Araghchi: AS Mengkhianati Perundingan dan Diplomasi
https://parstoday.ir/id/news/iran-i174148-araghchi_as_mengkhianati_perundingan_dan_diplomasi
Pars Today – Menteri Luar Negeri Iran dalam sebuah konferensi pers di Istanbul mengutuk keras serangan Amerika ke instalasi nuklir Iran, dan mengatakan: Kami memiliki berbagai opsi.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jun 25, 2025 08:13 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran, Sayid Abbas Araghchi
    Menlu Iran, Sayid Abbas Araghchi

Pars Today – Menteri Luar Negeri Iran dalam sebuah konferensi pers di Istanbul mengutuk keras serangan Amerika ke instalasi nuklir Iran, dan mengatakan: Kami memiliki berbagai opsi.

Sayid Abbas Araghchi, menlu Iran yang berada di Istanbul untuk menghadiri pertemuan tingkat menlu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hari Minggu saat merespons serangan AS ke instalasi nuklir Iran dalam sebuah konferensi pers menjelaskan, Iran tidak akan bernah berdamai terkait kedaulatan dan independensinya.

 

Menurut laporan Pars Today, Araghchi dalam konferensi pers mengungkapkan: Republik Islam Iran akan terus membela wilayah, kedaulatan dan bangsanya, dan akan memanfaatkan seluruh jalan yang penting dan mungkin, bukan saja melawan militer atas serangan Amerika, bahkan, dan akan memanfaatkan seluruh jalan yang penting dan mungkin, bukan saja melawan militer atas serangan Amerika, bahkan untuk mengambil langkah lain di bidang ini.

 

Trump Tunduk pada Tuntutan Penjahat dengan Serangan ini

 

Menlu Iran menegaskan dalam pertemuan itu: Trump terpilih berdasarkan janji-janji yang dibuatnya untuk mengakhiri perang di kawasan dan dunia, tetapi ia mengkhianati janji ini. Dengan tindakan agresif ini, ia tidak hanya mengingkari janjinya, tetapi juga tunduk pada tuntutan seorang penjahat; penjahat yang berusaha merambah aset negara lain. Tindakan militer AS terhadap fasilitas damai Iran merupakan pelanggaran hukum internasional yang jelas dan, berdasarkan Pasal 2, Paragraf 4 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir, dan Resolusi Dewan Keamanan 2231, dianggap sebagai agresi dan pelanggaran yang jelas.

 

Langkah Permusuhan AS dan Israel Dorong Dunia ke arah Tensi yang belum Pernah terjadi Sebelumnya

 

Ia melanjutkan: Agresi AS ini merupakan pelanggaran hukum internasional. Dewan Keamanan, Sekretaris Jenderal PBB, Badan Tenaga Atom Internasional, dan lembaga internasional lainnya harus bertindak sesuai tanggung jawab mereka dalam kerangka ini dan mengambil tindakan sebagai tanggapan atas pelanggaran hukum internasional yang mencolok ini. Tindakan permusuhan ini mendorong dunia ke arah ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan tindakan yang sangat bermusuhan terhadap perdamaian dan stabilitas yang sebenarnya mendukung hukum rimba.

 

Iran Serukan Pertemuan luar biasa Dewan Keamanan

 

Araghchi berkata: Republik Islam Iran menyerukan Dewan Keamanan untuk mengadakan pertemuan luar biasa dan mengutuk tindakan agresif ini dengan sejelas-jelasnya serta meminta pertanggungjawaban pemerintah AS atas pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB.

 

Menegaskan bahwa hukum rimba tidak boleh berlaku di dunia, Menteri Luar Negeri Iran berkata: "Pertemuan luar biasa harus diadakan untuk mengutuk tindakan dan agresi ini dengan sejelas-jelasnya serta mengutuk pemerintah AS karena melanggar hukum internasional dan Piagam PBB."

 

Pemerintahan Trump telah Menghalangi Jalan Menuju Diplomasi

 

Menteri Luar Negeri Iran melanjutkan: “Pemerintah AS telah menghalangi stabilitas dalam hal ini, menghalangi jalan menuju diplomasi, dan bergabung dengan tindakan dan agresi ilegal Israel. Serangan militer AS yang jahat ini merupakan tindakan berbahaya dan agresif terhadap negara tersebut.”

 

Pimpinan dinas diplomatik menekankan: “Oleh karena itu, pemerintah AS harus merasa bertanggung jawab dan menerima tanggung jawab penuh atas konsekuensi dari tindakan tersebut. Republik Islam Iran memiliki hak untuk membela diri, berdasarkan Piagam PBB, dan prinsip serta hukum yang mengatur Republik Islam Iran telah memberinya hak untuk membela diri, keamanannya, kepentingannya, dan negaranya.”

 

Seraya menyatakan kita tidak tahu berapa banyak waktu yang tersisa untuk diplomasi, menlu Iran mengatakan: “Saat ini kami sedang menilai kerusakannya, tetapi kerusakannya tidak terbatas pada fasilitas nuklir; Piagam PBB juga telah rusak.” Fasilitas nuklir Iran bukan satu-satunya target serangan ini; Piagam PBB, Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT), supremasi hukum, dan seluruh sistem hukum internasional menjadi sasaran dan diledakkan. Oleh karena itu, kita tidak tahu berapa banyak waktu yang tersisa untuk diplomasi.

 

Menanggapi pertanyaan tentang apa yang dikatakan pejabat Jerman tentang serangan Israel; apa pendapat Anda, Araghchi berkata: Iran telah diserang oleh negara adikuasa nuklir dan rezim dengan senjata nuklir, sementara Iran tidak memiliki senjata nuklir; serangan ini harus dikutuk, jika tidak, Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) telah dilanggar. Iran adalah negara yang berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan telah bertindak sesuai dengannya; untuk alasan ini, saya tegaskan mengapa negara seperti Iran atau negara lain yang mencoba memiliki energi nuklir yang damai dan mematuhi NPT harus diserang?

 

Konsultasi serius dengan Presiden Rusia di Moskow

 

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan tentang dukungan Cina terhadap Iran dan posisi Rusia terhadap Israel serta tindakan agresif AS terhadap Iran: "Saya akan pergi ke Moskow malam ini dan bertemu dengan Presiden Putin. Rusia adalah negara sahabat bagi Iran dan kami memiliki kemitraan strategis satu sama lain. Kami selalu berkonsultasi satu sama lain dan mengoordinasikan posisi kami."

 

Araghchi menambahkan: "Rusia adalah salah satu negara yang menjadi salah satu pihak dalam negosiasi nuklir Iran. Dalam dua atau tiga bulan terakhir, kami telah bernegosiasi dengan AS dan berkonsultasi dengan teman-teman Rusia kami tentang masalah ini dan berbagi kemajuan yang telah dicapai dengan mereka. Saya akan melakukan konsultasi serius dengan Presiden Putin besok dan hubungan kami dengan Rusia akan terus berlanjut. Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Kami tahu bahwa mereka bekerja sama dengan Cina untuk mengajukan resolusi di Dewan Keamanan guna mencegah tindakan permusuhan."

 

Ia menjelaskan: "Tentu saja, cukup jelas bahwa situasinya sekarang telah berubah dan saya akan berkonsultasi tentang tindakan di masa mendatang." (MF)