Mengenal Drone Tempur dan Pertahanan Iran, Kian
Kemajuan Republik Islam Iran di bidang drone selama tiga dekade terakhir cukup gemilang dan pesawat tanpa awak (UAV) bikinan Iran ini khususnya selama satu dekade terakhir memiliki urgensitas tinggi mengingat meletusnya konfrontasi di kawasan.
Drone produksi Iran ini dengan baik menunjukkan kemampuannya di bidang pengawasan, identifikasi, pelacakan dan operasi ofensif di medan tempur di kawasan.
Kekuatan drone Iran telah meningkatkan domain keamanan dan pertahanan perbatasan negara berkilo-kilo meter lebih jauh dari perbatasan darat dan laut negara ini. Kemampuan drone Iran selama beberapa tahun terakhir, dengan fokus pada dua unsur kuantitas dan kualitas UAV, senantiasa disertai dengan lompatan yang signifikan dan dewasa ini, Iran berubah menjadi kekuatan drone di kawasan serta memiliki posisi istimewa di antara negara-negara pemilik teknologi drone.
Drone Kian salah satu prestasi penting di bidang drone industri pertahanan nasional. Drone ini sepenuhnya produksi dalam negeri yang dilengkapi dengan motor microjet dan berada di list drone pertahanan dalam negeri serta diproduksi oleh para teknisi pertahanan udara dan menjadi bagian dari unit ini.
Gambaran Umum
Drone Kian, salah satu prestasi penting di sektor drone industri pertahanan nasional Iran. Kian 1 dimaksudkna untuk target pesawat dan sensor peralatan pertahanan. Sementara Kian 2 dilengkapi dengan sistem penerimaan radar musuh dan pemburu radar musuh dan pusat peperangan elektronik.
Drone Kian 1 diuji coba pertama kali pada 27 Desember 2014 dan 10 Mei 2016 dipamerkan di depan publik di pameran prestasi unit pertahanan anti-udara militer. Drone ini diproduksi dan didesain oleh para teknisi muda unit drone unit anti-udara militer dan atas instruksi serta dukungan panglima militer. Proses ini berlangsung selama satu tahun, mulai dari desain, produksi hingga uji coba.
Misi drone ini adalah menguji peralatan pertahanan udara sebagai drone target dan dapat digunakan sebagai drone ofensif melalui operasi bunuh diri. Drone ini berbadan kecil dan dilengkapi dengan motor microjet.
Menurut Brigjen Alireza Sabahi Fard, komandan unit anti-udara militer Iran, drone Kian yang termasuk kelas drone militer dan pertahanan udara, diproduksi dalam dua kelas, Kian 1 dan Kian 2. Drone tersebut juga memiliki kecepatan tinggi untuk menjalankan misi pelacakan dan identifikasi serta dengan durasi penerbangan lama serta didesain untuk operasi serbu.
Drone Kian yang ditingkatkan kemampuannya telah berhasil mengangkat kapasitas sistem pertahanan di unit anti-udara Iran. Drone Kian dimaksudkan untuk melakukan misi ofensif yang diperlukan untuk operasi efektif jaringan pertahanan udara negara, termasuk penghancuran pusat penyadapan musuh atau peperangan elektronik, yang merupakan ancaman bagi kinerja pertahanan udara negara tersebut.
Drone Kian 1 telah digunakan sebagai target terbang dan sensor alutsista, sedangkan Kian 2 dilengkapi dengan sistem untuk menerima gelombang radar musuh dan merupakan pemburu radar musuh dan pusat peperangan elektronik.
Misi drone Kian 1 adalah untuk mengukur peralatan pertahanan udara, menggunakannya sebagai target terbang, dan juga dapat digunakan sebagai UAV serangan bunuh diri; itu dibuat dalam dimensi kecil dan dilengkapi dengan mesin microjet.
Baik drone Kian 1 dan 2 menggunakan booster berbahan bakar padat untuk memulai penerbangan dan mencapai kecepatan awal yang diperlukan untuk menghidupkan mesin jet.
Kian 1
Drone Kian 1, yang diresmikan pada Januari 2015, telah dikerahkan dengan misi untuk mengukur peralatan pertahanan udara dan target terbang dengan dimensi kecil dan mesin microjet. Drone ini dengan lebar sayap 2 meter, kemampuan mengangkut kargo 30 kg dengan ketinggian terbang hampir 5.500 meter, kecepatan terbang 350 km per jam, dan kecepatan maksimum 480 km per jam. Kian 1 digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan UAV tipe baru dengan ukuran ganda, yang diberi nama Kian 2.
Kian 2
Kian 2 diluncurkan pada September 2019. Kian dibuat untuk berbagai misi; salah satu misinya adalah menghancurkan target yang dituju dalam misi to-the-point dan bunuh diri.
Ini dapat menghancurkan target jauh di luar perbatasan negara dengan kontinuitas penerbangan yang tinggi.
Drone ini dibuat dengan lebar sayap sekitar 3,5 hingga 4 meter dan panjang sekitar 4,5 meter. Dimensi yang lebih besar dan sayap yang lebih tebal cocok untuk terbang dengan kecepatan subsonik dan memungkinkannya membawa lebih banyak bahan bakar. Jangkauan operasional drone ini lebih dari 1.000 km.
Dimungkinkan juga untuk memasang semacam sistem penerimaan gelombang radar musuh di dalam drone ini, yang dapat menjadikannya pilihan yang cocok untuk peran anti-radar. Ini menggunakan dua saluran masuk udara dengan desain canggih agar sesuai dengan badan pesawat dan sisi-sisinya. Drone ini adalah tipe sayap Delta yang memberikan karakteristik penerbangan yang diinginkan untuk itu pada kecepatan tinggi.
Partisipasi di Manuver Militer
Drone Kian di tahun 2014 diuji coba pertama kali di manuver kekuatan militer untuk mengevaluasi sistem radar dan rudal pangkalan ini sebagai target terbang. Menurut Jubir Unit Anti-Udara Khatam al-Anbia Iran, Shahrokh Shahram, selama manuver Mohammad Rasulullah Saw, drone Kian dilibatkan dan berperan sebagai target terbang serta berhasil dilacak radar Mersad dan dihancurkan dengan rudal anti-udara Shalamceh.
Selain itu, di hari ketiga manuver ini, drone Kian bersama drone Hazem terbang di atas Laut Oman dan menjadi target Sky Guard system. Desember 2020, Humas militer Iran mengumumkan bahwa drone Kian 2 menempuh jarak 1400 km dari pantai Makran selama proses manuver utama dan menjadi target terbang berhasil dihancurkan di zona latihan Semnan.
Laksamana Amir Mousavi, Wakil Kepala Operasi dan Juru Bicara Latihan Besar UAV Angkatan Darat, menyatakan bahwa rencana operasional yang tepat telah diramalkan untuk semua ancaman udara, darat dan laut, dan berkata: berkat upaya militer Iran, jarak tempuh drone bunuh diri militer meningkat hingga 2000 km.