Okt 10, 2021 12:58 Asia/Jakarta
  • Instagram dan Kesehatan Mental Remaja

Apakah kita memikirkan kesehatan mental kita ketika menghabiskan waktu di media sosial? Bagaimana posisi jejaring sosial dalam kehidupan pribadi dan sosial kita?

Dalam seminggu terakhir, Facebook menghabiskan waktunya untuk menanggapi artikel di The Wall Street Journal yang mengungkap bahwa perusahaan itu tidak menindaklanjuti persoalan besar seperti, penyebaran informasi yang salah tentang virus Corona dan diskriminasi di antara pengguna.

Artikel itu juga mengutip hasil penelitian internal Facebook, yang menunjukkan bahwa penggunaan Instagram berdampak buruk bagi sebagian pengguna, terutama gadis remaja dan mendorong mereka menilai dirinya secara negatif. Menurut salah satu dokumen internal, 32% gadis remaja melaporkan bahwa Instagram membuat mereka memiliki citra yang lebih buruk tentang tubuhnya.

Kritik terhadap jejaring sosial Instagram bukan merupakan fenomena baru. Tapi kali ini, apa yang telah diterbitkan The Wall Street Journal telah menambah ruang lingkup kritik. Dampak buruk psikologis muncul di kalangan pengguna karena harapan palsu yang disebabkan oleh gambar yang dipublikasikan di Instagram.

Gambar-gambar ini, yang tidak pernah menjadi gambaran utuh dari seorang manusia, secara tidak langsung memaksakan perilaku dan metode tertentu pada pengguna muda dan kurang berpengalaman.

Remaja lebih cenderung masuk ke Instagram daripada situs media sosial lainnya. Ini adalah bagian dari kehidupan remaja di mana-mana. Namun penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa semakin sering remaja menggunakan Instagram, semakin buruk kesejahteraan, harga diri, kepuasan hidup, suasana hati, dan citra tubuh mereka secara keseluruhan. Satu studi menemukan bahwa semakin banyak mahasiswa menggunakan Instagram pada hari tertentu, semakin buruk suasana hati dan kepuasan hidup mereka pada hari itu.

The Wall Street Journal menulis dalam laporannya bahwa terlepas dari pengetahuan para manajer dan pejabat Facebook tentang kerusakan psikologis remaja, namun mereka telah mencoba untuk menyembunyikan informasi ini.

Dalam menanggapi hal itu, Mark Zuckerberg berbicara tentang peran positif jejaring sosial dalam hubungan kelompok remaja. “Penelitian yang kami lihat adalah bahwa menggunakan aplikasi sosial untuk terhubung dengan orang lain dapat memiliki manfaat kesehatan mental yang positif,” kata Zuckerberg di hadapan anggota Kongres AS pada Maret 2021.

Zuckerberg mengatakan anak-anak muda ini menggunakan jejaring sosial untuk terhubung dengan teman, bersenang-senang, dan mendapatkan informasi. Jumlah pengguna remaja Instagram di Amerika Serikat saja mencapai 22 juta orang.

Penelitian menunjukkan bahwa konten yang diunggah oleh selebriti di Instagram menimbulkan perasaan negatif pada pengikutnya. Menurut para peneliti, orang-orang terkenal membuat pengikut Instagram mereka merasa lebih negatif tentang diri mereka sendiri.

Lebih luas lagi, para peneliti menemukan bahwa semakin banyak pengguna menonton konten yang dibagikan selebriti di Instagram, maka semakin besar sentimen negatif yang mereka rasakan sebagai akibat dari perbandingan sosial. Perbandingan di Instagram dapat mengubah cara wanita muda melihat dan mendeskripsikan diri mereka sendiri.

Studi tersebut juga menemukan bahwa setengah dari konten yang ditonton orang di Instagram terkait dengan selebriti. Studi yang disebut “Social Comparison on Instagram” itu dilakukan antara Maret dan April 2020 dan melibatkan lebih dari 100.000 orang di sembilan negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Brasil.

Juru bicara Facebook, Kevin McAllister mengatakan meskipun responden penelitian tidak diminta untuk menunjuk akun individu tertentu, namun para peneliti menyadari bahwa orang yang terbawa emosi negatif dari perbandingan sosial di Instagram secara teratur mengunjungi akun beberapa selebriti.

Kepala Riset Facebook Pratiti Raychoudhury menyatakan karakterisasi penelitian internal The Wall Street Journal tidak akurat. Ia juga menyalahkan interpretasi yang buruk terhadap data yang dimiliki media itu. Menurutnya, apa yang disebut The Wall Street Journal sebagai masalah “body image” hanyalah salah satu dari 12 masalah yang mungkin diciptakan oleh jejaring sosial seperti Instagram untuk gadis remaja. Selain itu, menurut penelitian internal Facebook, dari setiap 3 gadis remaja, hanya 1 orang yang menderita masalah ini.

Christia Spears Brown, seorang profesor psikologi di Universitas Kentucky mengatakan ada dua fitur utama di Instagram yang sepertinya sangat berisiko. Pertama, memungkinkan pengguna untuk mengikuti selebriti dan teman sebayanya, keduanya dapat menyajikan gambar tubuh yang tidak realistis yang dimanipulasi dan difilter bersama dengan kesan yang sangat terkurasi tentang kehidupan yang sempurna.

Kedua, semua media sosial memungkinkan pengguna untuk selektif dalam apa yang mereka tunjukkan kepada dunia, namun Instagram terkenal dengan kemampuan mengedit dan memfilter fotonya. Ditambah lagi, Instagram adalah platform yang populer di kalangan selebriti, model, dan influencer.

“Manusia, sebagai aturan umum, melihat orang lain untuk mengetahui bagaimana menyesuaikan diri dan menilai kehidupan mereka sendiri. Remaja sangat rentan terhadap perbandingan sosial ini. Instagram memperburuk kekhawatiran ini,” ujarnya.

Spears Brown menjelaskan bahwa cukup sulit untuk membandingkan diri Anda dengan seorang supermodel yang terlihat fantastis (meskipun difilter). Membandingkan diri secara negatif dengan orang lain membuat orang merasa iri dengan kehidupan dan tubuh orang lain yang tampaknya lebih baik.

Baru-baru ini, para peneliti bahkan mencoba memerangi efek ini dengan mengingatkan pengguna Instagram bahwa postingan tersebut tidak realistis. Perbandingan negatif, yang hampir tidak mungkin dihentikan, masih menimbulkan kecemburuan dan menurunkan harga diri.

Bahkan dalam penelitian di mana para peserta mengetahui bahwa foto-foto yang mereka perlihatkan di Instagram telah diperbaiki dan diedit ulang, gadis remaja masih merasa lebih buruk tentang tubuh mereka setelah melihatnya. Untuk anak perempuan yang cenderung membuat banyak perbandingan sosial, efek ini bahkan lebih buruk.

Facebook mengumumkan bahwa mereka telah berhenti mengembangkan layanan Instagram Kids, yang dirancang untuk anak-anak berusia 13 tahun ke bawah. Meski masih ingin membuat produk Instagram untuk anak-anak dengan “pengalaman yang sesuai dengan usia,” tetapi rencana ini ditunda karena menghadapi banyak kritik.

Direktur Instagram, Adam Mosseri mengatakan pada 27 September bahwa pekerjaan pada layanan ini telah dihentikan untuk sehingga kekhawatiran bisa didengar dan berbuat lebih banyak untuk menunjukkan nilai Instagram versi anak-anak.

Versi tersebut, katanya, akan terbebas iklan dan orang tua dapat memantau aktivitas anak-anak mereka. “Saya kira tidak demikian hasil penelitiannya,” kata Mosseri dalam menanggapi temuan bahwa Instagram telah mengintensifkan citra negatif sepertiga remaja putri.

Georgia Wells dari The Wall Street Journal mengatakan meskipun data Facebook sendiri membuktikan bahwa Instagram berbahaya bagi remaja, terutama anak perempuan, namun Facebook akan terus berusaha menarik lebih banyak pengguna.

Jonathan Haidt, seorang psikolog sosial dan dosen di New York University Stern School of Business menuturkan, “Saya tidak bisa membayangkan sebuah produk memiliki izin untuk beroperasi di pasar meskipun merugikan sepertiga dari pelanggan dewasanya.”

Haidt mengaku prihatin dengan efek media sosial pada remaja sejak ia mulai mempelajarinya pada tahun 2015. Dia sudah dua kali berbicara dengan Zuckerberg tentang efek Facebook pada kesehatan mental remaja, pertama kali setelah CEO menghubunginya pada 2019. (RM)

Tags