Mengapa Pengayaan Uranium Jadi Garis Merah Iran?
https://parstoday.ir/id/news/iran-i173892
Kemampuan Iran untuk mengembangkan teknologi pengayaan uranium dan mempertahankan siklus produksi bahan bakar nuklir di negaranya sendiri dalam kerangka penggunaan damai dan di bawah pengawasan IAEA menciptakan semacam pencegahan strategis bagi negara ini.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jun 07, 2025 15:25 Asia/Jakarta
  • Mengapa Pengayaan Uranium Jadi Garis Merah Iran?

Kemampuan Iran untuk mengembangkan teknologi pengayaan uranium dan mempertahankan siklus produksi bahan bakar nuklir di negaranya sendiri dalam kerangka penggunaan damai dan di bawah pengawasan IAEA menciptakan semacam pencegahan strategis bagi negara ini.

Tehran, Pars Today- Selama beberapa hari terakhir dan setelah maraknya diskusi mengenai pengayaan uranium oleh Iran, terutama dalam proses negosiasi nuklir, isu ini telah membangkitkan banyak rasa ingin tahu publik internasional.

Perbedaan terbesar antara Iran dan Amerika Serikat dalam mencapai kesepakatan akhir terletak pada masalah pengayaan uranium. Isu ini jadi garis merah yang penting dan tegas dari Tehran yang tidak mau mundur selangkah pun. Garis merah tersebut juga terus diulang dalam negosiasi JCPOA dan mampu mencapai kesimpulan pada pengayaan minimum 3,67 persen di dalam negeri Iran.

Di sisi lain, Amerika Serikat mengklaim bahwa pengayaan uranium tidak memiliki tujuan logis bagi suatu negara, kecuali jika ingin membuat bom nuklir, dan itulah sebabnya tidak ada negara yang tidak memiliki bom nuklir yang memiliki hak dan kemampuan seperti itu.

Trump dalam statemennya baru-baru ini menekankan mengenai tidak adanya pengayaan uranium dalam tingkat apa pun. Dalam kondisi demikian, pertanyaannya lebih penting dari sebelumnya mengemuka, mengapa Iran membutuhkan pengayaan sejak awal dan mengapa masalah seperti itu harus menjadi garis merah utama dalam negosiasi bagi negara ini?

Kapasitas pengayaan Iran, tuas diplomatik yang efektif

Saat ini, negara-negara di dunia yang hadir di tingkat tinggi di bidang sains dan teknologi adalah yang pertama berbicara, dan pengetahuan nuklir merupakan bagian penting dari ini.

Iran dalam program jangka panjang dua dekade berikut menekankan penggunaan energi nuklir hingga 20.000 megawatt dan produksi radiofarmasi untuk satu juta pasien. Tentu saja, dengan mempertimbangkan kondisi global dan pengalaman masa lalu Iran dalam memasok bahan bakar yang dibutuhkan untuk reaktornya dan memastikan proses pasokan bahan bakar permanen yang menghadapi banyak pelanggaran komitmen oleh pihak Barat, pemangku kepentingan di Iran meyakini bahwa pengayaan tidak akan ditutup atau dihilangkan dalam keadaan apa pun.

Kebijakan strategis ini menyebabkan Iran menolak menghentikan pengayaan uranium, bahkan untuk sesaat, meskipun ada penekanan dari enam resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan atau menangguhkan pengayaan pada tahun 2006 hingga 2013, dan mampu membuktikan pengayaan uranium sebagai hak yang sah berdasarkan Pasal 4 NPT, berdasarkan JCPOA dan Resolusi 2231.

Atas dasar ini, Tehran menyimpulkan bahwa kurangnya independensi dalam produksi bahan bakar nuklir dan ketergantungan pada material strategis ini dapat menimbulkan konsekuensi serius yang tidak dapat diperbaiki bagi negara tersebut.

Di sisi lain, kapasitas teknis dan praktis Iran dalam pengayaan uranium, khususnya kemampuan untuk mengurangi atau meningkatkan tingkat pengayaan, sebagai daya ungkit diplomatik yang efektif, memperkuat posisi strategis Iran dalam negosiasi internasional, termasuk JCPOA, serta negosiasi saat ini dan di masa mendatang. Selain itu, sebagai alat pencegah yang sah, dan memungkinkan partisipasi Iran yang aktif, fleksibel, dan terarah dalam pengaturan keamanan dan politik internasional.

Bahkan Iran dapat menggunakan alat semacam itu untuk mengadopsi kebijakan timbal balik yang proporsional, menghukum, dan sah dalam menanggapi komitmen atau ketidakpatuhan pihak-pihak yang berseberangan. Kemampuan Iran untuk memperkaya uranium dan mempertahankan siklus produksi bahan bakar nuklir di dalam negerinya sendiri dalam kerangka penggunaan damai dan di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), secara alami menciptakan semacam "pencegahan strategis."

Pencegahan strategis semacam itu menimbulkan kekhawatiran setiap saat di antara pihak-pihak yang berseberangan, terutama musuh-musuh regional dan ekstra-regional Iran, bahwa setiap kesalahan perhitungan oleh mereka dapat memiliki konsekuensi serius di bidang ketegangan dalam mekanisme non-proliferasi nuklir.

Kemampuan alih teknologi

Pengayaan uranium memerlukan integrasi ilmu pengetahuan dan rekayasa tingkat lanjut yang memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi nuklir.

Fisika nuklir dalam merumuskan formula pemisahan uranium, rekayasa mekanik dalam merancang dan membangun sentrifugal presisi tinggi, ilmu material dan metalurgi untuk memproduksi material dan paduan yang tahan terhadap kondisi lingkungan dan peluncuran nuklir, rekayasa dan kontrol listrik dengan tujuan mengembangkan sistem kontrol yang presisi, sensor cerdas dan otomatisasi proses pengayaan, serta vakum dan nanoteknologi untuk menyediakan lingkungan vakum dan kontrol pada skala nano untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi proses adalah di antara ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat tinggi yang sedang tumbuh di Iran dengan pengayaan uraniumnya.

Sementara itu, pertumbuhan dalam ilmu-ilmu ini juga dapat meningkatkan pengetahuan dalam ratusan subdisiplin terkait dan mendapatkan manfaat dari limpahan pengetahuan pengayaan dari ilmu-ilmu lain.

Poin yang sangat penting di bidang teknologi adalah bahwa apa yang telah mampu dikembangkan Iran dalam ilmu pengayaan sepenuhnya bersifat lokal dan, dengan cara tertentu, dengan sendirinya.

Faktanya, Iran telah mampu merancang dan memproduksi sentrifugal generasi baru dengan efisiensi sangat tinggi yang bersaing dengan standar global dalam hal teknologi, dan ini menyebabkan mereka protes dan membuat kegaduhan. Sebab, di bawah sanksi, hal itu mencerminkan kapasitas ilmiah Iran yang tinggi.

Prestise dan kredibilitas regional dan internasional

Salah satu hasil terpenting dari pengayaan uranium yang dilakukan Iran menjadi prestise dan kredibilitas negara ini di kancah internasional. Faktanya, Republik Islam Iran adalah satu-satunya negara di kawasan Asia Barat yang telah mencapai teknologi pengayaan uranium di berbagai tingkatan dengan mengandalkan pengetahuan dan kemampuan lokal, dan ini telah menciptakan reputasi tinggi bagi negara tersebut.

Sebagian besar negara di kawasan, meskipun memiliki sumber daya keuangan yang besar, masih dalam tahap awal pengembangan siklus bahan bakar nuklir dan sepenuhnya bergantung pada pihak asing. Namun, dengan melewati tahap ini, Iran diakui sebagai negara dengan kemandirian teknologi di bidang nuklir yang sensitif.

Berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), hak untuk mengembangkan siklus bahan bakar nuklir dan memperkaya uranium untuk tujuan damai merupakan hak yang tidak dapat dicabut dan diakui bagi anggota perjanjian non-nuklir.

Dengan menekankan hak hukum ini, Iran telah mampu mempertahankan posisi yang sah dan terdokumentasi terhadap tekanan politik dan hukum dan melanjutkan kegiatannya di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Pendekatan ini menjadikan Iran sebagai simbol pembelaan aktif terhadap hak-hak negara berkembang untuk mengeksploitasi teknologi baru dan canggih. Penguasaan Iran atas teknologi pengayaan dan siklus bahan bakar nuklir yang lengkap telah mendorong peran Iran sebagai kekuatan ilmiah dan teknologi yang independen di tingkat global.

Akibatnya, pengayaan uranium di Iran bukan hanya mengenai aspek teknologi, tetapi juga alat strategis untuk mengonsolidasikan posisi nasional dalam sistem internasional multipolar dan melawan hegemoni berbasis teknologi. Faktanya, teknologi pengayaan uranium di Iran adalah fenomena "multidimensi dan strategis" yang bisa membantu memecahkan masalah energi, membantu Iran secara signifikan dalam hal kredibilitas, sekaligus pencegahan terhadap ancaman internasional.(PH)