May 04, 2019 17:41 Asia/Jakarta

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat telah gagal dalam kebijakannya menarik diri dari kesepakatan nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) dan merusak perjanjian multilateral ini.

"Ini adalah keputusan yang sulit bagi Amerika untuk keluar secara sepihak dari perjanjian nuklir. AS benar-benar ingin Eropa menemani mereka dan keluar secara bersamaan dari perjanjian nuklir, namun ini tidak terjadi dan mereka harus keluar sendirian," kata Rouhani dalam acara memperingati Hari Guru Nasional, Sabtu, (4/5/2019).

Dia menambahkan, Amerika menargetkan ekonomi dan mata uang Iran. Mereka, lanjutnya, ingin menghancurkan harapan masyarakat Iran. Untuk itu, kita harus melawan mereka dan tentunya kita akan melawan mereka. Kita harus melakukan hal yang sama terhadap mereka. Kita harus memastikan bahwa kegagalan kebijakan mereka sedemikian rupa sehingga mereka kehilangan semua harapan.

Dia menambahkan bahwa Iran harus meningkatkan ekspor non-minyak untuk melawan sanksi AS. Menurutnya, negara-negara arogan mempromosikan iranophobia untuk mempersiapkan dasar bagi sanksi.

"AS dan sekutu-sekutunya dengan resolusi 1929 DK-PBB membawa kami di ambang perang, tetapi kami mengejar ilmu pengetahuan nuklir secara serentak dengan kepercayaan pada sifatnya yang damai," ujarnya.

Presiden Iran menuturkan, rezim Al Saud dan rezim Zionis mencoba upaya terbaik mereka untuk memastikan bahwa kesepakatan nuklir Iran menghadapi kegagalan.

Rouhani lebih lanjut menyinggung sistem pendidikan di Iran dan mengatakan setiap yang berusia 18 tahun dan lulus dari sekolah menengah, namun tidak melanjutkan ke universitas dan pendidikan selanjutnya, maka dia harus memiliki keterampilan dan kecakapan yang cocok untuk mencari pekerjaan.

"Orang-orang yang lulus dengan ijazah sekolah menengah, dan berniat untuk bekerja, harus memiliki keterampilan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh para pengusaha," tegasnya.

Rouhani menandaskan, nilai pekerjaan guru tidak dapat diukur dengan kriteria materi, dan para Syuhada seperti Motahari, Beheshti, Rajai, dan Bahonar adalah teladan luar biasa sebagai pengajar.

Presiden Iran menggambarkan guru sebagai mentor masyarakat dan menekankan bahwa guru membela batas-batas budaya dan etika negara.

Rouhani lebih lanjut mendesak para guru untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki harapan untuk masa depan mereka dan masa depan negara mereka. (RA)

Tags