Andy: Kami Bertugas untuk Kembangkan Bulutangkis Asia
Eksekutif Pengembangan Badminton Asia Muhammad Andy Ardiansyah mengatakan, kami bertugas untuk mengembangkan bulutangkis di negara-negara yang di cabang olahraga ini belum berkembang.
"Development executive adalah bagian untuk mengembangkan bulutangkis di negara-negara yang bulutangkisnya memang kurang berkembang," kata Andy Ardiansyah dalam wawancara singkat dengan Parstoday di sela-sela berlangsungnya The 28th Iran Fajr International Challenge 2019.
Dia juga menyinggung Iran Fajr International Challenge 2019 yang digelar di Kompleks Olahraga Enghelab Karaj, sekitar 54 km dari Tehran, ibu kota Republik Islam Iran dari Senin-Kamis, 4-7 Februari 2019.
Andy menuturkan, di turnamen ini, kita ada beberapa negara yang masih kurang kuat bulutangkisnya, seperti negara Irak, Yordania dan Iran sendiri, yaitu negara-negara di kawasan Asia Barat. Jadi, lanjutnya, kita membantu negara-negara yang mengikuti kejuaraan ini.
Eksekutif Pengembangan Badminton Asia itu menjelaskan, sebelum mereka datang ke Iran untuk mengikuti Iran Fajr International Challenge 2019, kita bantu mengadakan training camp. Jadi, training ini seperti pemusatan latihan untuk negara-negara tersebut.
Menurutnya, bagian development executive tidak hanya mengembangkan pemain saja, tetapi juga mengembangkan pelatihnya dan mengembangkan bulutangkis di sekolah-sekolah dan guru-gurunya.
Terkait pengembangan bulutangkis di Iran, Andy menandaskan, saya datang ke Iran tahun 2012 untuk mengadakan penataran pelatih-pelatih bulutangkis di negara ini.
Setelah itu, lanjutnya, saya datang tahun 2013 datang kembalike Iran untuk penataran guru-guru, yaitu memberikan pendirikan kepada para guru tentang bagaimana caranya untuk mengajarkan bulutangkis di sekolah-sekolah dasar.
Saat ditanya mengenai potensi para pebulutangkis Iran, Eksekutif Pengembangan Badminton Asia mengatakan, dilihat dari postur dan fisik, pebulutangkis Iran memiliki potensi, namun mereka memerlukan skills dan dasar-dasar tentang cara bermain bulutangkis.
Andy juga memberikan saran bahwa jika pebulutangkis Iran ingin maju maka disarankan untuk mendatangkan pelatih yang mumpuni untuk memberikan pelatihan dengan porsi yang sesuai dengan negara-negara seperti Indonesia, Malaysia atau Cina, di mana hasilnya akan bisa dilihat dalam 2-3 tahun ke depan, yang dipastikan akan mengalami kemajuan di cabang olahraga ini.
Di akhir percakapan singkat tersebut, Andy berharap dengan adanya upaya dari pengembangan Badminton Asia ini, bulutangkis akan bisa merata di kawasan Asia sehingga cabang olahraga ini tetap ada di olimpiade. Semakin banyak negara yang bermain bulutangkis maka semakin besar pula peluang untuk bertahan di olimpiade, sebab, olimpiade adalah pesta olahraga terbesar di dunia.
Pada kejuaraan The 28th Iran Fajr International Challenge 2019, pasangan pebulutangkis ganda putri Indonesia, Nita Violina Marwah/Putri Syaikah Juara I The 28th Iran Fajr International Challenge 2019.
Di pertandingan final yang berlangsung Kamis siang, 7 Februari 2019, Nita/Putri menang atas ganda putri Turki, Bengisu Ercetin/Nazlıcan Inci dengan skor 21-17, 21-18.
Pasangan ganda putra Indonesia Adnan Maulana/Ghifari Anandaffa Prihardika juga Juara I setelah mengalahkan pasangan Indonesia, Pramudya Kusumawardana Riyanto/Yeremia Erich Yoche Yacob, 21-18, 21-13.
Dengan demikian, Juara I dan II untuk ganda putra The 28th Iran Fajr International Challenge 2019 disabet oleh para atlet dan pebulutangkis Indonesia.
Sementara pasangan ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin berada di peringkat 3/4 setelah kalah dalam semi final melawan ganda putra Indonesia, Pramudya/Yeremia dengan skor 19-21, 21-13, 15-21.
Selain itu, pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Choirunnisa meraih Juara II The 28th Iran Fajr International Challenge 2019. Choirunnisa melawan pebulutangkis Thailand, Supanida Katethong yang berakhir dengan 16-21, 13-21.
The 28th Iran Fajr International Challenge 2019 digelar di Kompleks Olahraga Enghelab Karaj dalam rangka memperingati Kemenangan Revolusi Islam Iran ke-40. Event ini berlangsung sejak Senin dan berakhir Kamis, 7 Januari 2019.
Para peserta berasal dari Indonesia, Iran, Irak, Yordania, Azerbaijan, Cina, Singapura, Austria, Malaysia, Thailand, Turki, Ukraina, India, Portugal, Mauritius, Malta, Armenia, Italia, Sri Lanka, Rusia, Bulgaria, Luxembourg (Luksemburg), Hongaria, Republik Ceko, Estonia, Polandia, Moldova dan Islandia. (RA)