Visi Perekonomian Nasional Iran dalam Perspektif Rahbar
(last modified Tue, 22 Mar 2022 06:46:31 GMT )
Mar 22, 2022 13:46 Asia/Jakarta
  • Visi Perekonomian Nasional Iran dalam Perspektif Rahbar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pidato hari pertama tahun baru Persia, 1401 H menyampaikan sejumlah masalah penting, terutama isu ekonomi yang menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir.

Ayatullah Uzma Sayid Khamenei menyinggung urgensi reformasi perekonomian nasional yang bergerak menuju ekonomi berbasis pengetahuan, dengan mengatakan, "Kemajuan yang adil dalam ekonomi dan pemecahan masalah kemiskinan hanya dapat dicapai melalui penguatan produksi. Jika kita memperkuat produksi berbasis pengetahuan, maka tujuan besar ini akan tercapai,".

 

 

 

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga mengingatkan penekanannya di tahun lalu untuk menghindari klaim "mengikat perekonomian nasional dengan sanksi AS, dan menyakini kondisi tidak berubah sampai sanksi dicabut". Ayatullah Khamenei menegaskan, "Untungnya, kebijakan baru di negara itu menunjukkan bahwa kemajuan dapat dicapai. Meskipun menghadapi sanksi AS, tapi bisa meraih kemajuan. Perdagangan luar negeri dapat berkembang, kesepakatan regional dapat dicapai, serta di bidang minyak dan masalah lainnya dapat diraih,".

Masalah ekonomi berbasis pengetahuan, perhatian pada produksi dan kapasitas dalam negeri menjadi salah satu masalah yang selalu ditekankan oleh Rahbar dalam beberapa tahun terakhir. Ayatullah Khamenei meminta aparatur negara memperhatikan dan mengadopsi solusi praktis untuk memecahkan masalah dan mempercepat kemajuan negara di segala bidang.

 

 

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan pertama dengan Presiden Iran dan anggota kabinet ke-13 pada September 2021 menunjukkan bahwa dalam memecahkan masalah ekonomi tidak boleh mencari solusi sementara dengan bergantung pada pihak lain, dengan mengatakan, "Jangan tunda penyelesaian masalah ekonomi ini hingga pencabutan sanksi. Pencabutan sanksi bukan terserah kita, tapi pihak lain. Rencanakan penyelesaian masalah dengan asumsi sanksi masih ada, dan Insya Allah, ini akan bisa dilakukan,".

Sejak kemenangan Revolusi pada Februari 1978, Republik Islam Iran telah menjadi sasaran berbagai tekanan politik, ekonomi, budaya dan militer musuh. Selama beberapa tahun terakhir, setelah gagal mencegah kemajuan ilmiah dan peningkatan kekuatan nasional dan regional Iran, Amerika Serikat memberlakukan sanksi maksimum terhadap Iran, yang mengejar berbagai tujuan, termasuk melemahkan ekonomi dan menciptakan ketidakpuasan di kalangan rakyat.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya pernyataan Rahbar untuk memperhatikan secara serius kapasitas internal dan posisi geopolitik Iran yang besar di kawasan, serta penggunaannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta kemakmuran bangsa dan negara.

Sejalan dengan itu, Republik Islam Iran, khususnya pada pemerintahan ketiga belas, selain melakukan negosiasi untuk mencabut sanksi, juga dengan mengembangkan diplomasi ekonomi dan tidak mengaitkan masalah ekonomi dengan sanksi, sekaligus berusaha untuk mencabut sanksi dan menetralisir pengaruh negatifnya.

 

 

Pemerintah Iran juga mengagendakan peningkatan kerja sama regional dan lebih memperhatikan negara tetangga dan negara Muslim. Peningkatan perdagangan dengan negara tetangga, keanggotaan Iran dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), implementasi perjanjian 25 tahun dengan China, persiapan perjanjian kerja sama 20 tahun dengan Rusia, dan perjanjian pertukaran gas tripartit antara Iran, Turkmenistan dan Azerbaijan menjadi langkah-langkah efektif untuk mengembangkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara tetangga dan kawasan, serta langkah penting untuk menetralisir pengaruh negatif sanksi.

Jelas, beberapa indikator ekonomi seperti peningkatan PDB, penurunan inflasi, tumbuhnya iklim bisnis, peningkatan penjualan minyak dan peningkatan perdagangan luar negeri Iran dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan perbaikan relatif dalam perekonomian nasional, yang dicapai di bawah sanksi AS.

Sehubungan dengan itu, mengingat pentingnya perekonomian nasional dalam konteks sanksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pidato Nowruz kembali menekankan masalah produksi nasional sebagai slogan tahun 1401 Hs, dengan mengatakan, "Alasan menjadikan slogan ekonomi dipilih kembali tahun ini untuk menunjukkan urgensi isu perekonomian serta tantangannya, terutama sejak dekade sembilan puluhan, dan upaya mengatasi tantangan ini yang memerlukan perencanaan, tindakan dan aksi yang tepat,".(PH)