Kapasitas Maknawi dan Sosial Haji dalam Perspektif Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebut haji sebagai simbol partisipasi, persatuan dan kekuatan umat Islam dalam menghadapi musuh. Rahbar juga menilai haji sebagai sebuah kapasitas maknawi dan sosial luar biasa, serta tempat untuk menunjukkan akidah dan menjelaskan sikap umat Islam.
Haji adalah salah satu kewajiban besar Ilahi yang ditekankan baik dalam Al Quran maupun hadis. Akan tetapi penyelenggaraan manasik haji membutuhkan keamanan dan ketenangan sehingga jemaah haji bisa melaksanakan ibadah haji secara optimal. Pada musim haji tahun 1436 Hq (2015) terjadi dua insiden, jatuhnya crane besar di Masjidil Haram dan tewasnya ribuan jemaah haji dalam bencana Mina yang menewaskan 464 warga Iran.
Peristiwa menyedihkan itu menjadi kenangan buruk bagi seluruh jemaah haji dan Muslimin dunia. Oleh karena itu tahun lalu, Iran mendesak Arab Saudi untuk memberikan jaminan keamanan dan penghormatan terhadap jemaah haji Iran. Tapi pemerintah Riyadh mengabaikan tuntutan yang merupakan kewajiban setiap tuan rumah tersebut, sehingga jemaah haji Iran tidak bisa melaksanakan ibadah haji tahun lalu. Namun tahun ini pemerintah Saudi akhirnya menerima tanggung jawab itu dan Iran pun mengirim jemaah hajinya.
Sebelum pemberangkatan jemaah haji Iran, para petugas haji negara ini bertemu dengan Rahbar. Selain menyampaikan laporan, mereka juga mendapatkan arahan dari Rahbar. Dalam pertemuan itu, Ayatullah Khamenei menyinggung penggalan ayat 125 Surat Al Baqarah yang menjelaskan tentang urgensi keamanan dalam ibadah haji.
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا....
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman".
Al Quran menjelaskan, Tuhan menjadikan tempat ini (Mekah) sebagai tempat berkumpulnya Muslimin dan merupakan tempat yang aman. Keamanan sangat penting, keamanan jemaah haji adalah salah satu masalah yang sangat urgen. Kami tidak akan melupakan insiden pahit musim haji tahun 2015. Peristiwa menyedihkan bagi umat Islam dan rakyat Iran itu tidak akan pernah terlupakan. Rahbar menegaskan, selain keamanan, ketenangan dan kemuliaan, jemaah haji juga harus telrindungi sehingga bisa menjalankan ibadahnya tanpa kekhawatiran. Setiap negara dihimbau agar secara aktif menuntut hak yang sama bagi jemaah hajinya.
Di seluruh dunia, negara tuan rumah bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan orang-orang yang berkunjung ke negara itu. Tuan rumah jemaah haji adalah pemerintah Saudi yang berkewajiban menyediakan lingkungan yang aman dan tenang bagi jemaah haji. Meski pemerintah Saudi beberapa kali terbukti melanggar komitmennya dalam menyelenggarakan manasik haji, namun Iran berharap bencana-bencana yang terjadi sebelumnya tidak terulang.
Rahbar terkait keputusan Iran untuk kembali memberangkatkan jemaah haji ke tanah suci mengatakan, patut disyukuri, pejabat pemerintah Iran di Dewan Tinggi Keamanan Nasional sudah berkumpul, berpikir dan mengkaji berbagai dimensi masalah yang ada. Akhirnya mereka sampai pada kesimpulan haji harus tetap ada dan kami berharap, insyaallah manasik haji tahun ini dapat diselenggarakan lebih baik.
Alasan penegasan dan desakan Iran untuk melaksanakan ibadah haji yang merupakan kewajiban agung ini adalah dampak individual dan sosialnya yang sungguh besar. Rahbar terkait dampak individual dan maknawi haji mengatakan, haji adalah kewajiban yang sangat penting, mungkin tidak ada kewajiban yang lebih penting bagi kita dari haji. Pertama, karena di dalam kewajiban besar dan luas ini, terdapat banyak kapasitas maknawi yang sedemikian besar. Setiap orang yang ingin menjalin hubungan maknawi dengan Tuhan, mencari nilai spiritualitas dan semacamnya, dapat menemukan banyak kesempatan dan kapasitas luar biasa di sini. Jika kita tahu nilai ibadah ini, jika kita mencari maknawiah, maka kapasitas haji jauh lebih besar dibanding kewajiban-kewajiban agama lainnya.
Untuk mendapatkan spiritualitas, Rahbar menganjurkan untuk selalu ikut shalat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, membaca Al Quran, memperhatikan amalan hari Arafah dan ritual ibadah lainnya. Ia menerangkan, dalam ritual haji, lebih dari apapun, seorang jemaah haji harus berusaha memperbaiki diri, hati dan jiwanya sehingga ia bisa meraih nilai-nilai maknawi yang agung. Jika bisa seperti ini, maka hasil sosial haji juga akan diraih berkat bantuan Allah Swt.
Akan tetapi apa sebenarnya hasil sosial haji yang dimaksud Rahbar itu ? selain menekankan dimensi individu haji, Rahbar juga menyinggung kekhususan haji lain yaitu kapasitas sosial. Terkait hal ini Rahbar menuturkan, Islam menyandarkan diri pada spiritualitas, tapi spiritualitas Islam bukan berarti mengucilkan diri, menganut cara kependetaan, atau menghindar dan menjauhi masyarakat. Kewajiban dan ibadah agung yang memiliki kapasitas spiritualitas paling besar, tidak lain adalah kewajiban agama yang memiliki kapasitas sosial terbesar.
Oleh karena itu, Rahbar menganggap haji sebagai simbol partisipasi, persatuan dan kekuatan umat Islam yang dapat digunakan untuk menghadapi musuh. Beliau juga menyebut haji sebagai sebuah kapasitas spiritualitas agung di samping kapasitas sosial dan merupakan tempat untuk menunjukkan akidah dan menjelaskan sikap umat Islam. Rahbar meyakini, dalam ritual haji, ratusan ribu Muslim dapat saling bertukar informasi terkait situasi dan kondisi negara masing-masing. Beliau menjelaskan, bangsa-bangsa Muslim saling mengenal selama haji, menjalin persahabatan, menyingkirkan berbagai tuduhan, mengurangi permusuhan dan secara perlahan menghapuskannya, mendekatkan hati-hati mereka, saling membantu, negara-negara dapat saling membantu, rakyatnya bisa saling membantu, inilah haji.
Muslimin dunia yang memiliki banyak kesamaan, hari ini berhadapan dengan upaya perpecahan internal dan eksternal. Rahbar menganggap haji sebagai posisi untuk menunjukkan persatuan dan merupakan tempat yang tepat untuk mengakhiri pertikaian. Beliau mengatakan, masalah persatuan umat Islam dalam haji juga harus sangat diperhatikan. Hari ini, mereka mengeluarkan uang, membelanjakan milyaran untuk menciptakan pertikaian di antara mazhab-mazhab Islam, menciptakan permusuhan. Tidak ada seorangpun yang boleh membantu upaya perpecahan ini. Setiap orang yang membantu konspirasi mereka, maka akan menerima konsekuensi maknawi dan Ilahinya dari dosa besar ini.
Masalah penting lain yang ada dalam ritual agung haji adalah pemanfaatan peluang langka untuk menunjukkan kebencian dan bara'ah pada musuh Islam dan Muslimin. Ayatullah Khamenei terkait hal ini mengatakan, masalah bara'ah begitu kami tekankan dan alasannya karena Imam Khomeini berkata, haji tidak akan diterima tanpa bara'ah. Di dalam haji, umat Islam dapat menjelaskan sikap yang benar dan disepakati oleh semuanya. Disepakati dan diterima oleh siapa ? oleh bangsa-bangsa dunia. Negara mungkin saja berpikir lain, bertindak lain, yang jika kita lihat, banyak negara Muslim sungguh disayangkan melangkah di luar kehendak rakyatnya, tapi isi hati rakyat berbeda. Haji adalah tempat bagi bangsa-bangsa dunia untuk bisa menunjukkan sikap mereka terkait berbagai peristiwa.
Revolusi Islam Iran selalu memberikan perhatian khusus pada masalah Palestina. Oleh karena itu, Iran selalu terdepan dalam membela rakyat Palestina. Rahbar dalam pertemuannya dengan para petugas haji Iran menegaskan, masalah Palestina tidak boleh dilupakan dalam haji. Ini masalah yang penting. Masalah Palestina dalam 67 tahun terakhir selalu menyita perhatian dunia. Terkadang dalam kadar yang besar, kadang kecil. Hari ini masalah Palestina termasuk masalah yang paling banyak menyita perhatian, itu dikarenakan kebengisan rezim Zionis Israel dan karena pengkhianatan sejumlah penguasa negara Muslim. Namun demikian, hari ini masalah utama Dunia Islam adalah Palestina.
Maksud Rahbar dengan kebengisan Zionis adalah aksi penyerangan mereka terhadap Masjid Al Aqsa yang terus didiamkan oleh pemerintah negara-negara Muslim. Beliau menuturkan, sekarang muncul masalah Masjid Al Aqsa, masalah Al Quds, masalah ini bukan masalah kecil. Zionis sekarang sudah lancang, menganggap dirinya berhak mempersulit pemilik Masjid Al Aqsa yaitu Muslimin. Ini sikap kurang ajar yang dilakukan rezim Zionis. Jelas, hati umat Islam bergetar ketika mengingat Masjid Al Aqsa, di mana umat Islam dapat menemukan tempat yang lebih baik dari Masjidil Haram, Mekah, Madinah, Arafah, Masy'ar dan Mina.
Secara umum, Rahbar menilai haji sebagai sebuah kesempatan yang tepat bagi Muslimin untuk menunjukkan pandangannya terkait berbagai masalah. Beliau mengungkapkan, haji adalah tempat terbaik bagi umat Islam dari seluruh negara dunia untuk bisa menunjukkan sikap, menunjukkan akidah. Haji punya kapasitas seperti ini, maka tidak boleh disia-siakan. Menurut beliau, haji adalah kongres besar untuk mengungkap intervensi Amerika Serikat di negara-negara Muslim, upaya negara itu melahirkan dan mempersenjatai kelompok-kelompok teroris Takfiri dan mendukung Israel. Selain itu haji adalah momen untuk mengumumkan dukungan atas rakyat tertindas Yaman, Bahrain dan yang lainnya.