Pengakuan PBB Soal Perang Suriah
(last modified 2017-09-07T13:00:52+00:00 )
Sep 07, 2017 20:00 Asia/Jakarta

Staffan de Mistura, utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan Suriah, Rabu (6/9/2017) di Jenewa mengatakan, para oposisi Suriah harus menerima kenyataan dan memahami bahwa mereka tidak mencapai apapun dalam perang dan sekarang mereka harus mencari solusi politik.

Pernyataan de Mistura itu harus dikritisi dalam beberapa sudut. De Mistura menujukan pernyataannya kepada kelompok oposisi pemerintah Suriah yang tidak menggapai apa-apa dalam perang, namun apakah perang yang diikuti oleh warga asing dari 80 negara dunia di mana mereka tidak merasa canggung sedikit pun dalam melakukan berbagai kejahatan, juga tidak memberikan pengaruh apapun bagi pemerintah dan rakyat Suriah?

Kecuali segelintir kota termasuk Damaskus, sebagian besar wilayah di negara ini telah porak-poranda akibat perang selama enam tahun. Diperkirakan kerugian telah mencapai lebih dari 300 miliar dolar. Sekitar 12 juta warga Suriah mengungsi baik di dalam maupun ke luar negeri. Bahkan jumlah pengungsi Suriah adalah yang terbanyak di dunia, lebih banyak dari para pengungsi Palestina.

Tidak ada laporan pasti soal jumlah korban jiwa dan luka perang Suriah, akan tetapi sedikitnya 300 ribu orang tewas dan ratusan ribu lainnya terluka dalam perang Suriah. Masa depan anak Suriah generasi sekarang ini telah musnah. Identitas dan budaya mereka juga tergilas. Apa yang dilakukan pemerintah Suriah adalah pertahanan sah sesuai dalam pasal 51 piagam PBB, namun utusan khusus PBB tampaknya lebih memilih kelompok oposisi dan kepada pemerintah Suriah mengatakan, "Pemerintah Suriah juga harus mengetahui bahwa perang tidak memberi manfaat militer untuk pemerintah."

Meski dampak besar akibat perang enam tahun untuk Suriah, akan tetapi Staffan de Mistura tetap mengimbau kelompok oposisi Suriah untuk lebih memfokuskan upaya mereka melalui solusi politik untuk mengakhiri krisis tersebut. Pertanyaan dalam hal ini adalah, kelompok oposisi yang telah memaksakan kerugian besar dalam perang enam tahun, dan sekarang sedang kalah di medan pertempuran, apakah mereka dapat menjadi bagian dalam struktur kekuasaan di Suriah?

Pernyataan de Mistura itu membawa pesan sangat penting bagi oposisi Suriah, bahwa "meski kalian gagal menggapai tujuan di Suriah melalui perang, namun kalian tetap dapat mengupayakannya melalui mekanisme politik dan perundingan." Pesan tidak langsung ini disampaikan ketika dalam waktu dekat akan digelar perundingan antara perwakilan pemerintah Suriah dan kelompok oposisi di Jenewa.

Masalah lain adalah bahwa de Mistura adalah utusan khusus PBB untuk urusan Suriah. PBB juga merupakan salah satu pemain penting dalam krisis enam tahun di negara itu. Perang yang selama ini ditunjukkan PBB dalam krisis enam tersebut adalah mengiringi kelompok oposisi Suriah. Dengan kata lain, PBB mengamini keinginan kekuatan Barat dalam upayanya menggulingkan pemerintah Suriah. Dan pernyataan terbaru de Mistura mengindikasikan bahwa PBB juga sama seperti Barat yang akhirnya terpaksa mengakui bahwa perang bukan solusi untuk krisis Suriah.

Itu berarti PBB yang memiliki tugas tepenting menjaga perdamaian dan keamanan internasional, bukan hanya tidak melaksanakan tugasnya mewujudkan perdamaian dan keamanan di Suriah, melainkan mengawal langkah negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dalam memperluas krisis dan perang di Suriah.  (MZ)

Tags