94 Persen Rumah Sakit di Jalur Gaza Rusak
-
Rumah sakit di Gaza
Parstoday- Menurut keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 94 persen rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza rusak akibat serangan rezim Zionis Israel.
WHO pada hari Kamis (22/5/2025) seraya menjelaskan bahwa 94 persen rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza rusak akibat serangan rezim Zionis, memperingatkan bahwa berlanjutnya serangan dan blokade Jalur Gaza akan menghancurkan total sistem kesehatan di daerah ini, dan akses warga terhadap jasa pengobatan akan sangat terbatas.
Menurut keterangan WHO, dari 36 rumah sakit yang ada di Jalur Gaza, hanya 19 balai pengobatan yang melanjutkan aktivitasnya secara terbatas.
Pada saat yang sama, Amnesty International menyatakan bahwa impunitas Israel telah menyebabkan para pemimpin kriminalnya secara terang-terangan berbicara tentang tujuan kejahatan genosida terhadap rakyat Gaza, dan menekankan bahwa Uni Eropa harus menangguhkan perjanjian perdagangan dengan Israel dan memberlakukan embargo senjata terhadap rezim ini.
Menyusul tekanan opini publik dunia terhadap negara-negara Eropa karena berkolaborasi dengan rezim Zionis, yang melakukan kejahatan paling kejam terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Gaza, beberapa pemerintah Barat baru-baru ini terpaksa mengambil langkah-langkah untuk menekan Israel.
Terkait hal ini, beberapa hari lalu, Uni Eropa mempertanyakan perjanjian kemitraannya dengan Israel. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas mengatakan, perjanjian perdagangan Uni Eropa dengan Israel akan ditinjau kembali di tengah situasi "bencana" di Gaza.
Sementara itu, puluhan anggota parlemen di seluruh dunia mengeluarkan pernyataan yang menyerukan tindakan segera untuk mengakhiri kelaparan di Jalur Gaza dan memperingatkan memburuknya situasi kemanusiaan sebagai akibat dari kebijakan yang disengaja oleh penjajah Zionis untuk mencegah bantuan sampai ke Gaza.
Pernyataan itu mengatakan: Blokade parah yang diberlakukan Israel sejak Oktober 2023, yang telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir dan menyebabkan kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang parah di Jalur Gaza, telah membuat lebih dari dua juta warga Palestina terancam kelaparan dan mengancam kehidupan mereka.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa jumlah syuhada di Gaza sejak 7 Oktober 2023 (15 Mehr 1402 Hs) telah mencapai 53.762, dan jumlah yang terluka telah mencapai 122.197 orang. (MF)