Dari Suaka Burung ke Panggung Sejarah: Kisah Pulau Ashuradeh
Pulau Ashuradeh, satu-satunya pulau Iran di Laut Kaspia, terletak berdekatan dengan Semenanjung Miankaleh dan dikenal sebagai habitat penting bagi burung-burung migran serta spesies satwa yang unik.
Pulau Ashuradeh yang saat ini sebagian besar tidak berpenghuni, pada masa lalu merupakan tempat persinggahan para penggembala dan nelayan Turkmen. Sejak lama, pulau ini berada dalam tekanan perubahan iklim dan lingkungan. Mengutip Press TV, Ashuradeh berjarak sekitar 10 kilometer dari Pelabuhan Bandar Torkaman dan 40 kilometer dari kota Gorgan. Pulau ini dikelilingi Laut Kaspia di utara, Selat Chapagh Oghli di timur, Kanal alami Khazini di barat, dan Teluk Gorgan di selatan.
Pada awalnya, Ashuradeh merupakan bagian dari gugusan tiga pulau. Namun, akibat naiknya permukaan air laut, dua pulau kecil lainnya tenggelam, menyisakan pulau utama yang ada saat ini. Luas wilayah Ashuradeh juga menyusut drastis dari sekitar 1.200 hektare menjadi sekitar 400 hektare akibat erosi dan kenaikan muka air laut. Meski demikian, pulau ini ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar biosfer Iran, berada di bawah perlindungan Konvensi Ramsar, dan termasuk kawasan lindung internasional.
Karakteristik Geologi dan Lingkungan
Secara geologis, Ashuradeh terbentuk dari endapan aluvial delta Sungai Goharbaran (Sungai Neka). Tanahnya miskin kandungan lempung sehingga sangat rentan terhadap erosi. Bukit-bukit pasir yang tinggi serta vegetasi jarang berupa semak raspberry, duri liar, dan pohon delima asam menjadi ciri khas pulau ini. Meski penggembalaan berlebihan telah memusnahkan tanaman pertanian lama seperti kurma dan kapas, rerumputan yang tersisa berperan penting dalam menahan tanah dan mengurangi laju erosi.
Keanekaragaman Hayati dan Nilai Ekologis
Ashuradeh menjadi habitat berbagai satwa seperti jakal, rubah, babi hutan, dan kuda liar yang telah beradaptasi dengan lingkungan air asin. Harimau Kaspia yang dahulu hidup di pulau ini kini telah punah akibat perburuan berlebihan. Pulau ini juga merupakan salah satu jalur migrasi burung terpenting, menjadi tempat singgah spesies seperti pelikan, flamingo, angsa, dan bebek yang bermigrasi dari Siberia dan Rusia utara. Dari sisi ekonomi, perairan sekitar Ashuradeh menyumbang sekitar 40 persen produksi kaviar Iran serta menjadi habitat ikan bernilai tinggi seperti ikan putih, ikan mas, dan ikan sturgeon.
Latar Belakang Sejarah
Berdasarkan bukti sejarah, Ashuradeh diyakini berkaitan dengan wilayah kuno bernama Abskun. Disebutkan bahwa Sultan Muhammad Khwarazm Shah melarikan diri ke pulau ini saat invasi Mongol. Pada era Safawi, Ashuradeh berfungsi sebagai kawasan perburuan kerajaan, sementara pada masa Dinasti Qajar, posisinya yang strategis menjadikannya titik ketegangan antara Iran dan Rusia.
Pada abad ke-19, Rusia menduduki pulau ini dan membangun fasilitas militer serta perdagangan, hingga akhirnya Ashuradeh dikembalikan kepada Iran pada tahun 1921 berdasarkan Perjanjian Persahabatan.
Permukiman di pulau ini tetap berkembang hingga dekade 1970-an, namun naiknya permukaan air laut dan banjir besar pada tahun 1993 menyebabkan sebagian besar penduduk meninggalkan Ashuradeh. Saat ini, hanya sejumlah kecil nelayan dan petugas perikanan yang masih tinggal di pulau tersebut.
Ashuradeh merupakan simbol pertemuan antara alam dan sejarah. Dengan nilai ekologis yang khas serta latar belakang sejarah yang kaya, pulau ini menjadi salah satu warisan alam dan budaya terpenting Iran di kawasan Laut Kaspia. Perlindungan terhadap Ashuradeh tidak hanya penting bagi kelestarian keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk menjaga identitas sejarahnya.(PH)