Washington untuk menentang perundingan Iran-AS dan telah menyerukan peningkatan posisi anti-Iran.
Hal lain yang tidak disetujui adalah desakan Iran atas haknya yang sah untuk penggunaan energi nuklir secara damai, sementara Washington, bertentangan dengan peraturan internasional dan bahkan aturan Badan Energi Atom Internasional, telah menyerukan penghentian total.
Iran telah menangguhkan perundingan tersebut, dengan alasan kombinasi faktor politik, keamanan, dan diplomatik, termasuk dukungan AS terhadap rezim Zionis dan kegagalan Gedung Putih untuk mematuhi komitmen sebelumnya.
Tehran bersikeras bahwa mereka tidak akan kembali ke meja perundingan sampai kondisi untuk perundingan yang konstruktif tercipta.
Hal yang penting adalah bahwa Amerika selalu menjadi mitra utama rezim Zionis dalam kejahatan dan tindakannya yang mengobarkan peperangan.
Saat menghadapi perang propaganda Washington, Iran bertekad untuk melindungi hak dan tuntutannya yang sah.(sl)