Aug 30, 2019 15:01 Asia/Jakarta
  • 30 Agustus 2019
    30 Agustus 2019

1377 tahun yang lalu, tanggal 28 Dzulhijjah 63 HQ, tentara Yazid bin Muawiyah membantai 10 ribu rakyat Madinah.

Setelah peristiwa Karbala yang berujung syahadah Imam Husein as dan sahabatnya serta ditawannya keluarga beliau, sejumlah warga Madinah pergi ke Syam untuk mengenal lebih dekat perilaku Yazid bin Muawiyah. Sekembalinya mereka di Madinah, mulailah mereka mengungkapkan kefasikan Yazid. Kaki tangan Yazid seperti Utsman bin Muhammad bin Abi Sufyan dan Marwan bin Hakam serta mereka yang masih keturunan Bani Umayah diusir dari Madinah. Pasca pengusiran itu, rakyat Madinah berbaiat kepada Abdullah bin Hanzhalah.

Ketika berita ini sampai ke telinga Yazid bin Muawiyah, ia memerintahkan Muslim bin Uqbah yang terkenal akan kesadisannya bersama sepasukan tentara menuju Madinah. Bala tentara Syam berada di bebatuan di luar kota Madinah yang lebih dikenal dengan nama Harrah dan berjarak sekitar satu kilo meter dari Masjid Nabawi.

Pada 28 Dzulhijjah, pasukan Yazid terlibat perang dengan rakyat Madinah. Setelah banyak yang gugur syahid dari rakyat Madinah, mereka kemudian melarikan diri ke dalam kota Madinah. Pasukan Yazid tidak membiarkan rakyat Madinah begitu saja dan mulai mengejar mereka.

Selama tiga hari Muslim bin Uqbah menghalalkan apa saja yang ada di kota Madinah dan terjadilah kejahatan yang luar biasa. Dalam tiga hari itu banyak perempuan Madinah yang menjadi sasaran pemerkosaan, bahkan dilakukan di Masjid Nabawi.

Beberapa hari setelah melakukan kejahatan tidak berperikemanusiaan ini, Muslim bin Uqbah menuju Mekah dan melakukan kejahatan lainnya di sana. Namun serangan brutal pasukan Muslim bin Uqbah di Madinah telah merenggut nyawa lebih dari 10 ribu warga Madinah dan peristiwa itu akhirnya dikenal dengan nama Harrah.

Ledakan di Gedung PM Iran, Syahidnya Rajai dan Bahonar

38 tahun yang lalu, tanggal 8 Shahrivar 1360 HS, Mohammad Ali Rajai, Presiden Iran dan Mohammad Javad Bahonar, Perdana Menteri Iran pada waktu itu, gugur syahid akibat ledakan bom di kantor Perdana Menteri di Teheran.

Peledakan bom ini dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin al-Khalq.

Syahid Rajai memulai aktivitas sosialnya dengan menjadi guru. Bersamaan dengan melakukan tugasnya sebagai guru, beliau juga aktif berjuang melawan rezim despotik Shah Pahlevi. Akibatnya, Rajai harus berkali-kali dipenjara dan mengalami berbagai kesulitan besar. Setelah kemenangan Revolusi Islam dan  Republik Islam Iran berdiri, Rajai menjabat posisi menteri pendidikan dan pengajaran, anggota Majelis Perwakilan Islami, perdana menteri, dan terakhir menjadi presiden.

Ketika Syahid Rajai menjabat sebagai Presiden, posisi perdana menteri dipegang oleh Doktor Bahonar. Doktor Bahunar adalah seorang ruhaniwan Islam dan pejuang garis depan dalam melawan rezim Shah.

Setelah syahidnya kedua pemimpin besar Iran yang sangat dikenal keikhlasan dan kerendahhatiannya ini, Imam Khomeini menyatakan, "Keutamaan kedua syahid ini adalah karena mereka pemimpin yang selalu bersama dengan rakyatnya."

 

Timor Timur Berpisah dari Indonesia

20 tahun yang lalu, tanggal 30 Agustus 1999, Timor Timur menjadi sebuah negara independen dan digantinamanya menjadi Timor Leste.

Kepulauan Tim-tim dan sebagian kepulauan Indonesia lainnya pada tahun 1511 dijajah oleh Portugis. Kemudian, pada pertengahan abad ke-19, Belanda menjajah kepulauan Indonesia kecuali Timtim yang masih tetap dikuasai Portugis. Pada tahun 1945, Indonesia meraih kemerdekaannya sementara Timtim masih terus dijajah hingga tahun 1976.

Pada tahun itu pula, tentara Indonesia masuk ke Timtim dan memasukkan Timtim ke dalam wilayah Indonesia. Setelah jatuhnya Suharto dari kursi kepresidenan tahun 1998, perjuangan rakyat Timtim semakin menguat dan mendapat dukungan PBB dan negara-negara barat sampai akhirnya berhasil merdeka setelah diadakan referendum.