Jul 28, 2024 16:22 Asia/Jakarta
  • Pengusiran Paksa Imigran; Upaya Prancis Sembunyikan Kondiri buruk Migran Paris dengan dimulainya Olimpiade

Parstoday- Menurut kelompok hak asasi manusia Perancis, menangani imigran pada saat yang sama dengan Olimpiade sepenuhnya bertentangan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam undang-undang pertandingan tersebut, dan yang terpenting adalah prinsip "martabat manusia, persahabatan, dan kesetaraan."

Pemerintah Prancis mengirim migran ke kota-kota kecil dalam tindakan diskriminatif beberapa hari sebelum Olimpiade Musim Panas 2024, sehingga memicu kemarahan publik di Prancis. Menurut Pars Today, walikota kota-kota kecil di Prancis semakin marah dengan perpindahan imigran dari ibu kota ke kotanya dan mengatakan bahwa ini adalah upaya pemerintah untuk membersihkan Paris bersamaan dengan Olimpiade Musim Panas 2024.

 

Terkait hal ini berbagai lembaga HAM Prancis menyatakan bahwa berdasarkan data yang tercatat, polisi Prancis satu tahun sebelum penyeleggaraan pertandingan Olimpiade, telah memindahkan 13 ribu orang baik imigran maupun pengungsi dari Paris.

 

Lembaga HAM ini meyakini bahwa langkah tersebut dimaksudkan untuk menyembunyikan pemandangan miskin dan mengenaskan di Paris.

 

Menurut lembaga HAM Prancis, Berurusan dengan imigran pada saat yang sama dengan Olimpiade sepenuhnya bertentangan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam statuta pertandingan ini, dan yang terpenting adalah prinsip "martabat manusia, persahabatan dan kesetaraan".

 

Jurnalis televisi al-Arabi menceritakan kondisi Paris sebelum penyelenggaraan pertandingan Olimpiade sebagai berikut: "Beginilah cara Paris mempersiapkan Olimpiade saat ini: jalanan bersih dan alun-alun yang dihiasi simbol dan warna yang terkait dengan Olimpiade; Namun di balik gambaran romantis Paris selama masa Olimpiade, terdapat realitas kemanusiaan yang pahit dan kelam. Pasukan keamanan telah menyingkirkan ribuan pengungsi dan migran dari pandangan publik."

 

Koordinator Dokter Lintas Batas (MSF) juga mengatakan: "Saat ini, untuk mencapai tempat kerja kami, saya harus melewati stasiun kereta api dan kereta bawah tanah, yang semuanya menjadi saksi banyaknya pasukan keamanan dan polisi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran kami terhadap masyarakat yang kami layani, yang banyak di antaranya tidak memiliki izin tinggal resmi."

 

Koran The Telegraph sebelumnya terkait keamanan yang ketat untuk pertandingan Olimpiade menulis: Paris menyaksikan kehadiran polisi dan militer terbesar setelah pendudukannya oleh Jerman. (MF)

 

 

 

 

Tags