Iran Aktualita, 20 November 2021
(last modified Sat, 20 Nov 2021 09:11:44 GMT )
Nov 20, 2021 16:11 Asia/Jakarta
  • Ayatullah Khamenei
    Ayatullah Khamenei

Dinamika Iran sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya mengenai statemen Rahbar dalam pertemuan dengan para intelektual Iran.

Selain itu tentang pernyataan Presiden Raisi bahwa Iran serius berunding untuk menghapus sanksi, Kamar Dagang Iran menyebut Indonesia sebagai pintu masuk Iran ke pasar Asia Tenggara, AS memperpanjang sanksi terhadap Mahan Air Iran dan Brigjen Gholamreza bertemu ulama besar Qom memperingati pekan Basij.

 

 

Rahbar: Jika Sebuah Bangsa Lalai atas Potensinya, Ia akan Mudah Dijajah

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, kapasitas kecendekiawanan pemuda Iran, dapat menjadi fondasi pemenuhan kekosongan bidang ilmu pengetahuan negara dengan ilmu global, menjadi sarana untuk melewati batas-batas global ilmu pengetahuan, menciptakan peradaban baru Islam, serta mewujudkan masa depan yang cerah.

Ayatullah Khamenei, Rabu (17/11/2021) dalam pertemuan dengan para cendekiawan muda berpotensi unggul di bidang ilmu pengetahuan Iran menuturkan, "Bangsa Iran secara potensial adalah bangsa cendekia, oleh karena itu sejak dahulu kala menjadi target serangan perang lunak yang menghinakan oleh para penjajah supaya ia melupakan seluruh potensi dan kemampuannya, atau bahkan mengingkari potensi ini, dan menerima kebohongan slogan 'kami tak mampu'."

Rahbar menambahkan, "Dalam sejarah 200 tahun ke belakang Iran, para penjajah dan penguasa negara ini bersama-sama mempropagandakan ketidakmampuan rakyat Iran, namun hal ini diakhiri oleh kemenangan Revolusi Islam."

Menurut Ayatullah Khamenei, kelalaian dan perampokan merupakan dua hal yang digunakan oleh para penjajah untuk menyempurnakan propaganda ketidakmampuan rakyat Iran.

Beliau mengutip ayat Al Quran tentang akibat dari kelalaian dan menjelaskan, "Allah Swt dalam kitab suci-Nya memperingatkan bahwa musuh ingin kalian lalai terhadap senjata dan aset yang kalian miliki sehingga bisa dengan mudah menyerang, masalah ini dapat disaksikan dengan jelas sekarang terutama pada tekanan dan kontroversi di dunia terkait drone dan rudal."

Rahbar mengatakan, untuk sampai pada masa depan yang gemilang, dan membanggakan ada tiga tahapan yang mesti dilalui, pertama, kerja keras untuk memperpendek jarak dengan laju ilmu pengetahuan dunia, kedua, melewati batas-batas ilmu pengetahuan dunia, dan menyuguhkan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan kepada masyarakat dunia, dan ketiga, membangun peradaban baru Islam berlandaskan ilmu yang bermanfaat.

Di sisi lain Ayatullah Khamenei menilai "masalah inti" dan penyelesaian masalah-masalah negara, sebagai tujuan penting cendekiawan Iran, dan dengan menyinggung masalah air, lingkungan hidup, kemacetan, masalah sosial, urbanisasi, sistem keuangan, moneter, perpajakan, perbankan, dan masalah sistem produksi ia mengatakan, "Semua masalah negara bisa dicarikan jalan keluar ilmiahnya."

Rahbar juga menilai kecerdasan buatan sebagai sebuah masalah penting, dan dapat membangun masa depan. Menurut Ayatullah Khamenei, masalah kecerdasan buatan berperan penting dalam membangun masa depan dunia, dan Iran harus berupaya menjadi 10 besar negara terbaik dunia di bidang ini.

Pada saat yang sama, Ayatullah Khamenei menekankan upaya menyingkirkan penghambat produksi, dan ia menganggap penghambat terbesar produksi Iran adalah masalah budaya seperti "keputusasaan, perasaan tidak punya masa depan, kemalasan, tidak bersemangat, ingin mendapatkan semua dengan cara instan, hiburan-hiburan yang merugikan, perasaan tidak mampu, dan tidak mau menerima risiko."

 

 Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi

 

Presiden Raisi: Iran Serius Berunding untuk Hapus Sanksi

Presiden Iran dalam percakapan telepon dengan rekannya dari Rusia, menekankan Tehran benar-benar serius dalam perundingan nuklir untuk menghapus semua sanksi.

Presiden Sayid Ebrahim Raisi menerima panggilan telepon dari Presiden Vladimir Putin pada Selasa (16/11/2021) siang.

"Kami siap untuk merampungkan dokumen komprehensif tentang kerja sama jangka panjang sehingga laju peningkatan hubungan dan kerja sama bilateral dapat dilaksanakan dengan cepat," kata Raisi.

Presiden Iran menyatakan Tehran dan Moskow punya konvergensi dan sinergi dalam banyak isu internasional. Melawan unilateralisme dan memperkuat multilateralisme merupakan salah satu sisi kesamaan kedua belah pihak.

Dia menekankan perlunya kerja sama kolektif Iran-Rusia dalam isu-isu regional. "Kami menilai kehadiran pihak asing di Suriah bertentangan dengan keinginan rakyat dan pemerintah Damaskus serta melanggar hukum, karena mengancam stabilitas dan keamanan negara itu," ujarnya.

Mengacu pada perkembangan di Afghanistan, Raisi mengatakan Iran menganggap kehadiran Daesh di Afghanistan berbahaya bagi kawasan dan negara itu, di mana kita perlu mewaspadai bahaya konspirasi ini.

Republik Islam Iran, tegasnya, menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif dengan melibatkan semua kelompok etnis dan politik di Afghanistan. Menurutnya, kehadiran pemerintahan semacam itu dapat menjamin keamanan negara tersebut.

Pada kesempatan itu, Presiden Putin mengatakan Moskow mendukung usulan Tehran dalam menyusun dokumen baru tentang kerja sama jangka panjang antara kedua negara, dan kami bertekad untuk menyelesaikan dan melaksanakannya secepat mungkin.

"Kita melihat kecenderungan positif untuk meningkatkan tingkat kerja sama bilateral, regional, dan internasional. Laju pengembangan kerja sama pasti akan semakin cepat," tuturnya.

Berbicara tentang kerja sama Rusia-Iran di kawasan, khususnya di Suriah, Putin menandaskan bahwa dengan bekerja sama, kita dapat mempertahankan kemerdekaan Suriah dan menghancurkan konsentrasi teroris.

Putin juga menyuarakan harapan bahwa pembicaraan nuklir mendatang di Wina akan diadakan dengan semangat yang konstruktif.

 

 

Kamar Dagang Iran: Indonesia Pintu Masuk Kami ke Pasar Asia Tenggara

Ketua Kamar Dagang, Industri, Tambang dan Pertanian Iran mengatakan, Indonesia dikarenakan memiliki posisi geografi yang strategis, dapat membuka jalur dan kesempatan bagi Iran untuk masuk ke pasar ASEAN.

Gholamhossein Shafei, Rabu (17/11/2021) dalam pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Iran, Ronny Prasetyo Yuliantoro di Mashhad menuturkan, "Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, ekonomi maju, dan stabil, menempati posisi penting dalam hubungan politik, dan ekonomi global."

Ia menambahkan, "Hal yang menggembirakan bahwa Iran dan Indonesia memiliki interaksi yang bernilai dalam hubungan politik, namun kami percaya kapasitas ekonomi dua negara sampai sekarang belum dimanfaatkan secara optimal."

Menurut Shafei, kapasitas ekonomi Iran dan Indonesia saling melengkapi, dan hal ini menjadi peluang untuk kerja sama di berbagai bidang.

Sementara itu Dubes Indonesia untuk Iran mengatakan, "Kami ingin memperluas hubungan ekonomi Iran-Indonesia, dan kami percaya kapasitas luas di bidang ekonomi dua negara harus dianggap penting untuk memulihkan interaksi."

Hubungan Iran dan Indonesia secara khusus memililki urgensitas tinggi, karena kedua negara termasuk di antara negara dengan populasi Muslim yang besar, anggota Organisasi Perdagangan Dunia, WTO, anggota Gerakan Non-Blok, GNB, dan anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi, D-8.

Produksi beras, cokelat, minyak sawit, dan kelapa yang melimpah di Indonesia, dianggap sebagai kesempatan berharga bagi Iran untuk mengembangkan kerja sama pertanian

 

 

AS Perpanjang Sanksi terhadap Mahan Air Iran

Departemen Perdagangan AS memperpanjang sanksi terhadap maskapai Mahan Air Iran dan 12 perusahaan internasional yang bekerja sama dengan perusahaan itu untuk enam bulan ke depan.

Seperti dilaporkan televisi RT Rusia, Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat (19/11/2021) memperpanjang sanksi terhadap Mahan Air dan sejumlah perusahaan lain yang bekerja sama dengan maskapai itu.

Sanksi tersebut mencakup larangan menjual peralatan kedirgantaraan buatan AS atau suku cadang apa pun kepada mereka.

Perusahaan di Inggris, Yordania, Irak, Uni Emirat Arab, Suriah, Turki, dan Prancis termasuk di antara entitas yang sanksinya diperpanjang oleh AS.

Kantor Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan AS telah memberlakukan undang-undang untuk mengontrol ekspor dan re-ekspor barang, teknologi, dan perangkat lunak dengan fungsi ganda.

Washington telah memberlakukan sanksi atau denda terhadap sejumlah perusahaan karena melanggar undang-undang tersebut.

Untuk pertama kalinya, pada 17 Maret 2008, Wakil Menteri Perdagangan AS waktu itu, Darryl Jackson mengeluarkan perintah untuk membatalkan konsesi ekspor kepada Mahan Air Iran. Keputusan ini telah diperpanjang untuk periode 180 hari.

AS menempatkan Mahan Air dalam daftar sanksi atas tuduhan memindahkan pasukan ke Suriah. AS juga menekan negara-negara Eropa untuk menerapkan sanksi terhadap maskapai Iran itu.

 

Pekan Basij, Brigjen Gholamreza Bertemu Ulama Besar Qom

Bertepatan dengan peringatan Pekan Basij, Kepala Organisasi Basij Mustadh'afin Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Gholamreza Soleimani berkunjung ke Qom untuk bertemu dengan Marja' dan ulama besar di kota ini termasuk Ayatullah Sayid Alavi Gorgani dan Ayatullah Sayid Saeedi.

Kunjungan ke kediaman para Marja' dan ulama besar yang dilakukan pada hari Kamis (18/11/2021) itu merupakan bagian dari agenda Pekan Basij. Peringatan Ulang Tahun ke-42 Organisasi Basij Mustadh'afin dan instruksi bersejarah Imam Khomeini ra untuk membentuk organisasi ini guna melawan konspirasi musuh Republik Islam Iran akan segera tiba.

Hari Jumat, 26 November 2021 yang bertepatan dengan tanggal 5 Azar 1400 HS adalah hari ulang tahun pembentukan Organisasi Basij Mustadha'afin.(PH)