Perang Yaman dan Korban Tentara Saudi yang Terus Bertambah
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i53175
Sadiq Al Sharafi, anggota senior gerakan Ansarullah Yaman mengatakan, Arab Saudi menelan kerugian besar dalam perang Yaman. Menurutnya, lebih dari 4.500 tentara Saudi tewas di berbagai wilayah perbatasan.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Mar 11, 2018 17:58 Asia/Jakarta
  • tentara Saudi
    tentara Saudi

Sadiq Al Sharafi, anggota senior gerakan Ansarullah Yaman mengatakan, Arab Saudi menelan kerugian besar dalam perang Yaman. Menurutnya, lebih dari 4.500 tentara Saudi tewas di berbagai wilayah perbatasan.

Setelah putus asa karena gagal melemahkan kekuatan Ansarullah dan mengembalikan kekuasaan Abd Rabbuh Mansour Hadi, presiden terguling Yaman, Saudi berusaha mengadu domba Ansarullah dengan rakyat Yaman dengan meningkatkan serangan brutalnya ke negara itu, diiringi dengan sanksi ekonomi yang semakin mencekik.

Akan tetapi rakyat Yaman, meski menelan kerugian besar akibat nafsu perang rezim Al Saud, tetap menolak menarik dukungan dari Ansarullah dan meninggalkannya sendiri. Solidaritas di antara berbagai lapisan masyarakat Yaman ini mampu menambah kekuatan mereka dalam menghadapi serangan Saudi, dan pukulan mematikan gerakan rakyat Yaman terhadap agresor dapat dianalisa dalam kerangka ini.

Saudi sejak awal agresinya ke Yaman yang dilakukan atas lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan beberapa negara Arab kawasan, yang bergabung dalam koalisi Arab anti-Yaman, terus berusaha menduduki negara itu dalam waktu singkat.

Namun realitas di lapangan menunjukkan perubahan perimbangan kekuatan yang justru berbalik menguntungkan Ansarullah. Perang Yaman ternyata tidak berakhir dalam waktu pendek sebagaimana diharapkan Saudi dan secara praktis justru berbalik arah.

rudal Yaman

Pasukan Ansarullah sebagai simbol perlawanan rakyat Yaman dalam menghadapi serangan jet-jet tempur Saudi, selama ini berhasil memberikan pukulan telak kepada militer Saudi. Perkembangan terbaru di Yaman menunjukkan bahwa kekuatan kubu Saudi mulai porak poranda.

Bukan hanya militer Saudi yang menelan kekalahan strategis di hadapan rakyat Yaman, bahkan pasukan bayaran dan anasir-anasirnya serta pendukungnya pun demikian. Situs internet Middle East Eye, Inggris dalam salah satu laporannya yang ditulis Jamie Merrill mengatakan, Andrew Mitchell, mantan Sekretaris Negara Inggris untuk pengembangan internasional dari Partai Konservatif menegaskan, Saudi terancam kalah telak dan memalukan di Yaman.

Agresi Saudi ke Yaman bagi sekutu-sekutu negara itu hanya berujung dengan hancurnya sejumlah banyak tank, kendaraan lapis baja, peralatan militer dan tewas serta terlukanya ribuan tentara Saudi atau pasukan bayarannya di Yaman. Oleh karena itu, hanya beberapa hari pasca dimulainya agresi bersandi "Operasi Badai Tegas" yang gagal itu, Riyadh segera mengganti sandi agresi dengan "Operasi Memulihkan Harapan" dan yang terakhir "Operasi Tombak Emas".

Serangan militer gagal Saudi dan sekutu-sekutunya ke Yaman telah menimbulkan banyak kerugian materi dan non-materi terutama di sektor ekonomi dan sumber daya manusia. Pada situasi seperti ini, Saudi meski terus mengganti nama operasinya di Yaman, tetap tidak akan mampu menutupi kekalahannya.

Gagalnya perang berbiaya tinggi ini jelas merugikan negara-negara agresor khususnya Saudi dan semakin banyak tentara Saudi yang tewas, kekalahan yang jauh lebih besar juga akan semakin menanti negara itu di Yaman. (HS)