Iran Aktualita, 22 Juli 2023
(last modified Sat, 22 Jul 2023 12:47:00 GMT )
Jul 22, 2023 19:47 Asia/Jakarta
  • Armada Angkatan Laut Amerika Serikat.
    Armada Angkatan Laut Amerika Serikat.

Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah hal penting, di antaranya, tanggapan negara ini atas penempatan kapal perusak dan jet tempur Amerika Serikat di Selat Hormuz.

Menteri Pertahanan Iran menanggapi penempatan kapal perusak dan jet tempur Amerika Serikat di Selat Hormuz, dengan menegaskan bahwa Republik Islam Iran saat ini berdaulat dan tidak dapat diancam oleh siapa pun.

Brigadir Jenderal Mohammadreza Ashtiani, Menteri Pertahanan Iran di sela-sela pertemuan dengan pejabat pemerintah Iran hari Rabu (19/7/2023) mengatakan, "Amerika Serikat sedang mengejar kepentingannya sendiri, tetapi Republik Islam Iran yang berdaulat dan memiliki kemampuan yang tidak dapat diancam oleh pihak manapun,".

Menteri Pertahanan Iran juga menyinggung pertemuannya dengan mitra dari Bolivia, dan menegaskan rencananya untuk memperkuat dan meningkatkan kerja sama untuk melawan kebijakan hegemonik Barat. 

"Negara-negara Amerika Latin berada di poros perlawanan dan kemerdekaan, serta berada di jalur untuk melawan hegemoni dan unilateralisme Amerika Serikat," tegasnya.

Brigadir Jenderal Ashtiani mengungkapkan bahwa Iran adalah kekuatan drone di dunia dan yang memainkan peran penting dalam bidang pertempuran, pengintaian dan urusan pertanian, layanan dan industri.

Produksi Baja Iran Meningkat

Asosiasi Produsen Baja Iran mengumumkan peningkatan 10 persen dalam produksi baja di negara ini.

Data menunjukkan bahwa Iran berada di antara 10 produsen pertama baja di dunia.

Asosiasi Produsen Baja Iran mengumumkan, produksi berbagai produk tengah rantai baja telah meningkat sebesar 10,5 persen pada kuartal pertama tahun ini (1402 Hs) atau 2023.

Berdasarkan data yang dirilis triwulan pertama tahun ini oleh Asosiasi Produsen Baja Iran, produksi baja sedang negara ini mencapai 9,478 juta ton.

Total dalam triwulan tahun ini, produksi baja di banding dengan waktu serupa tahun sebelumnya mengalami peningkatan lima persen.

Menhan: Pengokohan Hubungan Iran dan Bolivia, sebuah Keharusan Strategis

Menteri Pertahanan Iran menyebut pengokohan hubungan Iran dan Bolivia sebuah keharusan dan mengatakan, melawan politik hegemonik perlu dilakukan dengan memperkuat kemauan dan meningkatkan kerja sama.

Seperti dilaporkan MNA, Menhan Iran, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Qaraei Ashtiani Minggu (16/7/2023) dalam pertemuan dengan Menhan Bolivia, Edmundo Novillo Aguilar di Tehran seraya mengucapkan selamat atas kemerdekaan negara ini setelah perjuangan selama 16 tahun, mengatakan, "Amerika Latin dan terutama negara-negara revolusioner dan merdekanya memiliki kepentingan khusus dalam kebijakan luar negeri dan pertahanan Republik Islam Iran, dan hubungan Republik Islam Iran dengan negara-negara sahabat dan sekutu di Amerika Latin, termasuk Bolivia, adalah contoh dari hubungan antar negara independen."

Seraya menjelaskan bahwa kebijakan era unilateralisme telah gagal, Ashtiani mengungkapkan, dunia sedang bertransisi ke sistem internasional baru di mana sekelompok negara merdeka mencari partisipasi yang lebih besar di arena regional dan global, dan sementara itu, Iran dan Bolivia sebagai dua negara merdeka dan revolusioner dapat memainkan peran di dua geografi yang berbeda.

Brigjen Ashtiani seraya mengumumkan kesiapan Iran menyuplai kebutuhan pertahanan dan teknologi maju pemerintah Bolivia untuk melawan ancaman kubu hegemonik dunia, menambahkan, pengokohan hubungan pertahanan bilateral akan meningkatkan kekuatan pertahanan pemerintah Bolivia.

Sementara itu, menteri pertahanan Bolivia seraya menjelaskan bahwa bangsa-bangsa yang berusaha untuk kebebasannya harus bersatu dengan berbagai metode dan bentuk, mengatakan, pertemuan dengan Menteri Pertahanan Iran akan meningkatkan peluang pendalaman hubungan untuk tujuan bersama kedua negara.

Menhan Bolivia bersama delegasi tinggi berkunjung ke Republik Islam Iran.

Kunjungan ke Tehran, Pejabat Tinggi Militer Pakistan Bertemu Menlu Iran

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amirabdollahian menyambut kunjungan Panglima Militer Pakistan Jenderal Sayid Asim Munir di gedung Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada hari Minggu, 16 Juli 2023.

Delegasi kedua negara menggelar dialog dan diskusi mengenai isu-isu penting di beberapa sektor kepentingan Iran dan Pakistan.

Kunjungan Munir ke Tehran berlangsung ketika perbatasan bersama antara Iran dan Pakistan masih menjadi tempat aman bagi kelompok-kelompok teroris dan musuh Republik Islam Iran. Di antara kelompok teroris ini menamakan diri sebagai Jaishul 'Adl.

Serangan terbaru kelompok teroris ini terjadi di Kepolisian Sektor (Polsek) 16 Koy-e Shohada, di kota Zahedan, provinsi Sistan Balucestan, Iran. Oleh karena itu, salah satu permintaan penting pemerintah Tehran dari militer dan pemerintah Pakistan adalah untuk secara serius menindak kelompok-kelompok teroris yang aktif di negara itu dan di sekitar perbatasan bersama dengan Iran.

Ezzatullah Yousefi, seorang pakar masalah politik, mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, Pakistan telah menjadi tempat bercokol kelompok-kelompok teroris dan musuh Iran, yang mendapat dukungan oleh beberapa negara Arab di kawasan, serta kubu arogansi global. Namun, terlepas dari janji pemerintah dan militer Pakistan, hingga sekarang tidak ada tindakan serius yang dilakukan Islamabad untuk memberantas kelompok-kelompok teroris itu.

Kunjungan Panglima Militer Pakistan ke Tehran berlangsung ketika pemerintah Iran tampaknya kecewa dan kesal terhadap Pakistan disebabkan serangan teroris baru-baru ini di Zahedan.

Pihak berwenang Pakistan telah berulang kali berjanji kepada Tehran bahwa mereka akan memastikan keamanan perbatasan bersama dan tidak akan mengizinkan kelompok-kelompok teroris bercokol di Pakistan.

Oleh karena itu, kunjungan Munir ke Tehran, selain untuk "meredakan" kekeceawaan Iran, juga dapat menjadi babak baru dalam kerja sama keamanan antara Pakistan dan Iran. Tentunya hal ini dengan syarat bahwa otoritas Pakistan menepati janjinya untuk menindak kelompok-kelompok teroris di wilayahnya, dan benar-benar memberantasnya dengan serius.

Soroush Amiri, seorang pakar masalah Pakistan, mengatakan, Pakistan sekarang menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh kelompok teroris Tehreek-e-Taliban, yang menurut pejabat Islamabad, berlindung di Afghanistan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Pakistan memahami sepenuhnya protes Iran tentang keberadaan teroris di wilayahnya. Sama seperti Pakistan mengharapkan Taliban untuk menangani para teroris yang mengancam keamanannya, Iran juga mengharapkan pemerintah Pakistan untuk mengambil tindakan dalam hal ini.

Yang pasti, kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan ke Tehran menunjukkan bahwa Pakistan menyadari kepekaan Iran mengenai masalah keamanan, dan Islamabad telah memahami bahwa jika Tehran terus tidak puas dengan kinerja Islamabad yang tidak serius menindak kelompok-kelompok teroris, maka akan menyebabkan terisolasi Pakistan di kawasan. Mengapa demikian? Karena negara-negara yang tidak serius menangani terorisme, tindakan ini akan mengancam keamanan kawasan.

Sebenarnya, hubungan bilateral antara Iran dan Pakistan di bidang pertahanan, militer, dan keamanan, termasuk pertukaran delegasi Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut kedua negara, telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini menunjukkan upaya kedua negara untuk memperkuat kerja sama keamanan. Iran berharap kerja sama ini akan efektif untuk memperkuat fondasi keamanan dan perdamaian di perbatasan bersama dan dalam rangka memberantas terorisme.

Delegasi Parlemen Iran Kunjungi Malaysia

Delegasi persahabatan Majelis Syura Islami Iran mengunjungi Malaysia dan berdiskusi dengan ketua parlemen negara Asia tenggara ini.

IRIB pada hari Selasa (18/7/2023) melaporkan, delegasi persahabatan Majelis Syura Islami Iran yang diketuai Mohammad Mahdi Zahedi bertemu dan berdiskusi dengan Ketua parlemen Malaysia.

Dalam pertemuan ini, para pihak menekankan pengembangan dan penguatan hubungan bilateral di bidang ekonomi, budaya, iptek, kesehatan, sel punca dan pertanian.

Tangsiri: Drone, Salah Satu Strategi Pertahanan AL IRGC

Panglima Angkatan Laut (AL) Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Laksamana Muda Alireza Tangsiri mengatakan, drone merupakan salah satu strategi pertahanan AD IRGC.

"Pembuatan drone di berbagai tingkat operasional dan berbagai teknologinya sangat signifikan saat ini di militer dan IRGC," kata Tangsiri seperti dilansir IRNA, Rabu (19/7/2023).

Hal itu diungkapkan Tangsiri dalam kunjungannya ke unit-unit drone AL IRGC dan para pakar di bidang pesawat tanpa awak.

"Saat ini, penggunaan drone adalah salah satu strategi pertahanan AL IRGC," ujarnya.

Di AL IRGC, lanjutnya, drone-drone unik dirancang dan diproduksi, dan ini adalah tanda upaya jihad dan revolusioner dari para perwira muda dan penerapan perintah "kita bisa" dari Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

"Musuh terkejut bahwa di bawah semua tekanan maksimal dan sanksi luas, bagaimana mungkin putra-putra Iran Islami mampu mencapai tingkat perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang pertahaanan dan militer," pungkasnya. 

Ayatullah Khatami: Pemerintah Swedia Harus Dibuat Menyesal

Mengacu pada penghinaan berulang kali terhadap Al-Qur'an di Swedia, Imam salat Jumat Tehran mengatakan, "Negara-negara Muslim harus membuat pemerintah Swedia menyesali perbuatannya."

Seorang ekstrimis bernama Salwan Momika, yang menghina Al-Qur'an di Stockholm, pada Kamis (20/07/2023) kembali menghina Al-Qur'an untuk kedua kalinya, setelah mendapat izin dari polisi negara ini.

Menurut laporan Iran Press, Ayatullah Sayid Ahmad Khatami, khatib salat Jumat Tehran menambahkan, Jika orang gila melakukan kesalahan, kami tidak akan menyalahkan pemerintah negara itu, tetapi polisi Swedia mendukung tindakan tersebut.

Ayatullah Khatami menjelaskan, Bangsa-bangsa muslim harus membuat pemerintah Swedia menyesali perbuatannya.

"Saya memberikan penghormatan khusus kepada pemerintah dan rakyat Irak karena membuat duta besar Swedia melarikan diri ke kedutaan Amerika. Mereka harus tahu bahwa bermain-main dengan Al-Qur'an itu mahal harganya," pungkas Ayatullah Khatami.

Pesan Rahbar terkait Penistaan Al-Quran di Swedia

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut aksi penistaan al-Quran di Swedia sebagai peristiwa pahit dan konspirasi serta ancaman.

Rahbar menegaskan, hukuman paling berat bagi pelaku kejahatan ini disepakati semua ulama Islam.

Ayatullah Khamenei dalam pesannya terkait penistaan al-Quran di Swedia menambahkan, pemerintah Swedia harus menyerahkan pelaku kejahatan ini ke pengadilan negara-negara Islam.

Dalam teks pesan Rahbar disebutkan, pemerintah Swedia harus menyadari bahwa dengan melindungi penjahat dan kriminal, negara ini telah menggelar perang dengan dunia Islam, serta menarik kebencian dan permusuhan seluruh bangsa Muslim dan banyak pemerintah mereka ke arah dirinya sendiri.

"Tugas pemerintah Swedia adalah menyerahkan pelaku kejahata ini kepada instansi hukum dan pengadilan negara-negara Islam," tegas Rahbar.

Rahbar menegaskan, para konspirator dibalik layar harus menyadari bahwa kehormatan al-Quran dari hari ke hari semakin bertambah, dan cahaya petunjuk semakin cemerlang, konspirasi semisal ini dan pelakunya terlalu rendah untuk dapat mencegah kecemerlangan yang terus meningkat ini.

amis (20/7/2023), Salwan Momika, seorang pengungsi Irak di Swedia setelah mendapat izin dari polisi negara ini, untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan lalu, melakukan penistaan al-Quran, dan aksi ini menuai respon keras dari negara-negara Islam.

Negara-negara Islam, seraya mengutuk penodaan al-Qur'an, memanggil duta besar dan kepala misi diplomatik Swedia di negara-negara tersebut. Republik Islam Iran juga memanggil duta besar Swedia ke Kementerian Luar Negeri dan mengumumkan bahwa mengingat berakhirnya misi duta besar Swedia di Tehran dan perintah Presiden Republik Islam Iran, selama pemerintah Swedia tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk menjaga kesucian kitab samawi dan al-Qur'an, serta tidak menangani secara serius orang atau gerakan yang mengulangi penghinaan semacam itu di Swedia untuk kedua kalinya, maka Iran tidak akan menerima duta besar Swedia baru yang seharusnya tiba di Tehran dalam beberapa hari mendatang.

Hari Ini, Seantero Iran Berdemo Mengutuk Penistaan terhadap Al-Qur’an

Dewan Koordinasi Dakwah Islam Iran mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pemerintah Swedia yang sekali lagi mengeluarkan izin untuk kelompok dan gerakan ekstremis dan rencana jahat untuk membakar Al-Qur'an serta mengumumkan bahwa demonstrasi mengutuk penghinaan terhadap Al-Qur'an akan diadakan di seluruh negeri setelah salat Jumat hari ini (Jumat, 21/07/2023).

Menurut laporan Iran Press, seraya kembali mengutuk tindakan tercela Swedia ini, Dewan Koordinasi Dakwah Islam Iran menyerukan kepada semua pencari kebebasan dan tauhid dunia untuk meratapi tragedi Imam Husein as di bulan ini, hendaknya juga bersama dengan Muslim lainnya dan orang-orang bebas dari agama-agama samawi, untuk bangkit menghadapi kebijakan keji yang menghina kesucian dan menyebarkan kebencian, di mana tindakan kebencian yang dilakukan dengan tujuan Islamofobia, membuat dunia tidak aman, memperkuat ekstremisme dan kekerasan di dunia.

Dewan Koordinasi Dakwah Islam Iran juga meminta para jamaah salat Jumat untuk mengadakan demonstrasi di seluruh negeri, terutama di Tehran dan di masjid Imam Khomeini, setelah salat Jumat, dan mengharapkan pejabat diplomatik negara untuk mengevaluasi hubungan diplomatik dengan Swedia dengan kerja sama negara-negara Islam lainnya.

Pada hari Kamis (20/7), polisi Swedia, dalam aksi provokatif, kembali mengeluarkan izin kepada Salwan Momika, orang yang sama yang melakukan tindakan keji dan anti-Islam ini, untuk membakar Al-Qur’an di depan kedutaan Irak di Stockholm.

Sekali lagi, Momika dengan sikap menghina dan anti-Islam mencoba merobek dan menendang kitab suci ini dan bendera Irak di depan kedutaan Irak di Stockholm.

ementara itu, pada hari Kamis (20/7), ratusan pengunjuk rasa menyerang kedutaan Swedia di pusat Baghdad sebagai protes terhadap kemungkinan membakar Al-Qur’an di Swedia di depan kedutaan Irak di Stockholm, dan dengan memanjat tembok kedutaan, mereka membakarnya.