May 17, 2023 19:48 Asia/Jakarta
  • Pejabat militer Iran dan Indonesia.
    Pejabat militer Iran dan Indonesia.

Dua kapal militer Republik Islam Iran, Makran dan Dena akan segera embali ke tanah air dalam beberapa hari mendatang. Kembalinya dua kapal tersebut membawa beberapa pesan penting, terutama pesan yang membuktikan puncak keimanan dan keyakinan bangsa Iran dalam melawan sanksi dan tekanan.

Menurut FNA, Armada 86 pasukan Angkatan Laut (AL) Militer Iran yang dikenal dengan Armada 360 akan tiba di pelabuhan Bandar Abbas dalam beberapa hari mendatang (dua atau tiga hari) setelah 8 bulan berlayar dan berkeliling dunia.

Selama perjalanan keliling dunia, armada ini juga mengikuti manuver Zolfaghar berupa menerbangkan helikopter, drone, penembakan, operasi intelijen dan operasi kapal selam.

Armada yang terdiri dari dua kapal pendukung Makran dan kapal perang Dena ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah pelayaran Iran, berhasil mengelilingi dunia sepenuhnya satu kali dan berlayar lebih dari 63.000 kilometer (km) mengarungi Samudra Pasifik.

Armada 86 penting dari beberapa sudut pandang, dan gambaran singkat tentang armada ini menunjukkan bahwa pandangan bijak dan jauh ke depan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam memberikan gelar AL strategis untuk AL Militer Iran dan pendefinisian tanggung jawab penting dan kunci untuk AL ini, telah mampu mendorong meningkatnya level dan kedudukan serta kekuatan Iran di kancah dunia.

Kapal Makran dan Dena

Kapal dan Perlengkapan Dibuat Ahli Dalam Negeri

Armada 86 terdiri dari kapal pendukung Makran sebagai kapal terbesar di Iran, dan kapal perang Dena, yang keduanya diproduksi di dalam negeri. Pelayaran yang dilakukan menempuh jarak lebih dari 63.000 km dengan perlengkapan dan peralatan buatan dalam negeri serta didasarkan pada pelayaran mandiri.

Dukungan Keluarga

Pasukan yang ikut dalam Armada 86 meninggalkan keluarga mereka di Bandar Abbas lebih dari 8 bulan yang lalu dan sekarang mereka kembali ke rumah setelah 8 bulan. Dukungan penuh dari keluarga kepada para personel pasukan yang hadir dalam armada ini sangat penting agar mereka dapat berhasil dalam menjalankan misinya, dan AL Militer Iran juga telah dapat sepenuhnya menanggapi dan mengapresiasi dukungan ini dalam berbagai dimensi.

Kapal Makran

Delapan Bulan Berlayar

Melakukan pelayaran laut yang jauh selama 8 bulan tentunya membutuhkan perlengkapan tersendiri, dan AL Militer Iran telah cukup memperhatikan kebutuhan yang paling detail armada ini sebelum menjalankan misinya.

Peralatan Khusus

Pendirian rumah sakit laut pertama dengan bank darah, dokter dan obat-obatan, laboratorium, dan alat diagnostik di dalam kapal Makran adalah salah satunya. Bahkan dalam pemilihan pasukan, telah diupayakan untuk memiliki berbagai golongan darah di antara para perwira pasukan sehingga mereka dapat saling mendonorkan darah saat dibutuhkan.

Pejabat militer Iran dan Indonesia

Membawa Pesan dari Rakyat Iran

Dalam perjalanannya, Armada 86 telah menyampaikan pesan persahabatan dan perdamaian dari bangsa Iran ketika berlabuh di pantai berbagai negara di dunia, termasuk di Jakarta (Indonesia), pantai benua Amerika, Rio de Janeiro (Brasil), dan Cape Town (Afrika Selatan).

Armada 86 yang mewakili rakyat Iran berlayar melewati beberapa wilayah laut dan samudera dunia dan membawa pesan persahabatan kepada sahabat-sahabat bangsa Iran dan juga membawa pesan khusus untuk musuh-musuhnya, yaitu pesan kekuatan dan vitalitas bangsa pengukir sejarah.

Perlengkapan Khusus

Menyeberangi lautan yang bergolak membutuhkan peralatan dan prediksi serta antisipasi yang tepat. Menurut Laksamana Shahram Irani, AL Militer Iran telah dilengkapi dengan perangkat lunak khusus untuk pertama kalinya guna menghadapi kemungkinan adanya pergolakan laut, ketidakstabilan kapal dan alun (turbelensi) selama perjalanan. Contohnya adalah perangkat lunak khusus untuk prediksi cuaca yang memiliki prakiraan yang hampir realistis untuk beberapa hari dan minggu mendatang dari keadaan cuaca di lautan.

Kapal Makran

Peralatan Perbaikan Kapal

Alat dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan perbaikan kapal Makran dan kapal perang Dena adalah masalah penting lainnya yang dipertimbangkan dalam misi Armada 86. Selama misi yang panjang ini, kadang-kadang perlu untuk memeriksa dan memperbaiki beberapa bagian dari kedua kapal ini. Peralatan dan personel khusus telah disediakan dan disiapkan untuk melakukannya. Beberapa suku cadang yang diperlukan untuk bagian internal kedua kapal ini juga telah dibawa bersama armada.

Melewati Pergolakan Laut

Pada hari-hari pergolakan laut yang sulit di Samudra Pasifik, kapal Dena mampu menahan penyimpangan jalur lebih dari 46 derajat dan berada dalam kondisi alun (turbulensi) ini selama 8 hari dan malam. Pengetahuan teknik Iran ini merupakan pengalaman berharga dan terhormat yang akan menjadi peta masa depan. Sangat menarik untuk diketahui bahwa negara-negara yang mengklaim diri sebagai kekuatan maritim di dunia, ternyata kapal mereka tumbang dan tenggelam ketika pertama kali berlayar di Samudra Pasifik.

Kapal Makran

Perjalanan Armada 86 Iran Diiringi oleh Sanksi AS

Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi terhadap Armada 86 segera setelah keberangkatannya, tetapi berbagai negara telah mengizinkan armada AL Militer Iran ini untuk berlabuh di sepanjang rute sepanjang 63.000 km, dan bahkan mengadakan latihan bersama dengan armada tersebut. Hal ini membawa pesan penting, yaitu pesan kekuatan untuk rakyat Iran dan pesan tentang sanksi yang tidak berharga dan tidak berguna bagi para pejabat AS.

Kemandirian AL Militer Iran

Dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, Iran telah melakukan langkah besar dalam berlayar keliling dunia, dan narasi kemajuan yang membanggakan ini harus terus dilestarikan dalam buku-buku pelajaran dan media di negara ini.

Sejarah Iran belum pernah melihat gerakan yang begitu hebat, dan rakyat Iran harus menceritakan kemuliaan dan kesuksesan unik ini dalam ukuran epiknya.

Pengiriman beberapa jurnalis ke geladak kapal Makran pada hari-hari terakhir misi 8 bulannya adalah langkah yang tepat untuk mengabadikan keberhasilan misi Armada 86. Keberhasilan yang harus diulangi dalam berbagai bentuk pada misih-misi di masa depan.

Yang pasti, lautan dan samudra akan sering mendengar nama orang Iran pada tahun-tahun mendatang.

Kapal Perusak Dena

Kapal Dena

Dena merupakan kapal perusak kelas Mowj yang didesain dan diproduksi oleh Industri Maritim Kementerian Pertahanan Iran, di bawah pengawasan Angkatan Laut Strategis Militer negara ini. Kapal perusak yang merupakan produk dalam negeri Iran ini, dilengkapi dengan berbagai peralatan dan sistem pertahanan serta penyerangan.

Selain memiliki kemampuan jelajah jarak jauh di laut dan samudra, ia juga bisa digunakan untuk melacak, mengidentifikasi, memantau, melawan dan jika diperlukan menghancurkan berbagai ancaman udara, permukaan dan bawah laut. Geladak kapal yang bisa digunakan untuk lepas landas dan pendaratan helikopter, merupakan karakteristik penting operasional kapal perusak Dena. Dengan diserahkannya kapal perusak ini ke AL Militer Iran, sebuah langkah lain diambil di jalur modernisasi armada permukaan Angkatan Bersenjata Iran.

Ukuran, Bobot dan Kekuatan Kapal Dena

Kapal perusak baru ini dilengkapi sejumlah peralatan yang menarik dan perlu diperhatikan, dan mungkin pesan terpentingnya adalah penyempurnaan sebuah era desain di AL Militer Iran, dan masuk ke level baru dalam sejarah pembuatan kapal di Republik Islam Iran. Kapal perusak Dena memiliki bobot sekitar 1.300 hingga 1.500 ton, panjang sekitar 94 meter, dan lebar sekitar 11 meter. 

Pada bagian propulsi kapal perusak Dena, untuk pertama kalinya digunakan sebuah sistem buatan dalam negeri Iran. Kapal perusak ini menggunakan empat mesin kapal laut, Bonyan-4 yang memiliki kekuatan masing-masing 5.000 tenaga kuda sehingga total berkekuatan 20.000 tenaga kuda. 

Di bidang persenjataan, kapal perusak Dena dilengkapi dua rudal darat ke udara Mehrab yang mengambil contoh model dari rudal standar, dan di bidang persenjataan anti-permukaan, Dena dilengkapi empat rudal anti-kapal, kemungkinan dari seri Ghadir atau Ghader. 

Kapal Perusak Dena

Persenjataan Kapal Dena

Kapal ini juga memiliki sebuah magazen meriam 75 milimeter Fajr-27, meriam 40 milimeter, dan dua meriam 20 milimeter di sisi dua peluncur tiga torpedo 533 milimeter Kouse. Pada saat yang sama, kapal perusak Dena punya kemampuan menerima pendaratan helikopter di balkon khusus di bagian tengah kapal, pada malam atau siang hari. 

Di bidang radar, kapal perusak Dena dilengkapi radar yang memiliki susunan berfase atau phased array, Asr yang sudah diefisiensi. Model pertama radar Asr yang dipasang di kapal perusak Dena memiliki jarak tempuh sampai 200 kilometer, dan model terbaru sampai 300 kilometer, serta mampu menjangkau area sekitar kapal sampai 360 derajat.

Sistem kendali tembakan merupakan salah satu keunggulan kapal perusak Dena, selain itu kapal ini juga bisa melacak 40 target dan bertarung dengan lima lawan sekaligus.

ena sebagai kapal perusak buatan dalam negeri Iran terbaru, dari sisi fisik, dan sampai tingkat tertentu di bidang persenjataan, mirip dengan kapal perang Jamaran, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan mencolok di antara keduanya. Kapal perusak Dena memanfaatkan baling-baling kapal laut buatan dalam negeri, sistem sonar dalam negeri, dan merupakan bukti lompatan AL Militer Iran dari era analog ke digital berbasis sistem dalam negeri. 

Semua ini menunjukkan bahwa AL Strategis Militer Iran melangkah di jalan yang tepat untuk meraih kemampuan dalam negeri di bidang pembuatan kapal tempur. 

Kapal Perusak Dena

Sistem Radar Kapal Dena

Desain badan kapal Dena mungkin merupakan model desain terbaru dalam kapal berat Iran, dan sepertinya pada kapal-kapal buatan dalam negeri Iran berikutnya, selain akan menggunakan sistem modern, pada badan kapal yang baru juga akan dikembangkan sistem anti-radar teknologi siluman atau Stealth, dan selain kecepatan produksinya ditingkatkan, level desain dan produksi di Iran, akan setara dengan negara-negara pembuat kapal perang dunia lain. 

Di kapal perusak Dena juga dipasang dua sistem lain, pertama, sistem Bow Thruster di hidung kapal. Sistem ini meliputi satu atau beberapa alat yang dipasang di hidung kapal, dan memungkinkannya untuk meningkatkan manuver saat meninggalkan dermaga. Sistem ini untuk pertama kalinya terlihat dalam proyek Mowj, Iran. 

Di bagian belakang kapal Dena juga dipasang sistem Bow Thruster di bawah badan kapal. Kedua, sebuah bagian menonjol ditemukan di kapal perusak Dena, yang tidak ada pada kapal-kapal kelas Jamaran, dan itu merupakan lokasi untuk menempatkan sonar pelacak kapal selam berbasis gelombang suara. 

Sebelumnya sistem ini tidak ditemukan pada kapal-kapal perusak Kelas Mowj lainnya, dan ada kemungkinan sistem sonar yang dipasang pada kapal perusak Dena, adalah sonar Soroush yang pertama kali diperkenalkan oleh Iran pada tahun 2016. (RA)

Tags