Unilateralisme; Tantangan bagi seluruh Dunia
(last modified Wed, 14 Jul 2021 16:16:24 GMT )
Jul 14, 2021 23:16 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran Mohammad Javad Zarif
    Menlu Iran Mohammad Javad Zarif

Unilateralisme berubah menjadi ancaman di tingkat dunia. Solusi melawan ancaman ini adalah langkah kolektif di tingkat internasional dan memperkokoh multilateralisme.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam sebuah pidatonya di pertemuan periodik tingkat menlu Gerakan Non Blok (GNB) yang digelar hari Selasa (13/7/2021) secara virtual, menekankan pentingnya melawan tantangan ini.

Unilateralisme ancaman bagi multilateralisme yang berdampak negatif dan merusak bagi nasib seluruh negara dan hubungan internasional.

Lebih detailnya, unilateralisme Amerika Serikat telah memaksakan beragam kesulitan bagi mayoritas masyarakat internasional.

Sanksi, ancaman dengan menggunakan kekerasan, intervensi militer dan keluar dari perjanjian internasional, termasuk langkah yang bertentangan dengan hukum internasional dan piagam PBB.

Analis Prancis, Alexandre Austin menilai sanksi sepihak Amerika sebagai salah satu manifestasi hegemoni pemerintah Washington. Ia mengatakan, “Sanksi Amerika telah menyebabkan pelanggaran hak berbagai bangsa seperti Iran, Venezuela dan Kuba. Oleh karena itu, Komisaris Tinggi HAM mengecamnya karena dampak negatif aksi sepihak dan juga pelanggaran nyata sanksi ini terhadap multilateralisme.”

Menlu Mohammad Javad Zarif

Wajar kebungkaman berbagai pemerintah terhadap langkah ini sangat berbahaya dan merugikan seperti langkah sepihak AS, karena kebungkaman ini dan sikap pasif untuk jangkah panjang akan berujung pada kerusakan sistem internasional. Oleh karena itu, masyarakat internasional harus menentangnya dan mendukung multilateralisme dan supremasi hukum.

Pidato Zarif di sidang virtual GNB di bidang ini mengisyaratkan dua poin penting yang tak diragukan lagi akan memperkuat multilateralisme dan memiliki dampak mendalam jika diperhatikan dan diamalkan.

Poin pertama, memperhatikan dampak yang ditimbulkan unilateralisme yang memiliki pengaruh global. Oleh karena itu, harus ada penentangan dan perlawanan di tingkat dunia.

Poin kedua, tanggung jawab yang harus dijalankan komunitas internasional untuk menjaga hak-hak mereka dihadapan unilateralisme Amerika.

Terkait hal ini menlu Iran mengatakan, GNB dapat mempersiapkan peluang yang tepat untuk meningkatkan dan memperkokoh multilateralisme dalam melawan unilateralisme di tingkat internasional.

Sebuah fakta bahwa saat ini masyarakat internasional menghadapi banyak tantangan di mana mayoritasnya akibat pendekatan sepihak Amerika Serikat. Oleh karena itu, kekhawatiran masyarakat internasional terhadap kebijakan unilateralisme Amerika meningkat drastis.

Gambaran umum dari tantangan ini misalnya pemaksaan undang-undang dalam negeri di luar batas teritorial, pengabaian perjanjian internasional, penyebaran radikalisme dengan tujuan politik dan mendukung rezim teroris serta pengakuan terhadap aneksasi ilegal bumi Palestina ke rezim Zionis Israel.

Pelanggaran janji AS terhadap JCPOA sebuah contoh lain dari unilateralisme. Bersikeras melanjutkan kebijakan unilateralisme oleh pemerintah Amerika telah merusak peluang untuk kembali ke JCPOA. Padahal Republik Islam Iran di level tertinggi berulang kali menekankan bahwa negara ini tidak pernah ingin memproduksi senjata atom.

 Mengingat berbagai tantangan akibat unilateralisme Amerika Serikat, harus dikatakan bahwa sejumlah multilateralise bukan lagi berarti memilih sebuah opsi, tapi solusi tunggal untuk menjawab krisis dan tantangan keras global. (MF)