Serangan Liga Arab terhadap Iran
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i55152-serangan_liga_arab_terhadap_iran
KTT Liga Arab ke-29 dimulai hari Ahad (15/4/2018) di Arab Saudi tanpa dihadiri oleh Emir Qatar dan Sultan Oman.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Apr 16, 2018 17:38 Asia/Jakarta
  • Para pemimpin negara-negara anggota Liga Arab melakukan sesi foto bersama pada penutupan KTT.
    Para pemimpin negara-negara anggota Liga Arab melakukan sesi foto bersama pada penutupan KTT.

KTT Liga Arab ke-29 dimulai hari Ahad (15/4/2018) di Arab Saudi tanpa dihadiri oleh Emir Qatar dan Sultan Oman.

Pertemuan ini membahas masalah Palestina, perkembangan di Suriah, Libya, dan Yaman, perang melawan terorisme, perselisihan internal di antara negara-negara Arab, dan terakhir apa yang disebut "intervensi Iran di wilayah Timur Tengah."

Pelaksanaan KTT ini merupakan sebuah langkah prematur dan reaktif oleh Arab Saudi untuk mencari pembenaran atas intervensinya di kawasan. Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam pidatonya menyinggung dukungan Iran kepada kelompok Houthi Yaman serta menuding Tehran mendukung terorisme dan merusak stabilitas kawasan.

Rezim Saudi lagi-lagi membuat tudingan tak berdasar terhadap Iran mengenai intervensi di negara-negara Arab, padahal mereka sendiri terus membunuh orang-orang Yaman dengan senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat dan Inggris.

Manuver politik dan propaganda Riyadh terhadap Tehran dapat dianggap sebagai upaya menyudutkan pihak lain dengan tujuan menutupi kegagalan mereka dalam perang Yaman, menyusul kekalahan teroris di Suriah dan Irak.

Seorang pengamat Timur Tengah, Jafar Ghannad Bashi mengatakan, "Dunia Islam saat ini menghadapi banyak masalah, di mana kinerja para pemimpin Liga Arab dalam hal ini dapat menjadi parameter untuk menilai apakah mereka sedang melayani atau mengkhianati cita-cita kaum Muslim."

Masalah Palestina – sebagai isu utama Dunia Islam – sekarang telah mendekati tahap yang menentukan sejak masa pendudukan dengan konspirasi rezim Zionis dan AS. Dalam situasi seperti ini, harapan minimal opini kaum Muslim dari pertemuan para pemimpin Arab adalah mengatasi kondisi kritis warga Yaman dan Gaza.

Dalam kasus serangan sepihak AS dan sekutunya ke Suriah, beberapa negara Arab justru mengambil sikap yang sejalan dengan Israel dan mendukung agresi ilegal itu.

Deklarasi Liga Arab menunjukkan bahwa organisasi ini telah menjadi instrumen untuk melayani tujuan dan kebijakan agresif Saudi, dan tidak ada prakarsa yang jelas untuk menyelesaikan masalah Palestina.

Alih-alih mengecam pihak-pihak yang menyerang Suriah sebagai salah satu negara pendiri Liga Arab, mereka justru mendukung para agresor yang ingin menggulingkan pemerintahan sah Suriah. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, bayang-bayang kebijakan destruktif Saudi terlihat jelas dalam butir-butir deklarasi Liga Arab.

Dengan memperhatikan fakta ini, Penasihat Rahbar untuk Urusan Internasional, Ali Akbar Velayati menilai pelaksanaan KTT Liga Arab dengan tekanan Arab Saudi, sama sekali tidak memiliki kredibilitas di arena internasional.

"Pertemuan para pemimpin Arab tidak menghasilkan apapun kecuali deklarasi yang didikte oleh pemerintah Riyadh, dan sama sekali tidak penting dan tidak memiliki kredibilitas," ujarnya.

Jelas, Republik Islam Iran akan bertindak tegas dalam membela kaum tertindas dari serangan para agresor, dan tidak akan pernah mengambil sikap pasif di bawah pengaruh tekanan dan propaganda. (RM)