KTT CICA dan Isu Perlawanan terhadap Dominasi AS
Konferensi internasional kelima "Interaksi dan Kepercayaan: Mambangun Ukuran di Asia (CICA)" yang diselenggarakan oleh pemerintah Tajikistan di Dushanbe baru saja berakhir.
Di awal pertemuan, Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon mengucapkan terima kasih kepada pada kepala negara dan pejabat tinggi negara-negara yang berpartisipasi dalam acara ini, termasuk Presiden Republik Islam Iran. Kepala negara 12 negara anggota dan delegasi tingkat tinggi dari 15 negara lain menghadiri pertemuan Dushanbe.
Saat ini, CICA memiliki 27 anggota, termasuk delapan negara pemantau dan lima organisasi internasional seperti PBB, Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa, dan Liga Arab.
Konferensi Dushanbe mengusung tema "Perspektif Kolektif mengenai Kawasan yang Aman dan Sejahtera", yang membahas berbagai masalah regional dan internasional.
Konferensi CICA dipandang penting karena memiliki dimensi yang luas dari jangkauan dan populasi serta keterlibatan organisasi regional dan internasional. Sejatinya, kawasan CICA menyumbang 89 persen dari total luas daratan di benua Asia dan Timur Tengah, serta 72 persen dari zona Eurasia.
Pertemuan ini penting di tengah berlanjutnya dominasi hegemoni Barat, terutama AS yang terus-menerus memaksakan kebijakan unilateralnya terhadap pihak lain Dalam hal ini, analis Asia Tengah dari universitas federal Rusia, Artyom Lukin menyoroti konferensi CICA dari perspektif Eurasia, dengan mengatakan, "Meskipun landasan dari pandangan ini berhubungan dengan pembentukannya oleh delapan anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai. Tetapi konferensi yang beranggotakan 27 pihak ini lebih relevan dan komprehensif daripada Organisasi Kerjasama Shanghai. Urgensinya adalah memberikan legitimasi seperti sebuah sabuk pengaman terhadap berbagai proyek [regional]. "
Itulah sebabnya para ahli memandang pertemuan puncak CICA ke-5 sangat penting, terutama di tengah meningkatnya tekanan Amerika Serikat terhadap Iran, Rusia dan beberapa negara Asia. Hal ini menjadi masalah penting bagi anggota utama konferensi CICA, yang dihadapkan dengan berbagai ancaman dan masalah dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Oleh karena itu, pertemuan saat ini lebih penting dan menjadi dasar bagi konferensi mendatang. Terbangunnya rasa saling percaya negara-negara Eurasia dan anggota CICA dapat menangkal konspirasi negara-negara hegemonik Barat, sekaligus memudahkan kerja sama antarsesama anggota konferensi tersebut.(PH)