Iran Menolak Perundingan di bawah Tekanan
Parstoday- Departemen Luar Negeri Iran seraya menekankan bahwa Republik Islam Iran menolak perundingan di bawah tekanan, menyatakan: Melanjutkan pendekatan berprinsipnya, Iran selalu mendukung pencarian solusi diplomatik untuk berbagai masalah, termasuk masalah nuklir.
Menurut laporan Parstoday mengutip IRNA, Departemen Luar Negeri Iran saat merespons memo keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, dalam sebuah pernyataan, menyatakan: Pada tanggal 4 Februari 2025, dengan menandatangani "Memo Keamanan Nasional Presiden", Presiden AS mengeluarkan perintah untuk menghidupkan kembali kebijakan "tekanan maksimum" yang gagal terhadap bangsa Iran.
Departemen Luar Negeri Iran menambahkan: Pemerintah AS mengklaim sedang menghidupkan kembali tekanan maksimum, tetapi tekanan maksimum tidak pernah dihentikan dan sedang dihidupkan kembali hari ini. Pemerintahan AS sebelumnya tidak mencabut satu pun sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran di masa lalu dan, berdasarkan pengakuannya sendiri, menambahkan ratusan sanksi pada sanksi sebelumnya.
Departemen Luar Negeri Iran menekankan: "Republik Islam Iran telah menunjukkan bahwa mereka menanggapi tekanan maksimum dengan perlawanan maksimum dan sangat yakin bahwa tidak ada negara yang boleh menjadi sasaran tekanan tidak adil dan sanksi ilegal."
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei seraya bersandar pada "pengalaman" bersejarah dan catatan kinerja pemerintah Amerika, perundingan dengan Amerika untuk saat ini bertentangan dengan "rasionalitas, kecerdasan, dan kehormatan." (MF)