Apr 13, 2017 19:24 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Ahad (9/4) siang bertemu dengan jajaran komandan Angkatan Bersenjata Iran.

Sebagaimana diketahui Angkatan Bersenjata Iran meliputi militer Republik Islam Iran, Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan kepolisian, yang semuanya berada di bawah komando Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran. Berdasarkan pasal 110 undang-undang dasar Iran, pengumuman perang, damai dan pengerahan pasukan, juga perombakan struktur serta penerimaan pengunduran diri Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata, Komandan tinggi militer, IRGC dan kepolisian, berada di tangan Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata atau Rahbar.

 

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan itu berharap tahun baru 1396 HS (kalender nasional Iran) menjadi tahun yang penuh berkah dan kesuksesan bagi seluruh rakyat Iran khususnya personil Angkatan Bersenjata dan keluarga mereka. Ia menuturkan, doa terbaik dan kesuksesan tertinggi manusia adalah pengenalan dan identifikasi atas sirathal mustaqim atau jalan yang lurus dan perjuangan di jalan ini.

 

Rahbar juga menyinggung proyek musuh untuk melemahkan semangat masyarakat, pejabat pemerintah dan personil militer Iran dengan menghembuskan jargon “tidak bisa dan kami tidak mampu”. Menurut Ayatullah Khamenei, Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dengan bertawakal kepada Allah Swt dan percaya diri, harus terus meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya. Selain itu dengan inovasi dan tekad baja, berjuang menutupi kekurangan-kekurangan yang ada. Rahbar menilai Angkatan Bersenjata Iran sebagai pasukan yang dipersenjatai pemikiran dan akidah.

 

“Kerja yang disertai dengan makrifat dan keikhlasan bagi masyarakat, merupakan ibadah terbesar dan kesempatan ini jangan sampai disia-siakan, begitu juga di masa Perang Pertahahan Suci, para pejuang dan syuhada memanfaatkan dengan baik kesempatan ini dan hari ini cita-cita seluruh pengikut jalan Tuhan adalah kesyahidan,” ujar Rahbar.

 

Rahbar menegaskan, kemampuan operasional dan organisasi Angkatan Bersenjata Iran harus meningkat setiap hari. Minimnya anggaran tidak boleh menghalangi kemajuan. Sebagaimana di era Perang Pertahanan Suci, meski terdapat banyak kekurangan, pasukan Iran berhasil melewati perang jangka panjang yang berujung dengan kemenangan pasti tanpa sejengkal tanahpun dari negara ini yang berhasil direbut musuh. Hari ini pun kekurangan-kekurangan itu dapat ditutupi dengan tekad baja.

 

Ayatullah Khamenei menganggap kemajuan-kemajuan di bidang militer Iran yang dicapai hari ini tidak bisa dibandingkan dengan era perang. Ia menjelaskan, dengan bertawakal kepada Allah Swt, percaya diri, disiplin dan manajemen yang baik, hari inipun kita bisa menyingkirkan seluruh hambatan yang ada. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, di saat rakyat negara ini menjadi sasaran serangan militer dan brutalitas rezim Baath, Irak, militer dan pasukan Iran berada dalam kondisi terburuknya.

 

Karena terjadinya revolusi total, waktu itu militer Iran sepenuhnya bubar dan fasilitas-fasilitas militer negara ini sangat tidak layak pakai. Saat itu diprediksikan, jet-jet tempur Iran hanya akan bertahan satu bulan karena tidak adanya suku cadang. Kelemahan Iran di bidang peralatan militer sangat serius kala itu, sampai-sampai karena tidak adanya anggaran dan sanksi menindas, Iran bahkan tidak mampu membeli kawat berduri dan senjata ringan. Akan tetapi berkat rahmat Allah Swt dan bantuan tentara-tentara beriman dan bertekad baja, Iran berhasil memenangkan perang delapan tahun melawan musuh, musuh bahkan tidak berhasil merebut satu meter wilayah Iran.

 

Selama bertahun-tahun pasca perang, Iran di sektor keamanan dan pertahanan berhasil meraih berbagai prestasi menakjubkan. Prestasi-prestasi itu diraih oleh tenaga dalam negeri dan yang seperti itu jarang ditemui di negara-negara kawasan yang lain. Dari sisi kekuatan pertahanan militer, sekarang Iran berada di level pencegahan dan negara ini mampu memenuhi seluruh kebutuhannya di bidang militer dengan bersandar pada kemampuan dalam negeri.

 

Diproduksinya beragam jenis rudal jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh dan rudal balistik, berbagai model tank dan senjata-senjata anti-tank, kapal-kapal perang dan fregat, rudal serta torpedo pantai ke laut dan laut ke laut, berbagai model pesawat perang berawak dan tanpa awak, sistem-sistem perang elektronik dan perang siber, beragam sistem peluncur roket permanen, bergerak dan bawah tanah, sistem-sistem ultra modern anti-pesawat dan berbagai radar canggih, merupakan sebagian kemajuan yang diraih Iran di bidang peralatan militer dalam beberapa tahun pasca revolusi.

 

Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya menyinggung dukungan total negara-negara Barat atas Saddam Hussein dalam perang yang dipaksakan ke Iran. Negara-negara Eropa yang hari ini mengklaim menentang senjata kimia di Suriah, katanya, dulu di masa perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran, memberikan senjata kimia kepada Saddam Hussein untuk digunakan dalam perang melawan kami dan untuk menyerang wilayah Sardasht dan Halabche. Dalam perang delapan tahun yang dilancarkan rezim Saddam terhadap Iran, total 207 perusahaan Eropa termasuk dari Belanda, Jerman dan Perancis, menjual senjata pembunuh massal kepada rezim Saddam.

 

Sejak tahun 1984, rezim Irak sudah menggunakan gas saraf, gas blister agent dan gas-gas penyebab pendarahan, secara luas. Hanya dalam satu kali penggunaan rezim Irak atas senjata-senjata mematikan semacam itu terhadap rakyat Irak pendukung Iran pada tahun 1987, 5000 warga sipil tewas dan 7000 lainnya terluka. Pada tahun yang sama, dalam pemboman kimia ke kota Sardasht, lebih dari 110 ribu warga sipil tewas dan 8000 lainnya terkena racun. Serangan-serangan tersebut di luar serangan kimia rezim Irak terhadap pasukan Iran di medan tempur.

 

Situs Foreign Policy dalam salah satu laporannya membeberkan sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa dinas intelijen pusat Amerika Serikat, CIA mengetahui penggunaan luas senjata-senjata kimia oleh militer Irak terhadap pasukan dan rakyat Iran, namun tetap membantu rezim Irak.

 

Amerika juga selalu menggagalkan pengesahan resolusi-resolusi PBB untuk mengecam penggunaan berbagai jenis senjata kimia oleh rezim Irak, Washington bahkan pada satu waktu mengumumkan secara tegas dukungan tersebut. Richard W. Murphy, mantan Deputi Menteri Luar Negeri Amerika mengatakan, selama Irak menggunakan senjata kimia untuk melindungi wilayahnya dan dalam jumlah yang terbatas, maka alasan penggunaan senjata-senjata itu dapat dipahami.

 

Ayatullah Khamenei dalam kelanjutan pidatonya menyebut penguatan semangat personil militer merupakan kewajiban lain jajaran komandan Angkatan Bersenjata Iran. Rahbar juga menyinggung proyek musuh untuk melemahkan semangat juang pejabat pemerintah, masyarakat dan tentara. Musuh, ungkap Rahbar, dengan berbagai taktik perang psikologis, berusaha meniupkan rasa putus asa dengan jargon “tidak bisa dan kami tidak mampu” kepada para pejabat lemah.

 

Poin lain yang ditekankan Rahbar kepada jajaran komandan militer Iran adalah peningkatan aktivitas riset dan penghormatan kepada veteran Angkatan Bersenjata. Menurut Rahbar, para veteran adalah harta bernilai Angkatan Bersenjata dan harus dipikirkan soal pemenuhan kebutuhan-kebutuhan materi dan kehidupan sehari-hari mereka terutama penghormatan dan penghargaan kepada mereka.

 

Ayatullah Khamenei, terkait upaya musuh untuk menghambat peningkatan kemampuan Angkatan Bersenjata Iran menuturkan, musuh, mencoba menyerang ketiga matra Angkatan Bersenjata Iran mulai dari militer, IRGC sampai kepolisian juga pasukan relawan rakyat Basij dengan berbagai cara sehingga hancur dari dalam, namun Angkatan Bersenjata Iran harus terus mengalami peningkatan dari sisi pengorganisasian.

 

Sehubungan dengan serangan rudal Amerika ke Suriah dan sejumlah analisa yang dilakukan agar seolah-olah langkah itu diterima di belahan dunia lain, Rahbar menerangkan, kejahatan, agresi, pelanggaran dan penyerangan sepenuhnya muncul dari Amerika dan di belahan dunia lain pun hal ini dilakukan oleh negara itu, akan tetapi masalahnya adalah apakah mereka berani melakukan langkah semacam ini dimanapun mereka mau ?

 

Rahbar menegaskan, Republik Islam Iran sudah menunjukkan bahwa dengan mengeluarkan statemen-statemen tidak berdasar dan melakukan langkah-langkah keliru, tidak akan pernah diraih kemenangan, dan masyarakat bersama para pejabat pemerintah yang meyakini revolusi, dengan bertawakal kepada Allah Swt, tidak akan pernah mundur dari ancaman-ancaman, karena jika mereka mundur, hari ini pasti Iran sudah bangkrut secara psikologis dan peradaban.

 

Ayatullah Khamenei menyinggung langkah terbaru Amerika menyerang Suriah dan mengatakan, apa yang dilakukan Amerika adalah keliru dan merupakan kesalahan strategis, dan mereka sedang mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya.

 

Ia mengungkapkan, para pejabat pemerintah Amerika sebelumnya menciptakan Daesh atau membantu kelahirannya, dan pemerintah sekarang sedang memperkuat kelompok teroris itu atau kelompok semacamnya. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menekankan bahwa bahaya kelompok teroris Daesh di masa depan akan dirasakan oleh Amerika sendiri.

 

“Eropa hari ini terjebak dalam bahaya akibat kesalahan memperkuat kelompok-kelompok Takfiri, dan masyarakat tidak merasa aman di rumah maupun di jalan-jalan dan Amerika juga sedang mengulangi kesalahan yang sama,” pungkas Rahbar.