Aug 16, 2022 10:26 Asia/Jakarta

Hassan Kazemi Qomi, Wakil Khusus Presiden Iran untuk urusan Afghanistan dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa Amerika Serikat menduduki Afghanistan selama 20 tahun dan mengarahkan negara itu pada kehancuran dan kerusakan infrastruktur serta membantai sejumlah besar orang.

Merujuk pada berbagai contoh masalah ini, Qomi mengatakan, "Mereka menempatkan pemerintahan yang tidak efisien dan selain memiliki korupsi keuangan, Amerika juga tidak mengizinkan tentara profesional dibentuk di Afghanistan. Artinya, pemerintah dan tentara yang sepenuhnya bergantung pada Amerika sendiri demi membenarkan kehadiran mereka."

"Sayangnya, di bidang budaya dan sosial, mereka melakukan hal-hal yang mengubah negara yang islami dan memiliki masyarakat agamis tradisional menjadi masyarakat dengan budaya liberal, dan tentu saja, banyak orang tidak menerima masalah ini," tambah Kazemi Qomi

Tentara AS menjaga ladang opium

Wakil khusus presiden Iran untuk Afghanistan menekankan, "Faktor yang menciptakan bagian penting dari ketidakamanan di Afghanistan adalah Amerika Serikat sendiri. Mereka mempersiapkan lahan untuk masuknya kelompok teroris dan ini adalah sesuatu yang dilakukan Amerika selama 20 tahun ini."

Kazemi Qomi mengatakan, "Amerika Serikat tidak memerangi terorisme di mana pun, bahkan setelah tentara Amerika melarikan diri dari Afghanistan, Anda menyaksikan kemunculan Daesh (ISIS). Saat ini, dengan bantuan Amerika, beberapa pimpinan dan komandan Daesh dipindahkan dari Suriah dan Irak dan dari sana mereka akan dibawa ke Afghanistan dan Yaman."

Kritik keras wakil khusus presiden Iran untuk urusan Afghanistan masuk akal mengingat fakta terkait dengan 20 tahun pendudukan militer Afghanistan oleh Amerika Serikat dan mitra baratnya.

Selama masa kepresidenan George W. Bush, setelah serangan 11 September 2001, Amerika Serikat menginvasi dan menduduki Afghanistan dengan dalih perang global melawan terorisme dan menggulingkan pemerintah Taliban, yang dituduh berkolaborasi dengan al-Qaeda.

Pada puncak pendudukan tahun 2011 ini, bahkan jumlah pasukan Amerika dan NATO di negara ini mencapai lebih dari 140 ribu orang.

Namun, kehadiran pasukan Amerika dan NATO di negara yang dilanda perang ini dalam 20 tahun terakhir tidak menghasilkan apa pun selain peningkatan ketidakamanan, kemiskinan, produksi dan perdagangan narkoba, serta penyebaran terorisme.

Kazemi Qomi mengatakan, "Salah satu fenomena menyeramkan selama pendudukan Amerika adalah isu penyebaran narkoba. Ketika Amerika datang, produksi obat-obatan pada tahun itu sekitar 200 ton. Tentu saja, tahun sebelumnya adalah 2 ribu ton, tetapi selama periode Amerika mencapai 10 ribu ton. Selama 20 tahun ini, jumlah pecandu narkoba di Afghanistan mencakup sekitar sepersepuluh dari populasi."

Hassan Kazemi Qomi, Wakil Khusus Presiden Iran untuk urusan Afghanistan dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa Amerika Serikat menduduki Afghanistan selama 20 tahun dan mengarahkan negara itu pada kehancuran dan kerusakan infrastruktur serta membantai sejumlah besar orang.

Isu penting yang terjadi di akhir kehadiran militer Amerika Serikat dan sekutunya di Afghanistan adalah penarikan diri yang memalukan dan sebenarnya pelarian pasukan Amerika dan NATO dari Afghanistan, yang menyebabkan kekosongan kekuasaan, runtuhnya pemerintahan pusat Afghanistan, dan kelompok Daesh tumbuh kembali di negara yang dilanda perang ini. .

Faktanya, dengan Taliban mendapatkan kembali kekuasaan dan perjanjian damai yang ditandatangani oleh pemerintahan Trump di Doha pada Februari 2020, Presiden AS Joe Biden mau tidak mau dan tanpa mendapatkan pencapaian apa pun dari pendudukan ini, yang dikaitkan dengan kegagalan yang jauh lebih buruk daripada Vietnam, dia memerintahkan penarikan pasukan Amerika pada Agustus 2021, yang akhirnya berakhir dengan pelarian tergesa-gesa pasukan Barat dari negara ini.

Sekarang, dengan kendali Taliban atas Afghanistan, yang tidak diakui oleh negara mana pun, situasi rakyat Afghanistan menjadi semakin buruk.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga-lembaga terkait telah berulang kali memperingatkan tentang situasi ekonomi, sosial dan bencana kemanusiaan di Afghanistan.

Pada saat yang sama, kelompok teroris Daesh yang memulai aktivitasnya di negara ini beberapa tahun yang lalu, telah memperluas jangkauan serangannya, terutama terhadap Syiah Afghanistan, karena kesenjangan keamanan dan inefisiensi Taliban dalam memberikan keamanan.

Tentara AS

Semua masalah ini disebabkan oleh tindakan Amerika selama 20 tahun pendudukan Afghanistan, yang tidak membawa hasil positif bagi rakyat Afghanistan, justru hanya menyebabkan peningkatan kehancuran, ketidakamanan, kemiskinan dan kecanduan.

Selain itu, Washington masih belum mau menyelesaikan situasi di Afghanistan. Kazemi Qomi mengatakan, "Amerika tidak akan membiarkan Afghanistan bergerak menuju stabilitas dan keamanan yang stabil. Amerika khawatir jika Afghanistan bergerak ke arah pembangunan, yaitu kehadiran negara-negara saingan AS di Afghanistan, negara-negara seperti Cina, Rusia, dan bahkan Republik Islam Iran."(sl)

Tags