Lintasan Sejarah 5 Maret 2016
Hari ini, Sabtu tanggal 5 Maret 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 25 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 15 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Ibnu Ya’is Meninggal Dunia
794 tahun yang lalu, tanggal 25 Jumadil Awal tahun 643 Hijriah, Ibnu Ya'is, sastrawan dan ilmuwan Arab meninggal dunia di Halb, sebuah kota di Suriah.
Selama hidupnya, dia belajar Nahwu dan Hadis di kota Halb, Maushul, dan Damaskus dan setelah menyelesaikan pelajarannya, dia mengisi waktunya dengan mengajar.
Ibnu Ya'is terkenal dalam bidang ilmu nahwu dan banyak sekali dari murid-muridnya yang menjadi terkenal dan masuk ke jajaran para ilmuan pada masa itu. Salah satu di antara murid ibnu Ya'is adalah Ibnu Khalikan, seorang sastrawan dan sejarawan terkenal abad ke 7 Hijriah.
Alexander Volta Meninggal
189 tahun yang lalu, tanggal 5 Maret 1827, Alexander Volta, seorang fisikawan Italia, meninggal dunia pada usianya yang ke 82 tahun. Volta adalah seorang ilmuan yang telah menyumbangkan kemajuan besar kepada dunia.
Pada tahun 1792, Volta berhasil menyimpulkan bahwa sumber listrik adalah pertemuan antara dua logam. Selanjutnya pada tahun 1796, Volta berhasil menciptakan alat ukur dari listrik yang dihasilkan oleh berbagai jenis logam, yang dinamakan elektrometer.
Akhirnya, Volta berhasil menemukan cara untuk memproduksi arus listrik yang tinggi yang kemudian dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan setelahnya, sehingga terciptalah mesin-mesin listrik yang kita gunakan hari ini. Nama Volta diabadikan sebagai nama satuan pengukur tegangan listrik, yaitu "Volt" atau "Voltase".
Henri Bergson Meninggal
75 tahun yang lalu, tanggal 5 Maret 1941, Henri Bergson, seorang filsuf terkenal Perancis, meninggal dunia.
Bergson dilahirkan tahun 1859 di Paris dan menuntut ilmu filsafat di Lycee Condorcet. Seusai menyelesaikan pendidikannya, Bergson mengajar filsafat di sekolah menengah. Karirnya kemudian semakin meningkat dengan dipilih sebagai anggota Akademi Perancis pada tahun 1914.
Bergson menuliskan filosofinya dalam sejumlah buku yang terkenal karena interpretasinya yang baru tentang kehidupan dan penggunaan metafora, imaji, dan analogi. Dalam bukunya "An Introduction to Metaphysics" yang ditulis tahun 1903, Bergson menuliskan tentang metode instrospeksi intuitif. Bergson juga meminati sastra dan menulis tentang survey atas estetika dan filosofi sastra dalam bukunya berjudul "The Laughter."
Ayatullah Feidh Qummi Wafat
67 tahun yang lalu, tanggal 25 Jumadil Awal 1370 Hq, Ayatullah Mirza Muhammad Feidh Qummi, cucu Mulla Muhsin Kasyani meninggal dunia dalam usia 77 tahun saat melaksanakan shalat.
Mirza Muhammad Feidh Qummi lahir di kota Qom pada 1293 Hq. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah di Qom dan Tehran, beliau pergi ke Najaf al-Asyraf untuk menyempurnakan pendidikannya. Selama di sana beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Allamah Sayid Mohammad Kazhim Yazdi Thabathabai, Akhond Kazem Khorasani, Agha Sheikh Fathollah Isfahani dan Sayid Mohammad Taqi Shirazi.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali ke Qom dan mulai mengajar di sana. Beliau juga merenovasi madrasah Feizieh. Mirza Muhammad Feidh Qummi termasuk ulama yang mengajak Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi dari Arak ke Qom dan mendirikan Hauzah Ilmiah Qom. Setelah hauzah Qom berdiri, beliau senantiasa bersama Ayatullah Hairi.
Ayatullah Feidh Qummi banyak meninggalkan karya tulis seperti al-Feidh, catatan pinggir al-Urwah al-Wutsqa, Manasik Haji, catatan pinggir Wasilah an-Najah, syarah Manzhumah karya Sayid Bahr al-Ulum dalam ilmu fiqih, Dzakhirah al-Ibad dan lain-lain.
Iran-Irak Tandatangani Perjanjian Aljazair Soal Perbatasan
41 tahun yang lalu, tanggal 15 Isfand 1353 Hs, Iran dan Irak menandatangani perjanjian Aljazair soal perbatasan.
Ketika kepala-kepala negara pengekspor minyak, OPEC mengadakan pertemuan di Aljazair dari tanggal 13 hingga 15 Isfand 1353 Hs yang bertepatan dengan tanggal 4 hingga 6 Maret 1975, pada tanggal 15 Isfand 1353 Hs (6 Maret 1975) Iran dan Irak dalam sebuah pernyataan bersama mengumumkan kesepakatan terkait perbatasan kedua negara. Iran dan Irak bersedia untuk menciptakan keamanan dan saling percaya di garis perbatasan kedua negara.
Iran dan Irak memutuskan untuk membangun hubungan baik dan bersahabat, khususnya untuk menghilangkan pandangan negatif kedua negara dan menciptakan kerjasama guna melindungi keduanya dari campur tangan pihak-pihak asing. Guna melaksanakan keputusan ini, menteri luar negeri Iran, Irak dan Aljazair melakukan sejumlah pertemuan guna menyusun dan menandatangani dokumen perjanjian Aljazair. Akhirnya, pada tanggal 23 Khordad 1354 Hs (13 Juni 1975) kedua pihak menandatangani perjanjian tersebut.
Hubungan Iran dan Irak meningkat luar biasa pasca perjanjian Aljazair. Terlebih lagi setelah kedua negara telah mengambil keputusan tegas untuk melaksanakan seluruh isi perjanjian tersebut demi mengakhiri segala perselisihan kedua negara sejak dahulu.
Tapi perjanjian Aljazair ini tidak bertahan lebih dari lima tahun dan pada bulan Shahrivar 1359, rezim Saddam Husein melanggar perjanjian ini dan menyerang daerah-daerah Iran yang berbatasan dengan irak. Rezim Baath Irak memaksakan perang selama 8 tahun terhadap Iran. Perang berakhir dan rezim Saddam menelan kekalahan memalukan dan Saddam Husein akhirnya mengakui kembali perjanjian Aljazair.