Suriah Bergerak Menuju Disintegrasi, Turki Campur Tangan
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i174778
Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, "Jika Suriah bergerak menuju disintegrasi dan ketidakstabilan, kami akan campur tangan."
(last modified 2025-08-01T12:40:08+00:00 )
Jul 23, 2025 09:30 Asia/Jakarta
  • Suriah Bergerak Menuju Disintegrasi, Turki Campur Tangan

Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, "Jika Suriah bergerak menuju disintegrasi dan ketidakstabilan, kami akan campur tangan."

Tehran, Pars Today- Ketegangan di Suriah selatan meningkat pada 13 Juli setelah bentrokan di Provinsi Sweida antara suku-suku bersenjata dan warga Druze bersenjata.

Rezim Israel, yang mengaku mendukung Druze, melancarkan serangan terhadap kendaraan militer Suriah yang menuju Provinsi Sweida.

Pada 16 Juli, rezim Zionis mengebom beberapa lokasi strategis di Damaskus, termasuk Gedung Staf Umum Angkatan Bersenjata Suriah, dengan dalih bahwa serangan tersebut merupakan pesan langsung kepada Damaskus.

Menyusul serangan-serangan ini, Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan penarikan seluruh pasukannya dari Provinsi Sweida pada hari yang sama sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.

Para pakar politik menilai agresi Israel ini sejalan dengan upaya Tel Aviv untuk memecah belah Suriah.

Menanggapi perkembangan terbaru di Suriah, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan pada hari Selasa mengatakan,"Jika Suriah bergerak menuju perpecahan dan ketidakstabilan, kami akan campur tangan."

Fidan dalam konferensi pers bersama mitranya dari El Salvador, Alexandra Hill, di Ankara menegaskan,"Jika kelompok-kelompok di Suriah bergerak menuju perpecahan dan ketidakstabilan, Turki akan menganggapnya sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya dan akan melakukan intervensi."

Menteri Luar Negeri Turki menilai Israel sedang menjalankan kebijakan yang bertujuan melemahkan kawasan dan mempertahankan kekacauan di dalamnya. 

Fidan menegaskan bahwa rezim Zionis tidak menginginkan negara di sekitarnya stabil, oleh karena itu berniat memecah belah Suriah.

Warga Suriah di Golan protes; Jolani harus mengundurkan diri!

Di sisi lain, Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki menyaksikan protes besar-besaran pada hari Senin terhadap serangan anti-Druze baru-baru ini di Provinsi Sweida.

Para pengunjuk rasa menekankan bahwa mereka mengutuk serangan bersenjata terhadap desa-desa dan kota-kota Suriah.

Protes tersebut diadakan di desa Majdal Shams, Masada, dan Ain Quniya. Mereka menekankan bahwa serangan bersenjata terhadap Sweida harus segera dihentikan dan penguasa Suriah saat ini, Abu Muhammad al-Jolani, harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagaoi kepala pemerintahan transisi.

Serangan pesawat nirawak Israel terhadap konvoi suku-suku Suriah

Sementara itu, sumber berita mengumumkan bahwa konvoi tentara suku di Provinsi Sweida di Suriah selatan menjadi sasaran pesawat nirawak Israel.

Laporan tersebut, tanpa memberikan rincian, hanya menambahkan bahwa beberapa anggota suku Suriah tewas dan terluka dalam serangan tersebut.

SDF: Kami tidak akan pernah menyerahkan senjata kami kepada Damaskus setelah insiden Sweida

Ketegangan antara pemerintah Golani dan Druze di Suriah meningkat, sementara Abjar Dawood, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF), mengatakan bahwa menyerahkan senjata kepada pemerintah sementara Suriah tidak mungkin dilakukan dalam situasi saat ini, setelah insiden Sweida..

Ia berkata, "Mustahil bagi SDF untuk menyerahkan senjata sementara ketegangan di Suriah terus berlanjut, kekerasan meningkat, dan ancaman Daesh tetap ada."

Juru bicara Pasukan Demokratik Suriah menambahkan,"Kami dapat bergabung dengan tentara Suriah melalui "perjanjian konstitusional" yang mengakui "karakteristik khusus Kurdi."

Baku Resmi Konfirmasikan Penyelenggaraan Perundingan Suriah-Israel

Sementara itu, Hekmat Hajiyev, asisten Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, secara resmi mengonfirmasi dalam sebuah wawancara dengan media Zionis Jewish News Syndicate (JNS) bahwa para pejabat Israel dan Suriah telah mengadakan perundingan langsung di Baku.

Tidak ada rincian lebih lanjut yang dirilis mengenai pertemuan tersebut, tetapi diperkirakan bahwa Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat juga secara tidak langsung mendukung proses tersebut.

1.426 Warga Alawi Dibantai dalam Peristiwa Maret di Pesisir Suriah

Dalam berita lain dari Suriah, komite pencari fakta tentang kekejaman Maret di pesisir Suriah mengonfirmasi pembunuhan 1.426 warga Alawi oleh pasukan yang berafiliasi dengan rezim Jolani, tetapi mengklaim bahwa pembantaian ini tidak terorganisir atau ideologis.

Komite tersebut, yang berafiliasi dengan pemerintah Suriah, dilaporkan mendasarkan kesimpulannya pada spekulasi alih-alih bukti kuat yang biasanya diajukan di pengadilan, tetapi tidak mengungkapkan nama-nama tersangka.

Yasser al-Farhan, anggota komite pencari fakta, mengatakan dalam konferensi pers di Damaskus pada hari Selasa bahwa hasil penyelidikan disajikan tepat waktu, tetapi peristiwa terkini di Sweida telah menunda pengumumannya.(PH)