Kristalisasi Nilai-nilai Pertahanan Suci (3)
Keberanian merupakan masalah hati yang berakar dari kedalaman jiwa manusia, dan secara harfiah berarti kekuatan hati dan ketabahan dalam situasi sulit dan konflik yang luar biasa.
Delapan tahun perjuangan melawan pasukan rezim Saddam Hussein dengan fasilitas dan peralatan militer sangat terbatas adalah salah satu epos keberanian paling spektakuler dalam mempertahankan negara melawan agresor yang menjadi inspirasi gerakan pembebasan dunia.
Pemuda Iran tidak segan-segan mengorbankan nyawa mereka demi mempertahankan negara dan membela Revolusi Islam. Dengan keberaniannya, rakyat dan pemuda Iran bahkan tidak membiarkan sejengkalpun teritorial negaranya berada di tangan musuh. Puluhan ribu pemuda Iran berkorban di puncak keberaniannya demi mempertahankan cita-cita besar Revolusi Islam.

Era pertahanan suci penuh dengan epik keberanian dan perjuangan yang membuat kagum banyak orang. Reza Iranmanesh menjelaskan salah seorang pejuang pertahanan suci yang masih belia. Ia menulis, "Syahid Ali Arab adalah seorang remaja belia yang bertanggung jawab untuk membantu membawakan RPG. Pada malam operasi, Ali Arab juga hadir saat operasi. Di tas punggung Ali terdapat amunisi dalam jumlah besar, termasuk peluru RPG, dan sebagainya. Operasi harus dilakukan tanpa suara sedikitpun, semua pejuang bergerak secara diam-diam di sepanjang rute agar operasi tidak terdeteksi musuh. Tiba-tiba, musuh melepaskan beberapa tembakan berturut-turut dan menembakkan beberapa lampu. Salah satu nyala api ini mengenai tas punggung Ali yang penuh peluru dan amunisi. Komandan segera menghampiri Ali dan memintanya untuk tidak bersuara. Beberapa anak ingin membantu Ali. Namun, karena operasi itu tidak boleh terdeteksi musuh, Ali mencegahnya dan meminta anak-anak dan komandan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Kemudian dia memasukkan sal ke dalam mulutnya sehingga tidak ada suara yang keluar darinya, sementara tas punggungnya semakin panas dan amunisi di dalamnya telah meledak. Tidak mungkin kami meninggalkan Ali sendirian. Ketika operasi berakhir dan kami kembali ke rute yang sama seperti sebelumnya, kami tidak melihat Ali, karena seluruh tubuhnya terbakar dan melepuh, dan yang tersisa hanya sol sepatunya yang tahan api."
Seorang pejuang lainnya mengisahkan tentang epik pengorbanan,"Pasukan menunggu di belakang sebelum ia membersihkan jalur untuk dilewati dengan aman. Satu buah ranjau tidak hanya membunuh satu orang, tapi banyak orang. Namun ada yang berrani mengorbankan dirinya demi keselamatan orang lain sebagaimana dilakukan Ali Akbar Fazli, yang kini menjadi veteran dengan 70 persen tubuhnya cedera.

Berita tentang keberanian rakyat Iran dalam mempertahankan agama dan tanah airnya tidak hanya terbatas di teritorial Iran saja. Terlepas dari semua upaya imperium media Barat untuk menghancurkan Republik Islam Iran di mata opini publik dunia, tapi berita keberanian pemuda Iran dalam mempertahankan tanahnya menjadi model gerakan pembebasan dunia.
Dalam epik lainnya, Iranmanesh menuturkan, "Saya ingin memberi tahu Anda tentang pengorbanan seorang remaja hebat yang memiliki jiwa yang begitu besar. Dia tidak lebih dari tiga belas tahun dan datang ke garis depan dengan trik khusus. Pada malam operasi, anak-anak tidak diizinkan untuk bergabunglah dengan barisan maju ke garis depan. Tapi secara sukarela dan tanpa ada tahu, ia tidur di atas kawat berduri dan membungkus diri Anda dengan karung supaya jalur terbuka dan pasukan bisa melancarkan serangan menuju garis depan,".
Tentu saja dalam perang, fasilitas dan peralatan memainkan peran penting, tetapi dalam perang delapan tahun pertahanan suci, keberanian para pejuanglah yang menentukan kemenangan bangsa Iran menghadapi agresor.

Keberanian sebagai salah satu keutamaan manusia dan kualitas serta akhlak yang baik. Keberanian memiliki banyak dimensi dan tipe. Seseorang bertanya kepada Imam Hassan, "Apakah keberanian itu?" Imam menjawab, "Menghadapi dengan musuh, dan kestria di medan perang."
Isi beberapa ayat Alquran juga jelas menunjukkan keberanian. Ayat 173 Surah Ali Imran menjelaskan kepercayaan dan keberanian para sahabat Nabi Muhammad Saw. Di akhir perang Uhud, pasukan Abu Sufyan yang telah mengambil jalan menuju Mekah, tiba-tiba menyesalinya dan memutuskan untuk menyerang kembali kaum Muslimin dan menghancurkan sisanya. Berita itu sampai ke Nabi Muhammad Saw dan dia segera memanggil orang-orang untuk mengambil bagian dalam perang lain. Semua yang terluka dalam perang Uhud juga bersiap untuk berperang dan mereka bertawakal kepada Allah swt. Karena keberaniannya, kaum musyrik tidak jadi menyerang karena takut dan kembali ke Mekah.
Dalam ayat-ayat ini, Allah swt memuji orang-orang yang beriman: (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
Dengan menunjukkan keberanian mereka, mereka tidak hanya mencegah kekalahan yang berbahaya, tetapi juga meletakkan dasar untuk kemenangan di masa depan, menghilangkan efek negatif kekalahan dari hati teman-teman mereka, dan menyimpan cahaya harapan di hati mereka dengan hanya bersandar kepada Allah swt.(PH)