Pertemuan Presiden Turki dan Azerbaijan dengan Presiden Iran
(last modified Sat, 11 Nov 2023 14:03:18 GMT )
Nov 11, 2023 21:03 Asia/Jakarta
  • Pertemuan delegasi Iran dan Azerbaijan, Tashkent, Kamis (8/11/2023).
    Pertemuan delegasi Iran dan Azerbaijan, Tashkent, Kamis (8/11/2023).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Azerbaijan Ilham Alyev bertemu Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi.

Pertemuan secara terpisah tersebut digelar di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi (ECO) di Tashkent, ibu kota Uzbekistan pada hari Kamis, 9 November 2023.

Sayid Raisi dalam pertemuan tingkat tinggi ECO ke-16 mengatakan, "ECO masih merupakan mekanisme kerja sama ekonomi yang paling relevan dan matang di kawasan kita,".

"Penilaian kami terhadap proses kerja sama anggota [ECO] positif, dan kami menyaksikan peningkatan minat dari negara-negara anggota dalam memperkuat hubungan regional," ujarnya. 

Pertemuan para pemimpin ECO diadakan setiap dua tahun sekali untuk mengadopsi pedoman umum, dan pertemuan KTT ECO berikutnya akan diadakan di Iran pada tahun 2025.

ECO mempunyai kedudukan khusus bagi Republik Islam Iran sebagai salah satu negara pendiri dan tuan rumah sekretariat organisasi ini. Sebab, upaya memperdalam dan memperluas kerja sama ekonomi dengan negara-negara tetangga di kawasan dan Asia merupakan salah satu prioritas ekonomi diplomasi pemerintah Republik Islam Iran. 

Organisasi multilateral dan regional seperti ECO mempunyai tempat khusus dalam strategi ini, dan memperkuat peran dan posisi mereka sebagai akselerator kerja sama bilateral, dan memfasilitasi pembangunan ekonomi kawasan merupakan perhatian dan upaya Republik Islam Iran.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi (ECO) adalah organisasi regional yang mencakup negara-negara antara lain: Iran, Pakistan, Turki, Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Turkmenistan, Kyrgyzstan, Uzbekistan dan Tajikistan.

Berdasarkan konstitusi organisasi ini, ECO berupaya untuk meningkatkan kondisi pembangunan ekonomi berkelanjutan negara-negara anggota, dan secara bertahap menghilangkan hambatan perdagangan di kawasan ini, serta menyiapkan program bersama untuk pengembangan sumber daya manusia di 10 negara tersebut, dan juga mempercepat program pembangunan transportasi dan komunikasi. 

ECO memiliki karakteristik penting seperti jumlah penduduk setengah miliar, kepemilikan sepertiga sumber energi dunia, posisi komunikasi unik antara Eropa dan Cina, Rusia dengan Teluk Persia, dan Samudera Hindia.

Promosi perdagangan intra-regional adalah salah satu prioritas ECO, dan Republik Islam Iran juga secara serius berupaya memperlancar perdagangan di kawasan dan meningkatkan pangsa perdagangan intra-regional dari saat ini sebesar tujuh persen menjadi 20 persen. 

Iran dianggap sebagai salah satu eksportir utama ECO. Oleh karena itu, kelancaran perdagangan ECO akan membuat eksportir Iran lebih mudah dan murah untuk mengakses pasar regional. Dalam tujuh bulan pertama tahun ini (1402 Hs), neraca perdagangan Iran dengan anggota ECO lainnya mencapai 1,6 miliar dolar, yang menunjukkan peningkatan volumennya sebesar 18 persen, dan nilai sebesar 4,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.​

Meskipun ECO memiliki keunggulan geografis dan potensi besar, tapi potensi kapasitas blok ekonomi ini belum terealisasi disebabkan berbagai alasan. Misalnya pangsa perdagangan blok ekonomi ini dalam perdagangan dunia hanya sekitar 4 persen, dan jumlah perdagangan ECO intra-regional sekitar 7 persen.

Untuk itu, Presiden Republik Islam Iran menyampaikan urgensi pembahasan isu penting seperti perdagangan bebas intra-regional, penguatan dan penyelesaian jaringan transportasi regional, pengembangan kerja sama di bidang perdagangan transit dan energi, pemanfaatan ekonomi digital dan berbasis pengetahuan, serta pembentukan sistem keuangan baru untuk transaksi ekonomi demi meningkatkan kerja sama sesama anggota ECO dan mendorong  peningkatan posisi organisasi ini di tingkat regional dan Internasional. (RA)