Mengapa G7 Mendukung Keanggotaan Ukraina di NATO?
(last modified 2024-10-21T03:55:41+00:00 )
Okt 21, 2024 10:55 Asia/Jakarta
  • Kelompok G7
    Kelompok G7

Dengan berlanjutnya perang di Ukraina dan meningkatnya ketegangan di kawasan, para menteri pertahanan Kelompok Tujuh (G7), dalam pertemuan khusus yang berfokus pada pembahasan situasi di Asia Barat dan perang di Ukraina, menekankan Dukungan Eropa kepada Ukraina untuk melanjutkan perang melawan Rusia.

Bagaimana melanjutkan perang di Ukraina mengingat semakin dekatnya musim dingin, perubahan politik yang akan datang di Amerika dan keanggotaan Ukraina di NATO merupakan topik utama dalam pertemuan kelompok ini.

Berlanjutnya perang di Ukraina yang sudah memasuki tahun ketiga dan perubahan di lapangan, serta berkurangnya bantuan ke Ukraina, menyebabkan negara ini meminta lebih banyak bantuan dari Eropa dan Amerika Serikat.

Selain itu, menyediakan senjata jarak jauh dan mengizinkannya digunakan untuk menargetkan wilayah Rusia adalah salah satu tuntutan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Permintaan yang mendapat reaksi tajam dari Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan dalam hal ini, Menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang sasaran di wilayah kita berarti partisipasi langsung negara-negara anggota NATO dalam perang melawan Rusia, dan masalah ini akan mengubah sifat konflik secara signifikan.

Dalam hal ini, negara-negara Barat belum memberikan izin penggunaan senjata jarak jauh ke Kyiv meskipun ada permintaan dari Ukraina, tapi dalam pertemuan ini mereka menekankan untuk terus mengirimkan bantuan keuangan dan militer ke Ukraina.

Keanggotaan Ukraina di NATO adalah topik lain dari pertemuan ini. Ini adalah garis merah bagi Rusia dan salah satu alasan utama dimulainya perang antara Rusia dan Ukraina.

Bendera G7

Meskipun Ukraina telah mencoba untuk bergabung dengan NATO selama bertahun-tahun, setelah perubahan politik di Ukraina pada tahun 2014 dan pembentukan pemerintahan yang berorientasi Barat di negara ini, isu keanggotaan negara ini di NATO menjadi agenda dan dikejar oleh  Zelensky dan diterima oleh negara-negara Eropa dan Amerika.

Faktanya, NATO dan Amerika memanfaatkan kesempatan ini dan praktis mendorong negara ini berperang dengan janji keanggotaan Ukraina di NATO.

Kini, tiga tahun setelah perang di Ukraina, keanggotaan Ukraina di NATO masih menjadi perdebatan.

Menurut undang-undang Uni Eropa, Ukraina harus mencapai tujuan yang diinginkan Eropa, termasuk tidak adanya sengketa perbatasan dan korupsi di bidang ekonomi.

Dengan kondisi tersebut, keanggotaan Ukraina di NATO tampaknya tidak mungkin terjadi, sementara Rusia telah berulang kali menyatakan hal ini sebagai ancaman serius terhadap keamanan nasionalnya.

Presiden Rusia baru-baru ini menekankan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO tidak akan meningkatkan keamanan negaranya, tapi akan membuat dunia lebih rentan dan menyebabkan lebih banyak ketegangan di arena internasional. Putin memperingatkan bahwa ini akan menjadi “garis merah” bagi Rusia.

Kini, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto telah memperingatkan, Jika Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), itu berarti konflik antara Rusia dan NATO dan akan berujung pada Perang Dunia III.

Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung, dan kini kekhawatiran akan kelanjutan perang semakin meningkat.

Datangnya musim dingin di Ukraina dan permasalahan pasokan bahan bakar, serta berkurangnya bantuan militer dan senjata dari Eropa dan Amerika Serikat, telah membuat situasi sulit bagi Ukraina dalam perang, sementara semakin dekatnya waktu pemilu presiden Amerika telah menambah kekhawatiran.

Negara-negara Barat khawatir dengan berkurangnya dukungan militer AS jika mantan Presiden AS Donald Trump memenangkan pemilu presiden AS 2024.

Trump telah berulang kali menekankan dalam janji pemilunya bahwa jika dia menjadi presiden, dia akan mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 24 jam dan bahkan sebelum upacara pelantikan.

Para pejabat Barat kini menekankan dukungan terhadap keanggotaan Ukraina di NATO dan kelanjutan bantuan, tapi tampaknya kondisi untuk kelanjutan perang di Ukraina sangat penting.

Dalam hal ini, seorang pejabat senior NATO mengatakan, Saya sangat khawatir. Optimisme bukanlah kata yang dapat saya gunakan mengenai situasi saat ini di Ukraina.(sl)

Tags