Masalah besar Miras Palsu di Turki; Penurunan Pendapatan Pemerintah dari Alkohol dan Kepanikan di Industri Pariwisata
Parstoday- Selama beberapa waktu lalu, Istanbul berubah menjadi pusat terbesar produksi miras bawah tanah; Tapi setiap tahun hanya sekitar 2 juta liter produk ini yang tercatat, dan sedikitnya 500 orang tewas akibat mengonsumsi miras palsu ini.
Turki menghabiskan minggu-minggu terakhir tahun 2024 dan awal tahun baru dengan berita terus-menerus tentang meningkatnya jumlah korban alkohol palsu. Menurut Parstoday mengutip Tasnim News, pada hari pertama Tahun Baru di Turki, jaringan produksi dan penjualan miras palsu yang tersebar luas menyebabkan puluhan orang mengunjungi rumah sakit dan pusat medis. Dari jumlah tersebut, 37 meninggal, 17 kehilangan penglihatan, dan 22 masih dirawat di rumah sakit dalam perawatan intensif.
Ini baru salah satu contoh mengerikan terkait meningkatkan jumlah korban miras palsu di Turki. Tapi pengamat mengatakan: Jumlah korban sedikitnya 500 orang dalam setahun, dan kondisi semakin memburuk.
Berita mengenai angka kematian akibat mengonsumsi miras palsu di Turki terjadi ketika dalam beberapa tahun lalu, sejumlah kelompok mafia senantiasa menyelundupkan produk ini ke negara-negara tetangga.
Dalam beberapa hari terakhir, 11.000 botol alkohol palsu ditemukan di sebuah bangunan perumahan di distrik Bayrampaşa di Istanbul, dengan perkiraan nilai pasar awal 10 juta lira. Juga di kota Bursa, selama pemeriksaan di sebuah vila, ditemukan sebuah bengkel produksi minuman beralkohol bawah tanah dan ilegal, di mana lebih dari 5 ton produk disiapkan dan dikemas untuk dijual ke pasar.
Hanya sehari menjelang tahun baru, di Ankara, ibu kota Turki, dan dalam empat operasi yang dilakukan secara serentak, polisi berhasil menyita total 30.000 liter minuman keras palsu dan peralatan produksi, dengan nilai pasar awal lebih dari satu juta dolar.
Menteri Dalam Negeri Turki mengumumkan bahwa hanya dalam satu minggu, dalam operasi serentak oleh pasukan polisi di 26 provinsi di Turki, 55 produsen minuman keras palsu ditangkap dan bengkel serta peralatan mereka disita.
Kementerian Pertanian Turki baru-baru ini memasukkan nama salah satu pabrik minuman beralkohol terpenting di negara itu dalam daftar industri yang terlibat dalam penipuan dan tipu daya dalam pembuatan produk mereka, yang membahayakan kesehatan konsumen.
Namun pabrik terkenal ini menyatakan: "Botol, merek dagangnya dan seluruhnya benar. Tapi isinya tidak ada hubungannya dengan kami. Sepertinya sebuah kelompok mafia berhasil membuat kredibilitas kami dipertanyakan dengan mengumpulkan ratusan botol kosong milik perusahaan kami dan mengisinya dengan miras palsu."
Berita ini menunjukkan bahwa bahkan merek-merek terlaris Turki, yang menghasilkan pendapatan ekspor ratusan juta dolar setiap tahunnya, pun terancam.
Saatnya bagi wisatawan asing untuk khawatir
Kematian akibat mengonsumsi miras palsu telah mendorong semua pihak bersuara.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya yang selama satu tahun lalu yang menfokuskan seluruh kemampuan dan upaya departemen yang dipimpinnya dan polisi untuk melawan mafia penyelundup narkotika dan senjata serta penyelundupan manusia, kini terpaksa merilis perintah dimulainya operasi besar-besaran.
Di Istanbul saja, dalam seminggu, seratus produsen minuman keras palsu bawah tanah ditangkap dan dipenjarakan. Namun di kota-kota seperti Ankara, Antalya, Adana, Samsun, Mersin dan Izmir, banyak contoh distribusi minuman keras palsu juga telah dilaporkan.
Anda mungkin membayangkan bahwa perjuangan luas yang dilakukan oleh kepolisian Turki dan Kementerian Dalam Negeri terhadap pengedar minuman keras palsu ditujukan semata-mata untuk mencegah kematian warga negara; Namun kenyataannya tindakan ketat ini memiliki dua alasan utama lainnya: Pertama, publikasi berita tentang kematian akibat mengonsumsi miras berdampak negatif terhadap pendapatan pariwisata Turki. Kedua, pemerintah Turki memiliki pendapatan tinggi dari pajak tinggi yang dikenakan pada produksi dan penjualan alkohol legal, dan produksi dan distribusi bawah tanah menghancurkan sebagian besar pendapatan pemerintah!
Besarnya pajak penghasilan yang dikenakan pada toko minuman keras, pajak pertambahan nilai, dan pendapatan pemerintah lainnya dari produksi, distribusi, dan ekspor minuman beralkohol seringkali berkisar antara 45 hingga 65 persen dari harga awal produk, yang berarti menggandakan harga jual produk tersebut untuk konsumen.
Para pakar dan aktivis ekonomi Turki juga memiliki informasi yang jelas tentang insiden ini dan yakin bahwa masalah ini menjadi masalah nasional.
Bendevi Palandoken, Presiden Konfederasi Pedagang dan Pengrajin Turki (TESK), mengatakan: "Penjualan etanol atau etil alkohol secara bebas dan ketersediaannya di sebagian besar apotek, toko, dan internet telah mendorong orang untuk memproduksi alkohol di rumah, yang merupakan cara yang baik untuk menghasilkan uang, ini mengancam kesehatan manusia dan juga menyebabkan kerugian besar bagi pemerintah. Kita sedang menjalani masa di mana rata-rata 500 orang meninggal setiap tahunnya akibat masalah ini."
Aktivis ekonomi Turki melanjutkan: "Sekitar 15 juta liter alkohol palsu telah ditemukan dan disita dalam 10 tahun terakhir. Tetapi ini hanya sebagian dari produk akhir, dan berkali-kali jumlah tersebut dijual. Miras palsu tidak hanya membahayakan kesehatan manusia, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi pemerintah, dan pemerintah menderita kerugian pajak rata-rata 10 miliar lira setiap tahunnya."
Di akhir harus dikatakan: Di kondisi ketika bahkan media dan pejabat Turki juga banyak memperingatkan bahaya mengonsumsi miras palsu yang diekspor oleh negara tersebut, sampai saat ini, sejumlah makelar dan pedagang berusaha memasukkan produk ini melalui perbatasan ke Irak, Iran dan Suriah. (MF)