Jun 09, 2023 10:09 Asia/Jakarta

Otoritas Ramallah mengakui bahwa kebijakan damai menjadi sebab turunnya popularitas Fatah.

Secara umum, Palestina memiliki dua faksi utama di bidang politik, yakni Fatah dan Hamas. Gerakan Jihad Islam Palestina termasuk gerakan penting Palestina, tapi enggan terlibat dalam bidang politik, serta senantiasa memboikot pemilu.

Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) tercatat faksi politik terpenting Palestina yang berpartisipasi dalam pemilu parlemen tahun 2005, dan berhasil menang serta membentuk pemerintahan. Selama bertahun-tahun lalu, isu pemilu selalu diangkat, tapi Otoritas Ramallah yang menyadari pudarnya popularitas Fatah, menolak mempersiapkan penyelenggaraan pemilu.

Hamas

Gerakan Fatah juga termasuk faksi politik terpenting Palestina yang menekankan perundingan damai dengan rezim Zionis Israel. Faksi ini mendapat dukungan dari negara-negara Arab yang menekankan perdamaian dengan Tel Aviv, serta mendapat dukungan pula dari kekuatan Barat. Faktor dukungan ini adalah pendekatan damai Gerakan Fatah terhadap rezim Zionis Israel.

Transformasi beberapa tahun terakhir di Palestina serta bumi pendudukan menunjukkan bahwa Fatah dan Otoritas Ramallah tengah mengalami penurunan dari sisi posisi politik dan rakyat di Palestina. Pendekatan damai tidak berujung pada stabilitas dan perdamaian bagi rakyat Palestina, tapi malah mendorong rezim Zionis semakin berani melakukan kekerasan lebih besar terhadap rakyat Palestina.

Selain pendekatan damai ini, sikap Fatah yang tidak mematuhi janjinya terhadap rakyat Gaza, khususnya membayar gaji pegawai di wilayah ini serta kegagalannya menjamin keamanan di Tepi Barat, juga menjadi faktor anjloknya popularitas faksi ini.

Sekaitan dengan ini, Mahmoud al-Aloul, politikus dan kritikus serta deputi Otoritas Ramallah mengatakan, kebijakan damai gerakan ini dengan Israel dan sikapnya yang tidak komitmen memenuhi janjinya, telah mendorong turunnya popularitas kelompok ini.

Poin penting adalah bahwa kegagalan pendekatan kompromi dalam gerakan Fatah begitu jelas dan terbuka sehingga beberapa anggota gerakan ini percaya pada perlawanan terhadap rezim Zionis dan menganggapnya sebagai satu-satunya cara untuk mengamankan kepentingan Palestina. Menurut laporan yang diterbitkan, beberapa anggota gerakan Palestina yang baru dibentuk, termasuk Arin al-Usud, adalah anggota Fatah. Selain itu, dalam dua tahun terakhir, Tepi Barat telah dipersenjatai melawan rezim Zionis, dan mempersenjatai Tepi Barat, di satu sisi, berarti menerima kegagalan kompromi dan negosiasi dengan rezim tersebut, dan di sisi lain, itu berarti perpecahan dalam Otoritas Ramallah dan gerakan Fatah.

Poin terakhir, menerima lemahnya posisi Fatah dan Otoritas Ramallah sama halnya dengan pengakuan resmi terhadap muqawama sebagai solusi tunggal melawan Israel, karena selama dua tahun terakhir, semakin lemah posisi kompromi, jumlahnya kelompok perlawanan Palestina entah bagaimana telah meningkat, di mana rezim Zionis telah mengalami kekalahan berulang kali melawan perlawanan Palestina. (MF)

 

Tags