Iran Aktualita, 22 Juli 2021
-
Rahbar Ayatullah Khamenei
Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting seperti Pesan Haji Rahbar tahun ini.
Selain itu, masih banyak isu lainnya seperti nasib perundingan Wina, seputar krisis Afghanistan dan sikap Iran, tekad militer Iran kejar kemajuan, Iran Buka Pusat Unit Reaksi Cepat di Pangkalan Udara Isfahan
Rahbar: AS Marah pada Iran karena Ajak Dunia Melawan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam pesannya untuk umat Islam dunia bertepatan dengan musim haji tahun ini mengatakan, seluruh upaya Iran dikerahkan untuk melawan campur tangan dan kejahatan Amerika Serikat serta kekuatan lain, dan meraih masa depan Dunia Islam dengan bersandar pada ajaran Islam.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (19/7/2021) dalam pesannya menuturkan, harapan berkepanjangan untuk mengunjungi Baitullah merupakan ujian yang akan berlalu, dan pesan-pesan haji tidak akan pernah luntur, dan perlawanan menghadapi kekuatan-kekuatan agresor terutama AS termasuk di antara pesan luhur haji.
Rahbar menyinggung berbagai permasalahan dan kesulitan yang Dunia Islam, dan menurutnya, menjaga elemen-elemen perlawanan dan kebangkitan terutama di Palestina, Yaman dan Irak merupakan realitas penuh harapan yang muncul di kawasan.
Ia menegaskan, "Janji Ilahi yang pasti ditepati adalah bantuan kepada para pejuang, dan buah pertama dari perjuangan ini mencegah AS dan negara arogan lain mencampuri serta melakukan kejahatan di negara-negara Muslim."
Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Seluruh upaya Republik Islam Iran yang membuat kubu arogan dunia cemas dan marah adalah mengajak kepada perlawanan. Perlawanan menghadapi intervensi dan kejahatan AS serta kekuatan agresor lain, serta meraih kesadaran akan masa depan Dunia Islam dengan bersandar pada ajaran Islam."
Ia menambahkan, "Jelas AS dan sekutunya sangat sensitif dengan kata 'perlawanan', dan siap melancarkan berbagai bentuk permusuhan terhadap 'Front Perlawanan Islam'. Kerja sama sebagian negara kawasan dengan AS dan sekutunya juga merupakan kenyataan pahit dalam kerangka berlanjutnya kejahatan tersebut."
Menurut Rahbar, upaya propaganda AS untuk menyimpangkan tekad, tuntutan dan kinerja para pemuda pemberani kubu perlawanan di Irak, Suriah, Lebanon dan negara lain, kemudian menyalahkan Iran atau sumber yang lain, jelas merupakan penghinaan terhadap para pemuda pemberani dan bangkit itu, dan ini disebabkan oleh tidak dimilikinya pemahaman yang benar oleh AS terkait bangsa-bangsa kawasan.
Pemahaman keliru ini, katanya, menyebabkan AS harus menanggung kehinaan di Afghanistan, setelah masuk ke negara itu 20 tahun lalu dengan penuh kebisingan, dan setelah penggunaan persenjataan, bom dan tembakan terhadap warga sipil tanpa perlindungan, mereka merasa terjebak, lalu menarik pasukan serta peralatan militernya dari sana.
"Akan tetapi rakyat Afghanistan yang sadar harus berhati-hati terhadap instrumen intelijen dan senjata-senjata lunak AS di negara mereka, dan harus berdiri menghadapinya dengan penuh kewaspadaan," ujar Rahbar.
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Bangsa-bangsa kawasan telah membuktikan bahwa mereka sadar dan waspada, dan memisahkan jalan serta strategi mereka dari beberapa negara yang bahkan demi memuaskan keinginan AS, bersedia menyerah pada Washington dalam masalah vital semacam Palestina."
Araqchi: Kelanjutan Perundingan Wina Tunggu Pemerintahan Baru Iran
Seyed Abbas Araghchi, kepala delegasi Iran untuk perundingan JCPOA menyatakan bahwa pembicaraan Wina harus menunggu pemerintah baru di Iran.
"Kami berada dalam masa transisi kekuasaan secara demokratis yang sedang berlangsung di Tehran," cuit Araghchi, Sabtu (17/7/2021) malam.

"Tentu saja pembicaraan Wina harus menunggu pemerintah baru di Iran," tegas wakil menlu Iran.
Dia menegaskan bahwa Amerika Serikat dan Inggris harus memahami hal ini dan berhenti menghubungkan masalah lain dengan JCPOA.
"Menahan pertukaran (tawanan) sebagai sandera untuk tujuan politik akan menyebabkan hilangnya pertukaran dan kesepakatan," papar diplomat senior Iran ini.
"10 tahanan dari semua pihak dapat dibebaskan besok, jika Amerika Serikat dan Inggris memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian yang telah disepakati," pungkasnya.
Dewan Kebangkitan Islam akan Gelar Pertemuan Bahas Krisis Afghanistan
Dewan Kebangkitan Islam mengadakan pertemuan membahas perkembangan Afghanistan yang sedang menghadapi eskalasi krisis.
Pertemuan yang akan digelar pekan depan dihadiri sejumlah pejabat Afghanistan dan tokoh Iran.
Pertemuan Afghan-Afghan baru-baru ini juga diadakan di Tehran dengan partisipasi perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Taliban baru-baru ini mengklaim menguasai lebih dari 85 persen wilayah Afghanistan, tapi Kementerian Pertahanan Afghanistan membantah klaim Taliban tersebut.
Iran Tutup Perbatasannya dengan Afghanistan Lima Hari
Juru bicara Dinas Bea Cukai Republik Islam Iran mengatakan perbatasan negara ini dengan Afghanistan akan ditutup selama lima hari.
Sayid Rohullah Latifi, Minggu (18/7/2021) mengumumkan, mulai besok, Senin hingga Jumat, perbatasan Iran dan Afghanistan kembali akan ditutup, dan tidak akan menerima barang ekspor atau impor.
Ia menambahkan, penutupan ini dilakukan karena tibanya Hari Raya Idul Adha, Hari Arafah, oleh karena itu para pelaku usaha dan mereka yang memiliki keperluan bea cukai, diminta untuk tidak mengirim barangnya dalam lima hari ini.
Jubir Dinas Bea Cukai Iran menjelaskan, mulai hari Sabtu minggu depan aktivitas bisnis di perbatasan Iran-Afghanistan akan dimulai kembali.
Pertempuran yang terjadi di dalam wilayah Afghanistan, telah mempengaruhi aktivitas perdagangan dua negara, sehingga dua pintu perbatasan Dogharoon, dan Mahiroud ditutup, namun mulai minggu lalu kedua pintu perbatasan itu sudah dibuka kembali, dan arus impor-ekspor kedua negara sudah normal.
Brigjen Nasirzadeh: Militer Iran Terus Mengejar Kemajuan
Komandan Angkatan Udara Militer Iran mengatakan, misi angkatan bersenjata dan personel angkatan udara militer adalah meng-upgrade diri dan mengejar kemajuan.
"Iran berada dalam sorotan musuh, orang-orang jahat dan para politisi, karena ia kuat dan mandiri," kata Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh, Komandan Angkatan Udara Militer Iran pada Kamis, 15 Juli 2021.

"Ini sudah terbukti dan musuh merasa terancam karena mereka menemukan fenomena baru yang berbicara kebenaran," tambahnya seperti dilansir IRNA.
Hal itu disampaikan Brigjen Nasirzadeh dalam sambutannya pada upacara serah terima jabatan komandan Pangkalan Udara Shahid Abbas Babaei di kota Isfahan.
Dia mengatakan selama Perang Pertahanan Suci, pangkalan ini menjalankan misi pertahanannya dengan baik dengan melindungi daerah-daerah vital, mengawal kapal tanker, melindungi pelabuhan dan mempertahankan perputaran roda ekonomi.
"Pangkalan ini memainkan peran penting dalam penangkapan teroris, Abdolmalek Rigi. Jet-jet tempur pangkalan ini bekerja sama dengan pangkalan Bandar Abbas untuk memblokir rute pesawat yang membawa penjahat tersebut," jelasnya.
Brigjen Nasirzadeh menegaskan dunia menyadari bahwa zona udara Iran tidak dapat digunakan oleh seorang penjahat.
Gembong teroris Jundullah, Abdolmalek Rigi dibekuk oleh pasukan intelijen Iran pada Februari 2010 dan dieksekusi pada bulan Juni atas 79 tindak kriminal, termasuk pembunuhan, perampokan bersenjata, operasi pengeboman, serta serangan bersenjata terhadap warga sipil dan aparat Iran.
Iran Buka Pusat Unit Reaksi Cepat di Pangkalan Udara Isfahan
Komandan Angkatan Udara Militer Iran mengabarkan pembukaan Pusat Unit Reaksi Cepat di Pangkalan Udara Isfahan.
Pusat Unit Reaksi Cepat Shahid Fakouri, di Pangkalan Udara Shahhid Babaei, Isfahan, Jumat (16/7/2021) diresmikan oleh Komandan AU Militer Iran, Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh.
Dalam kesempatan itu Komandan AU Militer Iran mengaku puas dengan kinerja baik pangkalan, fasilitas, dan Unit Reaksi Cepat Shahid Fakouri.
Ia menuturkan, dewasa ini dengan memperhatikan situasi sensitif Iran, dan kebutuhan untuk melindungi keamanan negara, kesiapan unit-unit operasi bagi Angkatan Bersenjata, sangat penting.
Pusat Unit Reaksi Cepat dibentuk di instansi-instansi semacam unit pemadam kebakaran, dan AU Militer Iran, dengan maksud untuk melawan ancaman di dalam negeri termasuk kerusuhan, kekacauan dan bencana alam.