Usai Latihan, AL Militer Iran Gelar Parade Kapal (1)
(last modified Mon, 02 Jan 2023 11:56:00 GMT )
Jan 02, 2023 18:56 Asia/Jakarta
  • Kapal Perang Militer RII.
    Kapal Perang Militer RII.

Latihan Gabungan Zolfaqar 1401 telah berakhir pada Minggu, 1 Januari 2023 dan manuver ini ditutup dengan parade kapal permukaan dan selam oleh Angkatan Laut (AL) Militer Republik Islam Iran.

Militer Republik Islam Iran memulai latihan militer gabungan Zolfaqar 1401 dengan sandi suci "Ya Zahra as" pada Kamis (29/12/2022) malam.

Latihan ini digelar di wilayah tenggara, pantai Makran, jarak timur Selat Hormuz hingga sekitar pelabuhan Gavater dan Laut Oman sampai 10 derajat sebelah utara Samudra Hindia.

Satuan-satuan pasukan yang dilibatkan dalam latihan tersebut adalah unit-unit infanteri, lapis baja, mekanis, sistem pertahanan, kapal laut dan kapal selam,  drone, dan unit pertahanan udara dan rudal.

Pada hari pertama latihan, juru bicara Manuver Gabungan Zolfaqar 1401 Militer Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Alireza Sheikh mengatakan, pesawat tanpa awak Mohajer-6, drone Ababil-3 yang baru dan Arash, terbang di atas area umum latihan untuk memantau pergerakan pasukan musuh dan telah menghancurkan target-target yang dituju.

"Mohajer-6 dengan jangkauan 2.000 km diklasifikasikan sebagai drone taktis dan tempur dan dapat digunakan dalam berbagai misi militer dan sipil, dan pesawat tanpa awak ini mampu membawa 40 kg senjata di bawah sayapnya," ujarnya.

Alireza Sheikh menambahkan, Mohajer-6 jarah jaruh memiliki kemampuan untuk dilengkapi dengan rudal berpemandu laser, bom berpemandu dan rudal yang dijatuhkan secara bebas.

"Drone penghancur Arash milik Angkatan Darat Militer Republik Islam Iran dalam operasi yang cepat dan akurat, yang mencakup perjalanan jarak jauh dari asalnya, berhasil menargetkan titik yang ditentukan," tambahnya.

Menurutnya, drone Ababil-3 yang baru memiliki penambahan kecepatan dan ketinggian terbang hingga lebih dari 15.000 kaki. Pesawat tanpa awak ini mampu melakukan misi pengawasan, pengintaian, dan perang elektronik pada kedalaman operasi lebih dari 400 km.

Drone Arash dengan jangkauan 2.000 km dirancang dan diproduksi oleh para ahli militer Republik Islam Iran dan dilengkapi dengan pencari inframerah dan elektro-optik yang memberikan kemampuan tambahan pada pesawat tanpa awak tersebut.

Drone dengan berbagai mesin pencari ini akan dapat membidik berbagai target tetap dan bergerak dengan akurasi tinggi.

Militer Republik Islam Iran juga telah melakukan latihan operasi pertahanan pantai pada siang dan malam hari, yang merupakan tahap pertama dari Manuver Gabungan Zolfaqar 1401 di pesisir pantai Makran.

Operasi perang Amfibi dan Beaching juga telah dilakukan pasukan Angkatan Laut Militer Iran dan pasukan unit lapis baja militer negara ini di pantai Makran pada hari Jumat. Mereka sukses dalam menjalan misinya.

Militer Republik Islam Iran juga sukses dalam menggunakan berbagai jenis rudal dalam sistem pertahanan udaranya selama tiga hari latihan.

Selama Manuver Militer Zolfaqar 1401, Militer Iran telah menggunakan sistem rudal pertahanan udara 15 Khordad (Panzdah-e Khordad) atau Khordad-15 hari kedua latihan untuk menghancurkan target-target udara yang telah ditentukan.

Pada latihan yang digelar hari Sabtu (31/12/2022) itu, militer Iran juga menggunakan sistem pertahanan Majid dan sistem  artileri Khatam untuk menghancurkan target-target latihan.

Pada hari ketiga latihan, mereka menembakkan rudal jelajah anti-kapal, Ghadir dan rudal jarak rendah, Mersad, dan sukses mengenai target-target yang ditentukan.

Penggunaan sistem rudal bergerak, Ghadir dan Mersad pada hari Minggu (1/1/2023) merupakan bagian dari tahap Manuver Gabungan Zulfaqar 1401.

Selama operasi malam hari, drone penyerang yang berperan sebagai pasukan musuh yang bermaksud mendekati wilayah udara Iran dari sisi laut terdeteksi tepat waktu oleh radar dari sistem rudal taktis Marsad pada jarak 150 kilometer dan pada ketinggian 25.000 kaki, dan berhasil ditembak jauh dengan rudal.

Sistem misil taktis Mersad adalah sistem bergerak dan gesit yang daya deteksinya telah meningkat dari 110 km menjadi 150 km, dengan akurasi dan kontinuitas operasional yang tinggi serta menghancurkan target dari jarak jauh dari 40 km.

Selain itu, sistem tersebut memiliki kemampuan untuk menyebar dalam waktu kurang dari 7 menit dan mengubah posisinya dalam periode waktu yang sama setelah menembakkan rudal. (RA)

Laksamana Habibullah Sayyari

 

Tags