Kepala Institut Italia: Revolusi Islam Iran Menunjukkan Bangsa Eropa, yang Didominasi Budaya AS, Jalan Kebebasan
https://parstoday.ir/id/news/world-i173986
Pars Today - Kepala Asosiasi Budaya Identitas Eropa di Italia mengacu pada dampak spiritual dan politik Revolusi Islam Iran pada konstelasi global, menilai peristiwa ini sebagai kebangkitan budaya yang hebat dan inspirasi bagi bangsa-bangsa.
(last modified 2025-06-11T06:22:46+00:00 )
Jun 11, 2025 13:20 Asia/Jakarta
  • Adolfo Morganti, Kepala Institut Budaya Identitas Eropa
    Adolfo Morganti, Kepala Institut Budaya Identitas Eropa

Pars Today - Kepala Asosiasi Budaya Identitas Eropa di Italia mengacu pada dampak spiritual dan politik Revolusi Islam Iran pada konstelasi global, menilai peristiwa ini sebagai kebangkitan budaya yang hebat dan inspirasi bagi bangsa-bangsa.

Menurut laporan Pars Today, Adolfo Morganti, dalam wawancara dengan IRNA pada hari Selasa, di sela-sela seminar khusus "Mistisisme dan Model Imam Khomeini; Kebangkitan Politik Kontemporer" yang diadakan di gedung Institut "Identitas Eropa" di Italia, menambahkan, Penerbit kami telah bekerja sama secara berkelanjutan dengan Kantor Konsultasi Kebudayaan Republik Islam Iran di Roma selama dua puluh tahun. Kerja sama ini dimulai pada tahun 2006 dengan penerbitan terjemahan bahasa Italia dari risalah Imam Khomeini yang berjudul "Pemerintahan Islam atau Velayat Faqih". Selain itu, selama lebih dari 10 tahun, kami telah aktif di tingkat nasional melalui Asosiasi Kebudayaan "Identitas Eropa", dan kami telah mencoba untuk memperkuat lingkup antaragama antara Islam dan Kristen Katolik.

Kepala Institut Budaya Identitas Eropa mengatakan, Lima tahun lalu, sebuah perjanjian ditandatangani antara University of Religions and Denominations Qom dan kursus pendidikan tinggi “Dialog Antar-Agama dan Hubungan Internasional”, yang dirancang bekerja sama dengan saya dan Profesor Franco Cardini. Kursus ini diajarkan di Universitas San Marino dan dikelola di bawah pengawasan Institut Studi Agama A. Marvelli dan Gereja Katolik setempat.

Ia juga menambahkan, Sebagai tanggapan atas pertanyaan “Bagaimana Anda menganalisis Revolusi Islam Iran dari perspektif intelektual dan historis?”, Revolusi Islam merupakan respons yang kuat terhadap kebuntuan Yalta pada tahun 1945 dan pembagian dunia menjadi dua blok, Timur dan Barat. Revolusi ini merupakan kebangkitan budaya dan spiritual yang dipersembahkan oleh salah satu negara tertua dalam sejarah umat manusia.

Morganti menekankan, Bagi kita yang telah dirugikan oleh dominasi budaya Amerika Serikat di Eropa, Revolusi Islam menunjukkan bahwa kita tidak hanya dapat dibebaskan dari dominasi kekuatan, tapi kita harus mengambil jalan ini dengan tekad.

"Revolusi Islam Iran tidak muncul dari ideologi sekuler modern mana pun. Sebaliknya, ia berakar pada tradisi Syiah yang mendalam yang telah ada selama beberapa abad. Karakteristik inilah yang menjadi titik pembedanya, dan kami memujinya sebagai contoh integrasi agama dan politik dalam makna ilahiahnya," tegas Morganti.

Pimpinan Institut Budaya Identitas Eropa menambahkan, Bagi kami, yang mengambil inspirasi dari tradisi Kristen Katolik yang telah berusia dua ribu tahun, Revolusi Islam menunjukkan bahwa agama tidak hanya memiliki dimensi individual, tetapi juga harus membentuk masyarakat, dan inilah perspektif yang dapat membebaskan masyarakat saat ini dari krisis identitas.

Merujuk pada situasi yang mengkhawatirkan di Palestina, Morganti mengatakan, Tidak diragukan lagi, saat ini di Tanah Suci, kita menyaksikan upaya fundamentalis Zionis untuk menghancurkan orang-orang yang telah hidup berdampingan dengan minoritas Kristen selama berabad-abad. Kejahatan ini telah melukai kehormatan dan martabat orang-orang beragama.

Dalam konteks ini, Morganti menekankan bahwa hanya melalui persatuan antara dunia Islam dan Kristen, kita dapat berdiri dan melawan bencana kemanusiaan ini. (sl)