Kedudukan Guru dalam Pandangan Rahbar
(last modified Sat, 02 May 2020 09:12:51 GMT )
May 02, 2020 16:12 Asia/Jakarta
  • Ilustrasi peringatan Hari Guru di Iran. (dok)
    Ilustrasi peringatan Hari Guru di Iran. (dok)

Tanggal 12 Ordibehesht 1358 Hijriyah Syamsiah (2 Mei 1979), Ayatullah Murtadha Muthahhari, seorang cendekiawan besar Iran, gugur syahid diserang kelompok teroris. Peristiwa ini kemudian diperingati sebagai Hari Guru dalam kalender nasional Republik Islam Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pesan bertepatan dengan peringatan Hari Guru, mengucapkan selamat kepada para guru serta dosen universitas dan hauzah ilmiah. Rahbar menekankan tugas besar para guru adalah mengembangkan bakat siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam dan revolusioner dengan tujuan membentuk masyarakat agamis yang adil dan ideal.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada semua guru terkasih, yang terlibat dalam pengembangan bakat anak-anak dan remaja di negara ini di sekolah, universitas, dan hauzah ilmiah pada kesempatan Hari Guru," ujarnya.

Ayatullah Khamenei menjelaskan pemerintahan Islam didirikan atas dasar tujuan ini; pembentukan masyarakat yang religius, adil, dan ideal. Secara alami, sistem pendidikan negara tidak boleh mengejar tujuan yang bertentangan dengan jalur yang ditetapkan oleh pemerintahan Islam.

"Anak-anak, remaja, dan pemuda di negara Islam belajar bahwa mereka harus mengembangkan bakat dan kemampuan potensialnya di jalan mencapai nilai-nilai nasional yang luhur, nilai-nilai Islam, dan revolusioner," tegasnya.

Menurut Rahbar, pendidikan vital ini dan metode untuk merealisasikannya merupakan sebuah pekerjaan besar dan jihad yang berkah, yang dipikul oleh para guru.

Para guru merupakan mujahid yang berjuang memberantas buta huruf dan kebodohan dalam proses kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan di semua negara. Mereka membentuk indentitas budaya untuk masyarakat dan generasi mudanya. Di sini, para guru adalah peletak peradaban modern dan sumber daya manusia terpenting untuk mewujudkan tujuan ini.

Meskipun Republik Islam Iran sekarang menjadi salah satu negara terdepan dalam memproduksi ilmu, namun karena gerakan kemajuan ilmiah tidak mengenal kata berhenti, jadi masa depan sains di Iran bergantung pada kelanjutan dan kemajuan di bidang produksi ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Rahbar selalu menekankan pentingnya memperkuat pilar-pilar ilmu pengetahuan di Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei.

Pada Januari 2019, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan pejabat dan peneliti Institut Studi Sains Kognitif Iran (ICSS), menjelaskan setiap bangsa yang tertinggal dari ilmu pengetahuan modern dan teknologi yang terkait dengannya, akan mengalami nasib keterbelakangan, kehinaan, dan terjajah oleh kekuatan lain.

Menurutnya, akselerasi gerakan kemajuan sains ini tidak boleh menurun, tapi kecepatannya harus terus dipertahankan untuk 20 hingga 30 tahun ke depan sehingga mencapai puncaknya.

Kemajuan spektakuler yang dicapai Iran di bidang sains dan keberhasilannya di ajang kompetisi ilmiah dunia, menunjukkan bahwa Republik Islam Iran – meskipun disanksi – memiliki kemampuan, potensi, dan kreativitas yang cukup untuk mencapai pertumbuhan dan kemajuan. Negara ini tidak kekurangan tenaga untuk mendidik generasi muda yang selaras dengan tujuan dan cita-cita pemerintahan Islam.

Dalam pesannya bertepatan dengan Hari Guru, Ayatullah Khamenei menuturkan, "Islam mengajak kita untuk menimba ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Di satu sisi, pengetahuan yang bermanfaat akan membekali generasi muda Iran dengan instrumen yang diperlukan untuk kemajuan dan pertumbuhan negara dan bangsa. Di sisi lain, ini memberi mereka identitas dan meningkatkan martabat, status moral dan spiritual, serta rasa percaya diri."

Dalam sebuah pertemuan pada Oktober 2019, Rahbar menuturkan para intelektual Iran dapat memainkan peran penting dalam diplomasi publik. Membangun hubungan dengan Asia Barat, Dunia Islam, dan bahkan dengan para akademisi pencari kebenaran di dunia, termasuk di Eropa atau Amerika, yang dapat mengarah pada promosi pengetahuan murni dan manusiawi.

Dia menegaskan bahwa Iran harus membuat kemajuan sedemikian rupa sehingga siapa pun yang ingin belajar tentang kemajuan ilmiah baru dalam 50 tahun ke depan harus mengetahui bahasa Persia. Ini adalah sesuatu yang dapat dicapai dengan mengandalkan kejeniusan, kecerdasan, dan kegigihan bangsa Iran.

Indikator statistik produksi sains di dunia menunjukkan bahwa para peneliti Iran menyumbang 1,58 persen dari produksi sains dunia. Meskipun menghadapi sanksi, Iran terus menggenjot pertumbuhan produksi ilmu pengetahuannya.

Iran telah mencapai kemajuan di bidang antariksa dan mampu mengirim sendiri satelit ke orbit bumi.

Negara ini berhasil mengejar kemajuan sains seperti produksi sel induk, nano teknologi, dan kloning. Selain itu, para ilmuwan Iran juga berhasil mencapai kemajuan di bidang nuklir, termasuk radiofarmaka yang menggunakan sains nuklir, serta produksi bahan bakar nuklir. Saat ini, nama Iran berada di antara negara-negara yang menguasai ilmu pengetahuan baru dan teknologi modern.

Prestasi ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia di Iran punya kemampuan yang mumpuni untuk memproduksi ilmu pengetahuan.

Ayatullah Khamenei ketika mengumumkan Peta Jalan Langkah Kedua Revolusi, menekankan pentingnya pertumbuhan dan kemajuan di berbagai bidang sains. Rahbar mendorong para ilmuwan dan pakar Iran untuk melakukan riset dan menyebut gerakan ini sebagai jihad ilmiah. Menurutnya, percepatan kemajuan ilmiah saat ini harus dilanjutkan untuk mengimbangi keterbelakangan besar yang ada sebelum revolusi.

"Para pemuda intelek harus menetapkan tujuan utamanya adalah mencapai garis batas ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemudian memperluas garis batas ini," tegasnya.

Di semua bidang, Republik Islam membuktikan bahwa jika sebuah bangsa menginginkan martabat, identitas, keamanan, dan kepentingannya, maka ini membutuhkan ketekunan, pengorbanan, dan rasa percaya diri.

Rasa percaya diri ini sekarang termanifestasi dalam upaya dan kerja keras serta tanggung jawab para guru dalam mendidik generasi mendatang Iran. (RM)