Khutbah Idul Fitri Rahbar dan Pertemuan dengan Dubes Negara-negara Islam
Bersamaan dengan berakhirnya bulan suci Ramadan dan tibanya bulan Syawal di Iran, Rahbar memimpin shalat Idul Fitri di Musallah Imam Khomeini di Tehran dengan dihadiri jutaan warga ibu kota.
Dalam khutbah pertama shalat Idul Fitri, Rahbar mengucapkan selamat Idul Fitri kepada seluruh Muslim dunia dan bangsa Iran. Dalam khutbahnya, Rahbar menyinggung poin-poin uggul bulan suci Ramadan tahun ini seperti ritual malam lailatul qadar yang diikuti para pemuda, penyelenggaraan majlis pendidikan agama dan tilawatul qur'an di seluruh negara, dan bantuan kepada anak yatim serta orang miskin.
Rahbar mengatakan bahwa kehadiran rakyat di samping orang tertindas dan membutuhkan termasuk kewajiban penting bulan Ramadan. Rahbar juga menyebut kehadiran penuh semangat warga di hari Quds Sedunia sebagai berkah Tuhan dan seraya menjelaskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan doa dan jihad mengatakan, dua peristiwa penting di awal Islam yakni perang Badr dan penaklukan kota Mekah terjadi di bulan suci Ramadan.
Menurut Rahbar, Hari Quds Sedunia adalah hari perlawanan bangas Iran di mana tahun ini bersama bangsa lain digelar dalam level yang tinggi dan lebih luas. Beliau merekomendasikan jamaah untuk mempertahankan dan melestarikan prestasi bulan suci ini seperti kelembutan hati, kedekatan dengan Tuhan semesta alam, kesucian jiwa, perhatian dan pengingat spiritualitas, berkenalan dengan banyak ajaran ilahi dan Islam serta memukul musuh di hari Quds.
Ayatullah Khamenei di khutbah kedua Idul Fitri menilai karakteristik bulan suci Ramadan adalah memperkuat tekad. Rahbar mengatakan, "Salah satu karakteristik besar dan penting puasa adalah memperkuat tekad dan kehendak kalian. Kehendak sebuah alat yang diberikan Tuhan kepada seluruh manusia untuk bergerak, untuk maju; Alat yang diperkuat selama bulan Ramadan ini juga mendapat peningkatan kemampuannya, setelah bulan Ramadan, alat ini harus dimanfaatkan untuk meraih keridhaan Tuhan, di jalan kemajuan, itu harus digunakan dalam arah yang telah ditentukan Tuhan Yang Maha Esa bagi manusia; Dan masyarakat Islam penjamin untuk memperkuat jalan ini dan membuatnya lancar dan mudah untuk bergerak di jalan ini. Otoritas negara harus menggunakan fasilitas ini; Dengan penguatan kemauan inilah simpul-simpul dapat dilepaskan dan masalah-masalah besar negara dapat diselesaikan; dengan kemauan yang kuat."
Di antara isi khutbah kedua Rahbar adalah rekomendasi beliau kepada pejabat pemerintah untuk berempati dan bersinergi satu sama lain untuk menjalankan urusan negara sebagai strategi yang sangat penting dan mendasar. Rahbar juga meminta masyarakat dan pejabat agar tidak sibuk dan terhibur di pinggir lapangan serta fokus pada persoalan-persoalan dasar negara.
Rahbar meminta masyarakat untuk mempertahankan persatuan dan terkait hal ini mengatakan, " Sejak awal Revolusi Islam, persatuan ini telah membuka selat dan jalan yang sulit bagi rakyat. Musuh menentang persatuan dan kesatuan satuan rakyat, dan menginginkan rakyat saling berperang dan bertengkar karena perbedaan pendapat. Selera dan pandangan masyarakat yang berbeda-beda tidak menjadi halangan bagi setiap orang untuk bekerja dan hidup bersama. Godaan musuh untuk membuat orang pesimis terhadap satu sama lain dan terhadap penguasa harus ditiadakan."
Seraya menjelaskan bahwa strategi musuh saat ini berubah mengatakan bahwa di masa lalu, musuh melancarkan serangan militer ke berbagai negara, tapi saat ini musuh Islam menyadari bahwa serangan militer tidak lagi efektif. Kali ini Amerika Serikat sendiri telah mengalaminya di Afghanistan dan Irak, oleh karena itu, mereka mengubah strateginya.
Rahbar mengatahkan, "Dulu musuh datang menjajah dengan kekuatan militer, tetapi taktik ini sudah usang saat ini. Mereka telah memahami bahwa tidak ada yang bisa dilakukan dengan kekuatan militer, sehingga mereka mengganti pemimpinnya. Pekerjaan mereka adalah menipu, mendistorsi, berbohong dan menggoda, menghina bangsa, membuat mereka pesimis serta menyembunyikan kemampuan bangsa. Kita harus up-to-date dalam mengetahui gerakan, taktik dan metode musuh."
Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, pejabat pemerintah dan duta besar negara-negara Islam bertemu dengan Rahbar, Ayatullah Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini. Seraya mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri kepada seluruh hadirin, Rahbar menyebut bulan Ramadan sebagai bulan yang mendekatkan hati-hati, dan ini harus dimanfaatkan untuk menciptakan persatuan dan kedekatan seluruh umat Islam.
Rahbar mengatakan, "Saat ini tantangan kita adalah perpecahan; Meski al-Quran melaran perpecahan وَ لا تَکونوا کَالَّذینَ تَفَرَّقوا وَ اختَلَفوا (Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih...Al-Imran: 105) dan memerintahkan persatuan وَ اعتَصِموا بِحَبلِ اللّهِ جَمیعًا وَ لا تَفَرَّقوا (Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai....Al-Imran: 103), tapi demikian bangsa dan umat Islam tetap saja berselisih dan terpecah belah. Benar, ada akidah (keyakinan)...mazhab..dan selera yang berbeda.....Selera berbeda ini jangan sampai membuat kita tidak dapat mencicipi nikmat besar persatuan umat Islam. Hari ini jika umat Islam yang mendekati dua miliar orang dan tersebar di berbagai titik geografi penting dan sensitif bersatu, maka negara-negara Islam akan memiliki kebaikan lebih besar. Jika persatuan ini digalang dalam ukuran berapa pun, maka sinar penyelesaian masalah dunia Islam akan terungkap... Sekarang dunia Islam menderita banyak masalah; Ia mengalami perpecahan, konflik, pertumpahan darah, ketergantungan, kemiskinan, dan keterbelakangan; Ini adalah tantangan dan kendala bagi umat Islam. Jika kita saling mendekat maka akan mungkin menyelesaikan kendala ini, bahkan lebih mudah."
Rahbar menyebut isu terpenting dan paling sensitif dunia Islam saat ini adalah isu Palestina dan menempati isu utama dunia Islam. Rahbar menilai keruntuhan bertahap Israel yang selama beberapa tahun terakhir semakin cepat sebagai peluang besar bagi dunia Islam.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Isu Palestina bukan sekedar isu Islam, tapi sebuah masalah kemanusiaan; Yakni di dunia, siapa saja baik Muslim atau non-Muslim yang menyadari fakta peristiwa Palestina pasti akan melawan rezim penjajah Zionis. Tahun ini ketika sebagian kejahatan rezim Zionis dan sejumlah tragedi yang diciptakannya terkuak bagi dunia, kalian saksikan bahwa konsentrasi dan demo rakyat di Hari Quds Sedunia tidak lagi terjadi di dunia Islam; Yakni di dunia non-Islam bahkan di Eropa dan juga di Amerika sendiri, banyak yang berdemo dan mendukung bangsa Palestina."
Ayatullah Khamenei menganggap masalah ini disebabkan oleh perlawanan rakyat Palestina. Menurut Pemimpin Revolusi Islam itu, perlawanan internal rakyat Palestina menjadi alasan utama kemajuan ini. Situasi sengsara rezim Zionis saat ini disebabkan oleh perlawanan pemuda Palestina yang membeli kesulitan dan bahaya dengan nyawanya, melakukan itikaf di Yerusalem dengan populasi besar, melawan dan mengorbankan diri di berbagai kota di Tepi Barat di depan militer Zionis yang bengis dan bersenjata. Mereka terus maju dan melawan.
Dalam bagian pidatonya, Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa Ben-Gurion, salah satu pendiri utama rezim Zionis dan perdana menteri rezim ini, mengatakan beberapa dekade yang lalu bahwa setiap kali kekuatan pencegahan kami berakhir, rezim kami akan menderita. Hari ini, kekuatan penangkal rezim Zionis telah berakhir atau akan segera berakhir. Mereka sendiri telah memahami bahwa kehancuran dan kemusnahan mereka sudah dekat.
Menurut Rahbar strategi dunia Islam saat ini mengenai Palestina seharusnya membantu kekuatan internal Palestina, "Front muqawama di mana pun tempatnya, usaha mereka mulia; Seperti kita sendiri konsisten dan berdiiri tegak atas isu Palestina. Front muqawama usahanya mulia; Upaya ini harus difokuskan pada penguatan elemen pejuang yang berperang di dalam wilayah Palestina dan mempertaruhkan nyawa mereka."
Ayatullah Khamenei memperingatkan semua pihak bahwa alasan peningkatan perjuangan di dalam Palestina dan faktor keberhasilan adalah kecenderungan terhadap Islam di antara pejuang Palestina yang setiap hari mencapai puncaknya, sehingga hari ini tercapai kemajuan sedemikian rupa dalam perjuangan bangsa Palestina.
"Musuh juga memahami hal ini, oleh karena itu, kalian saksikan mereka menyebarkan Islamphobia di dunia...dan berbagai usaha dan propaganda lainnya. Tapi pastinya Islamphobia ini tidak akan berhasil: اَم یُریدونَ کَیداً فَالَّذینَ کَفَروا هُمُ المَکیدون (Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya...At-Tur: 42) .... Allah Swt akan menghancurkan upaya mereka. Tugas hari ini adalah... Imam yang terhormat (Imam Khomeini) adalah perintis dalam hal ini. Imam yang terhormat menganggap masalah Palestina sebagai masalah pertama atau di antara masalah pertama dunia Islam. Gerakan ini dimulai di Republik Islam sejak awal berdirinya Republik Islam dan alhamdulillah terus berlanjut. Dan kami berharap bangsa kita tercinta, rakyat kita, pemuda kita, akan melihat hari ketika umat Islam dari seluruh dunia dapat dengan bebas shalat di Quds."