Kepala Perpustakaan Nasional Iran-Indonesia Bahas MoU
Kepala Organisasi Arsip dan Perpustakaan Nasional Republik Islam Iran (NLAOI) Ashraf Boroujerdi melakukan dialog melalui konferensi video dengan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando pada Rabu pagi, 10 Juni 2020.
Dalam percakapan tersebut, Boroujerdi mengungkapkan kesiapan Iran untuk menyelenggarakan lokakarya yang melibatkan para pakar Perpustakaan Nasional Indonesia. Dia juga menekankan pentingnya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama antara Perpustakaan Nasional Iran dan Indonesia.
Seperti dikutip nlai.ir, Ketua Organisasi Arsip dan Perpustakaan Nasional Iran mengatakan, salah satu tanggung jawab NLAOI adalah akses mudah ke sumber-sumber yang diperlukan oleh para pecinta sains dan budaya, di mana hal ini dapat dicapai melalui komunikasi yang efektif dan berkelanjutan.
Boroujerdi menyinggung sejarah panjang interaksi antara Iran dan Indonesia, dan menuturkan, dialog seperti ini dapat menciptakan dasar yang menguntungkan untuk menjalin interaksi luas antara Perpustakaan Nasional Iran dan Perpustakaan Nasional Indonesia di berbagai bidang seperti buku dan dokumen.
"Mengingat bahwa Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia dan juga karena banyak sumber yang tersedia saat ini, yang telah ditulis di masa lalu oleh para ilmuwan dan pemikir Muslim, maka dapat diharapkan bahwa proses interaksi antara Iran dan Indonesia akan terjalin lebih baik," ujarnya.
Boroujerdi lebih lanjut menyinggung persiapan untuk menandatangain MoU kerja sama antara Perpustakaan Nasional Iran dan Indonesia.
"Draft MoU ini telah ditulis di masa lalu, tetapi belum sampai ke tahap penandatanganan, dan diharapkan bahwa dalam pembicaraan ini, ada fokus yang lebih serius terkait dengan Nota Kesepahaman itu," imbuhnya.
Di bagian lain penjelasannya, Boroujerdi menyinggung usulan tentang pembuatan bagian yang berkaitan dengan pengenalan Perpustakaan Nasional Iran dan Indonesia.
"Perpustakaan Nasional Iran dan Indonesia memiliki sumber-sumber dan informasi yang sangat kaya, dan sumber dan informasi ini bisa saling ditukar dan diberikan satu sama lain secara digital. Ini dapat dianggap sebagai salah satu klausa dari Nota Kesepahaman antara kedua perpustakaan," jelasnya.
Kepala NLAOI juga menyinggung percepatan proses digitalisasi dalam Perpustakaan Nasional Iran setelah menyebarnya virus Corona, COVID-19.
"Sejumlah besar sumber NLAOI di bidang buku anak-anak dan remaja, disertasi, manuskrip, dokumen dan arsip, naskah dan manuskrip, baku-buku cetakan baru dan lain-lainnya, telah didigitalkan dan diunggah di situs Organsasi Arsip dan Perpustakaan Nasional Iran," tuturnya.
Di bagiaan akhir statemennya, Boroujerdi menuturkan, NLAOI siap untuk mengadakan kelas dan lokakarya tentang pemulihan dan perlindungan arsip untuk para pakar Perpustakaan Nasional Indonesia.
Sementara itu, Kapala Perpustakaan Nasional Indonesia mengungkapkan kepuasan atas terjalinnya dialog dan interaksi melalui konferensi video dengan Kepala Perpustakaan Nasional Iran.
"Kami berharap bahwa dialog seperti ini akan menciptakan dasar yang menguntungkan untuk pengembangan dan perluasan kerja sama antara Perpustakaan Nasional Indonesia dan Iran," kata Muhammad Syarif Bando.
Dia menyinggung digitalisasi sejumlah besar sumber di Perpustakaan Nasional Indonesia dan pengunggahannya ke situs perpustakaan ini.
"Masyarakat dapat mengakses ribuan sumber digital dengan mengunjungi situs web ini. Dengan cara ini, hubungan antara orang-orang dan anggota Perpustakaan tetap terjaga," imbuhnya.
Menurutnya, Perpustakaan Nasional Indonesia memiliki hubungan dengan lebih dari 1500 perpustakaan, dan mempunyai 10 juta sumber digital.
Muhammad Syarif Bando lebih lanjut menyinggung adanya ribuan naskah dan manuskrip di Perpustakaan Nasional Indonesia.
"Dalam sumber-sumber ini, ada juga salinan dalam bahasa Arab dan Persia, di mana kami bersedia untuk membagikan sumber-sumber ini secara digital kepada Perpustakaan Nasional Iran dalam kerangka Nota Kesepahaman itu," pungkasnya. (RA)