Persatuan dalam Perspektif Rahbar
"Ketika dunia Islam menjaga persatuan dan menghadapi musuh bersama seluruh kelompok Islam, melihat langsung dampak buruk sepak terjang agresor dan Zionis, maka pasti akan bersatu," Ayatullah Khamenei.
Persatuan menjadi salah satu faktor penting bagi tumbuh dan berkembangnya sebuah masyarakat. Ketika persatuan terwujud di antara rakyat dan pejabat pemerintah, maka bangsa dan negara akan bergerak menuju kemajuan.
Dalam naungan persatuan akan tercipta persaudaraan, kerja sama dan koordinasi yang baik. Oleh karena itu, jika persatuan dan solidaritas antarmasyarakat Muslim terjalin kuat, maka umat Islam akan mencapai kemajuan dan kemuliaannya. Dari titik ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei menegaskan urgensi persatuan Islam.
"Dunia Islam saat ini memiliki satu resep yaitu persatuan, dan di dalam negeri juga demikian, bangsa-bangsa harus bersatu," ujar Rahbar.
Persatuan sangat ditegaskan dalam agama Islam, sebab akan mendorong tercapainya kemuliaan, kemajuan dan stabilitas mayarakat Muslim. Persatuan Muslim bermakna seluruh umat Islam bersatu dalam menghadapi berbagai masalah bersama, saling membantu, sehati dan berperilaku baik dengan sesama Muslim dan menjadikannya sebagai saudara.
Perbedaan tentu saja pasti ada dan normal, tapi jangan sampai menyebabkan terjadinya friksi dan perselisihan. Dalam pandangan Ayatullah Khamenei, perbedaan pandangan di ranah keyakinan sebuah hal biasa, namun perbedaan tersebut tidak boleh menghalangi terwujudnya solidaritas Islam. Masyarakat Muslim harus saling memahami perbedaan masing-masing dan menemukan titik persamaannya demi kemuliaan bersama umat Islam.
Negara-negara Muslim dengan segala kekuatan yang dimilikinya seperti sumber daya manusia dan sumber alam anugerah Allah Swt, memiliki kemampuan untuk memainkan peran signifikan dalam transformasi regional dan internasional. Di antara keunggulan dunia Islam adalah, populasi penduduk lebih dari 1,7 milyar jiwa dari sekitar 60 negara merdeka yang memiliki sumber-sumber energi, letak geografis yang strategis dan kesamaan-kesamaan agama juga budaya.
"Kawasan geografi Muslim dewasa ini merupakan wilayah terpenting. Negara-negara ini dari sisi sumber daya alam, termasuk yang terkaya di antara negara-negara dunia…", tutur Rahbar.
"Daerah yang kaya dan tanah air yang penuh berkah ini berada di tangan Muslim. Sebab hari ini daerah-daerah tersebut memiliki fasilitas seperti minyak, gas dan lainnya yang digali setiap hari dan dibutuhkan manusia untuk membangun peradabannya. Selain itu, sekitar satu miliar ratusan juta Muslim mengisi lebih dari seperlima penduduk dunia. Dengan seluruh populasi penduduk di daerah seperti itu; yang hadir bersama dengan dikibarkan bendera Islam di jantungnya, yaitu Republik Islam Iran, mengapa tidak memanfaatkan potensi besar tersebut ? ini adalah sebuah tempat besar bagi umat Islam," tegas Ayatullah Khamenei.
Dunia Islam secara umum terdiri dari dua pilar utama Sunni dan Syiah. Di Iran, penganut Sunni dan Syiah hidup bersama secara rukun. Meskipun terdapat perbedaan, tapi masih diikat oleh persamaan keduanya. Bangsa-bangsa Muslim baik dari Sunni maupun Syiah harus bahu-membahu bekerja sama untuk mewujudkan kemajuan Muslim dan kemuliaan Islam.
Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini dalam pesannya mengenai persatuan Islam mengatakan, Iran memiliki pemerintahan dengan coraknya sendiri, Irak juga punya model pemerintahannya sendiri, Mesir juga demikian, mereka berada di tempatnya masing-masing; kini yang terpenting adalah semua berada di bahwa payung Islam…"
Imam Khomeini berkata, "Perpecahan dan perselisihan umat Islam adalah penyakit kronis dan yang paling diuntungkan adalah pihak-pihak yang tidak bermazhab Syiah, Sunni, Hanafi atau lainnya. Mereka adalah kelompok yang menginginkan kehancuran Islam. sehingga mazhab Islam apapun tidak penting buat mereka. Kita harus memperhatikan makna ini bahwa kita semua adalah Muslim serta kita semua meyakini al-Quran dan ketauhidan, dan kita harus berjuang dan berkhidmat untuk al-Quran dan ketauhidan itu."
Masalah lain yang harus diperhatikan dunia Islam adalah isu Palestina. Menurut Rahbar, masalah Palestina menjadi prioritas politik dunia Islam dan Muslim. Semua berkewajiban untuk membela, membebaskan dan menyelamatkan rakyat Palestina dan berjuang untuk mereka. Di saat yang sama, Ayatullah Khamenei menekankan kegagalan musuh dalam masalah Palestina dan mengatakan, klaim mereka ingin menjadikan Al Quds sebagai ibu kota Israel, muncul dari kelemahan dan ketidakmampuan mereka.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyayangkan kondisi yang terjadi saat ini di dunia Islam. Rahbar menegaskan, "Ketika kekacauan muncul, ketika antarsesama Muslim bersengketa dan bertempur, maka spiritualitas akan memudar. Spiritualitas, dan keimanan, sebagaimana dijelaskan surat Fath ayat 4, 'Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)'. Ketika ada sakinah, ketika ada ketenangan, ketika perdamaian terwujud, maka tiba saatnya manusia untuk meningkatkan keimanannya dengan berbuat baik. Tapi ketika di sebuah negara Muslim, di sebuah pemerintahan Muslim khawatir dan takut dengan keamanan jiwa dan hartanya, dan merasa tidak ada keamanan bagi dirinya, maka keamanan tidak ada dan sakinah juga. Ketika hal ini tidak ada, maka keyakinan terhadap dirinya melemah, dan kini dunia Islam menghadapi masalah besar kini.
Rahbar menyerukan persaudaraan yang merupakan prinsip utama Revolusi Islam sebagai solusi satu-satunya penyelesaian masalah yang menimpa dunia Islam dengan membentuk masyarakat yang bersatu, saling menghargai dan saling bantu.
Ayatullah Khamenei mengajak seluruh umat Islam dari mazhab manapun dunia untuk meningglkan perselisihan. Beliau berkata, "Sudah tiba saatnya bagi dunia Islam untuk menjadikan Islam sebagai jalan lurus ilahi dan jalan keselamatan dengan langkah yang mantap dan penuh percaya diri. Sudah tiba saatnya bagi dunia Islam untuk bersatu menghadapi musuh dengan mengusung slogan bersama. Ketika dunia Islam menjaga persatuan, dan menghadapi musuh bersama seluruh kelompok Islam, dan melihat langsung dampak buruk sepak terjang agresor dan Zionis, maka pasti akan bersatu. Insya Allah dengan izin-Nya dan perlindungannya akan meraih tujuan yang diharapkan,".(PH)