Basij Mustaz’afin dalam Perspektif Rahbar
-
Pertemuan Rahbar dengan ribuan anggota Basij di Tehran.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, menyampaikan terimakasih atas gerakan masif rakyat Iran dalam sepekan terakhir dan mengatakan, rakyat Iran dengan gerakan ini berhasil menghancurkan konspirasi musuh yang luas, sangat berbahaya, dan terorganisir.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan ribuan anggota tentara relawan rakyat atau Organisasi Basij Mustaz’afin di Tehran, Rabu (27/11/2019).
Pada 26 November 1979, Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah pelatihan militer massal dan pembentukan tentara rakyat dengan kekuatan 20 juta orang. Pasukan relawan rakyat ini kemudian dikenal dengan Organisasi Basij Mustaz’afin.
"Saya mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman saya yang mendalam kepada bangsa Iran yang agung. Dengan langkah ini, rakyat Iran sekali lagi benar-benar menunjukkan kekuatan dan kebesaran mereka," tambahnya.
Menurut Rahbar, musuh telah menghabiskan banyak uang untuk merancang konspirasi ini dan menunggu kesempatan untuk melaksanakannya dengan kehancuran, pembunuhan, dan kejahatan. Musuh berasumsi bahwa masalah bensin adalah peluang yang mereka cari dan membawa anasir mereka ke arena. Namun, bangsa Iran menghancurkan gerakan musuh dengan aksi yang luar biasa.
"Gerakan luar biasa bangsa Iran yang dimulai di kota Zanjan dan Tabriz, bahkan menyebar ke beberapa desa, dan berakhir di Tehran merupakan pukulan berat bagi arogansi global dan Zionisme, dan memaksa mereka untuk mundur," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menjelaskan pembentukan Basij bertujuan untuk mengubah ancaman menjadi peluang, dan organisasi ini telah melakukan kegiatan dan memberikan pengabdian luar biasa di berbagai bidang perang keras dan lunak.
"Pembentukan Organisasi Basij Mustaz’afin adalah inisiatif luar biasa Imam Khomeini ra, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Revolusi dan Islam. Sekarang Basij mungkin merupakan jaringan populer budaya, sosial, dan militer terbesar di dunia," ungkapnya.
Rahbar lebih lanjut menuturkan pada 4 November 1979, setelah pendudukan sarang spionase AS, mereka memulai ancaman nyata selain ancaman verbal, dan mengirim kapal mereka ke Teluk Persia. Republik Islam tidak memiliki fasilitas militer dan pertahanan yang memadai pada waktu itu. Namun, kurang dari sebulan setelah 4 November, Imam Khomeini memerintahkan pembentukan Basij pada 26 November 1979. Dalam praktiknya, ia mengubah ancaman itu menjadi peluang.
Menurut Rahbar, keputusan Imam Khomeini ra merupakan sebuah demonstrasi kekuatan besar sebelum Amerika Serikat. "Jika tindakan yang tepat pada masa itu tidak diambil dalam menyikapi ancaman AS, maka tidak jelas apa yang bakal terjadi bagi masa depan negara. Karena itu, esensi dan logika utama pembentukan Basij adalah untuk menghilangkan ancaman dan mengubahnya menjadi peluang," pungkasnya.
Di bagian lain, Ayatullah Khamenei menjelaskan mengapa sistem Republik Islam selalu menghadapi ancaman. "Sistem Islam didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam, dan Islam adalah pengibar panji keadilan dan kebebasan. Di sisi lain, kekuatan hegemoni yang dipimpin oleh tiran, pada dasarnya menentang kebebasan dan keadilan," tambahnya.

"Mereka menentang keadilan. (Anda dapat melihat) di negara-negara kaya dari kekuatan hegemoni, beberapa orang mati kelaparan di jalanan. Mereka mati karena panas di musim panas dan dingin di musim dingin. Mayoritas kekayaan milik sejumlah terbatas, dan sisanya harus bekerja sangat keras. Kekuatan hegemoni bahkan memaksakan ketidakadilan pada orang lain di dunia," jelas Rahbar.
Ayatullah Khamenei mengatakan, kekuatan hegemoni selalu menentang kemerdekaan bangsa-bangsa dan menghina mereka. Dalam hal ini, kekuatan hegemoni tidak pernah ragu untuk menyampaikan niatnya, para pejabat AS secara terbuka mengatakan mereka telah memasuki timur Sungai Eufrat untuk minyak Suriah. Atau, mereka mengatakan bahwa mereka telah memasuki pangkalan militer di Irak tanpa izin, mereka benar-benar mengabaikan pemerintah dan ibukota negara tersebut.
Rahbar menganggap Islam sebagai lawan dari pemikiran hegemonik ini dan menekankan bahwa Islam secara terbuka membela kebebasan dan keadilan serta menentang penindasan dan ketidakadilan, seperti penentangan Republik Islam terhadap invasi Uni Soviet di Afghanistan pada awal revolusi.
"Kekuatan-kekuatan hegemoni dan AS telah melakukan segala upaya untuk menentang Republik Islam selama 40 tahun terakhir. Namun, pohon suci ini telah menjadi lebih kuat dan lebih kokoh dari hari ke hari dan telah menunjukkan ini kepada musuh," tegasnya.
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa kata "perlawanan" menemukan makna dengan dasar dan logika yang demikian. Istilah ini dapat dilihat di front perlawanan di zaman kontemporer. Gerakan Islam yang sangat besar ini dengan logika perlawanan telah mampu menghalangi kekuatan hegemoni.
Rahbar menjelaskan bahwa manusia adalah pemimpin potensial kemanusiaan dan khalifah Allah Swt di bumi. Oleh karena itu, perlawanan membutuhkan kekuatan spiritual, dan kekuatan spiritual ini akan berpengaruh dalam sifat gerakan, terutama gerakan progresif kaum muda. Basij pada dasarnya adalah sebuah komunitas dengan karakteristik seperti itu.
"Organisasi besar semacam Basij di Iran atau organisasi-organisasi lain di beberapa negara, lebih dari yang lainnya selalu dimusuhi kubu imperialis, terbukti mereka menentang dan melawan Hashd al-Shaabi di Irak dan Hizbullah di Lebanon," ucapnya.
Dia menekankan bahwa untuk alasan yang sama, Basij sangat penting bagi rakyat dan negara, itu sangat tergantung pada konspirasi dan infiltrasi musuh yang berusaha mengganggu gerakan besar ini dari dalam. Tapi tentu saja, Basij akan menang dalam pertempuran dan konfrontasi ini, dengan rahmat Allah Swt.
Di bagian akhir, Ayatullah Khamenei memberikan beberapa nasihat kepada pasukan Basij:
Pertama, di semua arena pertahanan baik itu medan keras, medan semi-keras, dan medan lunak, bersiaplah selalu untuk bekerja. Basij harus selalu siap di semua tempat di negara ini.
Kedua, dalam perang lunak, jangan pernah bersikap reaktif. Tentu saja kita harus memberikan jawaban kepada musuh, tetapi lebih baik tidak reaktif, namun mengambil inisiatif. Kalian harus selalu selangkah lebih maju dari musuh.
Ketiga, jangan biarkan hubungan kalian dengan masjid menjadi lemah. Basij dilahirkan di masjid-masjid. Keempat, sampaikan pengabdian-pengabdian Basij kepada masyarakat.
Kelima, birokrasi Basij harus ramping dan sederhana meskipun anggotanya banyak. Jangan biarkan Organisasi Basij terperangkap dalam birokrasi yang panjang.
Dan keenam, ketahuilah bahwa Basij selalu menjadi sasaran konspirasi dan infiltrasi musuh. Jangan lupakan ini, dan ketahuilah bahwa Basij akan menang dengan pertolongan dan rahmat Allah Swt. (RM)