Komandan IRGC Iran: AS, Pabrik Diktator Dunia!
(last modified Thu, 04 Nov 2021 10:11:02 GMT )
Nov 04, 2021 17:11 Asia/Jakarta

Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan, Amerika Serikat seperti pabrik pembuat diktator untuk seluruh dunia dan dunia ini penuh dengan diktator yang lahir dari rahim demokrasi AS.

Mayor Jenderal Hossein Salami menyampaikan hal itu dalam pidatonya pada peringatan Hari Nasional Melawan Arogansi Global, Kamis (4/11/2021) siang di Tehran.

Pada 4 November 1979, mahasiswa Iran menduduki Kedutaan Besar AS di Tehran sebagai protes atas berbagai konspirasi AS terhadap Republik Islam. Misi diplomatik ini dijadikan sebagai sarang spionase oleh AS untuk melawan Iran. Setiap 4 November, rakyat Iran melakukan pawai nasional untuk menentang arogansi AS.

"Hari ini adalah hari kemenangan bagi bangsa Iran dan (mereka) mengalahkan imperium terbesar dalam sejarah," kata Mayjen Salami.

Dia menjelaskan pada 4 November 1979, AS berada di puncak kekuatan politik, militer, dan ekonominya, sementara bangsa Iran belum menciptakan struktur besar kekuatannya pada awal Revolusi Islam.

"Lebih dari 40 perang besar di 40 belahan dunia adalah produk dari kebijakan AS di dunia," ungkap Mayjen Salami.

Amerika, lanjutnya, telah berperang di Eropa, Afrika, Amerika Selatan, Timur Tengah, Timur Jauh, dan Rusia. Lebih dari delapan juta orang tewas akibat dari perang langsung AS, ini tidak termasuk perang proksi.

"AS melakukan lebih dari 200 intervensi dalam urusan internal negara-negara seperti kudeta, sanksi ekonomi, perang militer, dan hasutan dari dalam. Semua ini adalah hasil dari kebijakan negara adidaya yang dilakukan di sepanjang kehidupan politiknya. Mereka mengejar kepentingan politik dengan memperluas kekuatan militernya," tegas komandan IRGC.

Dia mencatat bahwa AS dengan membangun 750 pangkalan militer di dunia, berusaha menciptakan dominasi politik yang menyeluruh di dunia.

Berbicara tentang sejarah permusuhan AS terhadap bangsa Iran setelah kemenangan Revolusi Islam, Mayjen Salami menegaskan AS sudah terbiasa kalah dari bangsa Iran, tetapi hal ini belum menjadi pelajaran bagi mereka.

"Kemunduran AS telah dimulai, dan sebaliknya, gelora politik dan antusiasme revolusioner untuk sistem kami meningkat dari hari ke hari," pungkasnya. (RM)

Tags