Peran Iran dalam Konvergensi Pakistan, Cina dan Afghanistan (5)
Konvergensi regional Iran, China, Pakistan, dan Afghanistan berdampak signifikan terhadap persaingan Sino-AS.
Dampak positif Koridor Ekonomi Pakistan-China (CPEC), dan peta jalan 25 tahun antara Iran-China terhadap konvergensi politik regional dapat dilihat terutama dalam memperkuat kerja sama politik antara keempat negara tersebut. Langkah selanjutnya, dalam dimensi yang lebih umum, fokusnya adalah memfasilitasi kerjasama politik di Asia Selatan-Asia Barat dan Asia Tengah.
Dari perspektif sejarah geografi alam dan manusia yang dipertimbangkan dalam kerangka CPEP dan roadmap Iran-China, ada fakta penting dan menonjol mengenai lokasi kawasan ini yang berada di zona sejarah budaya-peradaban Iran yang disebut zona Nowruz. Daerah ini secara historis dipengaruhi oleh budaya dan peradaban Iran dan agama Islam dan bahasa Persia.
CPEC dan peta jalan Iran-Cina dimulai di daerah otonomi Uygur Xinjiang China dan mencakup Asia Tengah, Kaukasus Selatan, Iran, Afghanistan, dan Pakistan.
Fakta penting bahwa di daerah ini, terdapat pemerintahan yang berkuasa dengan struktur politik yang berbeda, yang disebabkan oleh realitas ruang lingkungan di setiap negara. Tetapi, perbedaan dalam struktur kekuasaan ini tidak memiliki efek yang menentukan terhadap hubungan masyarakat. Meskipun demikian, kepentingan strategis kawasan telah menempatkannya di jalur strategis ini dalam bidikan kekuatan besar dunia, sehingga berbeda dengan rencana China untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra, Amerika telah membuat rencana baru sebagai alternatif.
Bahram Amirahmadian, pakar urusan Asia Tengah, mengatakan, "Dalam pandangan Amerika, Jalur Sutra Baru, yang diusulkan oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Presiden AS saat itu Barack Obama, harus mengecualikan China, Rusia, dan Republik Islam Iran. Hal itu menjauhkan jalur pembangunan regional dan membuka jalan bagi pengaruh Amerika dalam budaya Iran,".
Berbeda dengan proyek Jalur Sutra Baru versi AS, proyek China Belt-One Road diluncurkan dengan tujuan yang lebih beragam melalui Koridor Ekonomi Pakistan, China dan Afghanistan di satu sisi, dan roadmap 25 tahun Iran-China di sisi lain. Koridor ini membawa Cina, Pakistan, Iran dan Afghanistan ke dalam aliansi politik dan ekonomi strategis. Bahkan, bisa dikatakan bahwa desain Jalur Sutra telah diusulkan dalam perspektif Cina dan Amerika dengan tujuan yang berbeda dan dengan konsekuensi yang berbeda pula.
Tujuan Amerika dengan prakarsa barunya untuk mengganggu konvergensi kawasan dengan menggunakan dua elemen konflik etnis dan radikalisme agama demi memperkuat lingkup pengaruh mereka.
Dari perspektif Cina, melalui penguatan kerja sama di semua dimensi politik, sosial, dan budaya, kepentingan semua negara dijamin dan memberikan landasan bagi pertumbuhan kolektif dan kesejahteraan publik di kawasan geografi luas jalan CPEC, dan peta jalan 25 tahun Iran-Cina.
Faktanya, keempat negara; China, Pakistan, Iran dan Afghanistan memiliki keragaman etnis. Kecurigaan yang ada dalam hal ini adalah bahwa Amerika Serikat bertindak tidak hanya di tingkat regional yang lebih umum untuk mencegah konvergensi politik regional, tetapi juga di tingkat mikro dengan menghasut separatisme di dalam negara-negara ini demi menciptakan krisis dan divergensi. Dukungan AS terhadap separatis Uighur di China dan Balochistan di Pakistan adalah bagian dari strategi penyusupan yang dilakukan AS.
Kedua, meningkatkan kerja sama dalam memerangi separatisme etnis, kejahatan terorganisir, dan perdagangan narkoba dan manusia, untuk memastikan keberhasilan proyek pembangunan dan transit yang sedang berlangsung.
Tidak ada keraguan bahwa tujuan utama dari dua proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) dan roadmap 25 tahun Iran-China, yang merupakan bagian dari proyek One Belt One Road (OBOR) yang lebih besar untuk memfasilitasi perdagangan dan pembangunan ekonomi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan ini dapat dicapai dengan melaksanakan rencana dan program strategis. Salah satu rencana tersebut adalah membangun jalur rel-jalan yang secara efektif akan menghubungkan seluruh area CPEC dan roadmap 25 tahun Iran-China.
Jalan dan Rel Kereta Api Proyek Satu Sabuk-Satu Jalan terdiri dari jalur darat dan laut yang dikenal sebagai Benang Mutiara Barat dan Selatan. Sebagaimana yang dirancang oleh China, jalur kereta api dan jalan raya dari China barat akan dibuka dalam tiga arah ke pasar regional di Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Barat Daya, Afrika, dan Eropa Timur dan Barat.
Proyek satu sabuk, satu jalan, yang dikenal sebagai "String of Pearls" dimulai di Laut Cina Selatan dan melintasi Laut Asia Tenggara ke Samudra Hindia melalui Selat Malaka. Rute ini melewati Myanmar, Bangladesh, Maladewa dan Sri Lanka serta melewati India. Kemudian memasuki bagian utara Samudra Hindia dan pantai Makran di Pakistan. Akhirnya ke terminal Gwadar, di mana China sedang membangun dan mengubah Gwadar menjadi megaport berkapasitas tinggi yang akan menampung beberapa ribu ton kapal dagang.
Selain rute dan jalur kereta api yang digambarkan dalam rencana "Satu Sabuk -Satu Jalan", ada masalah penting lainnya, yaitu pembuatan jalur transmisi energi, dua cekungan Laut Kaspia dan Teluk Persia ke terminal pelabuhan Gwadar dan transfernya ke China.
Proyek ini juga akan memenuhi kebutuhan energi jangka panjang China yang terus meningkat dari ladang energi Kaspia dan Teluk Persia. Tidak ada keraguan bahwa perdagangan dan transit barang serta energi akan melayani kepentingan Cina dan negara-negara lain dalam situasi win-win bagi negara yang terlibat di dalamnya.
Itulah sebabnya sejauh ini lebih dari seratus negara Asia, Afrika, dan Eropa telah mengumumkan kesiapannya untuk bergabung dengan koridor yang terkait dengan proyek tersebut. Dengan demikian, pentingnya CPEC dan peta jalan kerja sama antara Iran dan China akan meningkat.
Tampaknya dua proyek CPEC dan Roadmap Iran-China akan berdampak pada konvergensi regional dalam bentuk penggunaan "model pembangunan Cina". Akibatnya, model otoriter AS untuk kawasan ini akan gagal dan akan membuka jalan bagi transfer kekuatan hegemonik global dari AS ke China dalam beberapa dekade mendatang. Tentu saja, AS tidak akan menerima masalah ini dengan mudah, dan berupaya untuk menggagalkannya.(PH)