Prancis dalam Kebuntuan; PM ketiga Mengundurkan Diri dalam Setahun, Pasar Eropa Jatuh
Pars Today - Sébastien Lecornu yang kurang dari satu bulan lalu dilantik sebagai perdana menteri Prancis dilaporkan mengundurkan diri.
Saluran televisi Prancis BFMTV melaporkan pada hari Senin (6/10/2025), mengutip Istana Elysee, bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menerima pengunduran diri Sébastien Lecornu sebagai Perdana Menteri. Menurut Pars Today, Sébastien Lecornu mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Prancis hanya beberapa minggu setelah pengangkatannya karena oposisi yang kuat terhadap komposisi kabinetnya dan krisis politik yang diakibatkannya, dan pengunduran dirinya telah memicu krisis politik yang sedang berlangsung di Prancis.
Pengunduran diri Perdana Menteri Prancis ketiga tahun ini, hanya beberapa jam setelah kabinet diperkenalkan, mencerminkan parahnya krisis politik di negara tersebut; krisis yang sekali lagi menempatkan Macron dalam posisi sulit dan memaksanya untuk memilih Perdana Menteri baru.
Pasar saham Eropa juga merosot tajam pada hari Senin, dengan indeks Prancis mencatat penurunan terbesar, sementara saham perbankan juga mengalami penurunan signifikan.
Para pakar politik meyakini pengunduran diri Lecornu, tanpa memberikan solusi atas krisis politik, telah meningkatkan kekhawatiran tentang masa depan politik dan ekonomi Prancis. Ia adalah perdana menteri ketujuh yang ditunjuk di bawah Macron, tetapi gagal memulihkan stabilitas politik di Paris.
Di sisi lain, Prancis menghadapi krisis ekonomi dan politik yang meluas pada Oktober 2025; menurut Euronews, pertumbuhan ekonomi negara itu turun menjadi 0,6 persen, utang publik mencapai lebih dari 113 persen PDB, dan defisit anggaran meningkat menjadi 5,8 persen.
Meningkatnya biaya pembayaran utang telah memberikan tekanan tambahan pada keuangan pemerintah, dengan tingkat pengangguran mencapai sekitar 7,8 persen. Konsumsi rumah tangga dan investasi korporasi juga menurun akibat ketidakstabilan politik dan kurangnya kejelasan mengenai prospek ekonomi.
Ketidakmampuan pemerintah untuk mengesahkan anggaran dan pengunduran diri perdana menteri secara berturut-turut merupakan tanda-tanda kebuntuan politik kronis di Prancis, suatu situasi yang tidak hanya mengikis kepercayaan investor tetapi juga meningkatkan risiko penurunan peringkat kredit.
Sementara itu, protes sosial dan penolakan yang meluas terhadap kebijakan penghematan telah menghadirkan tantangan serius bagi jalannya reformasi ekonomi. Perkembangan ini merupakan tanda meningkatnya ketidakpercayaan publik dan ekonomi terhadap pemerintah Prancis dan dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar keuangan dalam beberapa hari mendatang.
Menurut para analis, situasi saat ini sekali lagi menyoroti lemahnya kepemimpinan dan rapuhnya struktur pemerintahan di Prancis; negara yang pernah dianggap sebagai pusat stabilitas politik dan ekonomi di Eropa, kini berjuang melawan krisis beruntun dan kebingungan manajerial. (MF)