Jul 29, 2023 19:26 Asia/Jakarta
  • Peringatan Asyura di Iran
    Peringatan Asyura di Iran

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, seperti; Rakyat Iran Peringati Asyura 1445 Hijriah di Seantero Negeri.

Selain itu, masih ada berbagai peristiwa penting lainnya di Iran;

  • Raisi: Berkat Darah Syuhada Islam, Tatanan Dunia Baru Sedang Dibangun
  • Abdollahian: Tidak Boleh Menyerang Nilai-Nilai Agama dengan Dalih Kebebasan Berekspresi
  • Kanaani: Iran akan Gunakan Kapasitas Internasional Tindak Penistaan Al-Quran
  • Raisi: Izin Aksi Penistaan Al-Quran, Simbol Jahiliyah Modern
  • Syahid Abu Mahdi, Rudal Baru Canggih Iran
  • Bahadori Jahromi: Aksi Teror di Tenggara Iran akan Dibalas dengan Tegas

Rakyat Iran Peringati Asyura 1445 Hijriah di Seantero Negeri

Peringatan kesyahidan Imam Hussein as diselenggarakan di seluruh penjuru Iran, hari ini yang bertepatan dengan 10 Muharam 1445 Hijirah Qamariah.

Image Caption

Masyarakat Iran, hari ini, Jumat (28/7/2023) yang bertepatan dengan hari Asyura, menggelar peringatan kesyahidan cucu Nabi Muhammad Saw, Imam Hussein di seluruh penjuru negara ini.

Hari ini bertepatan dengan 10 Muharam 1445 Hq, diperingati sebagai hari gugurnya cucu Rasulullah Saw, Imam Hussein, di padang Karbala pada tahun 61 Hijriah.

Meski telah berlalu berabad-abad, peristiwa gugurnya Imam Hussein, dan sahabat-sahabat setianya di padang Karbala, terus diperingati di seluruh dunia termasuk Iran.

Bukan hanya tidak pernah redup, posisi dan urgensi Asyura, justru semakin kuat, dan pesan-pesan Asyura semakin luas tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Raisi: Berkat Darah Syuhada Islam, Tatanan Dunia Baru Sedang Dibangun

Presiden Republik Islam Iran menilai Revolusi Islam sebagai kelanjutan dan perpanjangan dari kebangkitan Imam Husein as dan Asyura, dan mengatakan, "Hari ini, berkat darah suci syuhada Islam, tatanan baru dunia sedang ditegakkan."

Acara berkabung atas kesyahidan Abu Abdillah Al-Husein as dan syuhada Karbala, bersamaan dengan malam Tasua Huseini, seperti tahun-tahun sebelumnya, diselenggarakan oleh Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran di masjid Salman Farsi yang dihadiri oleh beberapa menteri, wakil presiden, dan sejumlah besar karyawan Sekretariat Presiden Iran.

Image Caption

Menurut laporan Mehr News, dalam pertemuan para pelayat Imam Husein as di Sekretariat Presiden Iran, Presiden Republik Islam Iran menilai Revolusi Islam sebagai kelanjutan dan perpanjangan dari ajaran Imam Husein as dan Asyura.

Menurutnya, Sebagaimana Imam Husein as menumpahkan darahnya untuk membersihkan masyarakat dari kebodohan, hari ini darah suci syuhada kita menghadapi jahiliah modern dan membersihkan kebodohan dari masyarakat.

"Dalam barisan front kebenaran dan front kebatilan hari ini, setiap orang berkewajiban untuk memenuhi misinya di jalan kebenaran dengan kemauan teguh, pendirian, perlawanan, dan bekerja siang dan malam," tambah Raisi.

Presiden Republik Islam Iran menilai Asyura dan kebangkitan "merah" Huseini sebagai manifestasi dan sumber dari semua perubahan dalam masyarakat manusia.

"Asyura adalah tanda dan ilmu yang dibangkitkan agar jalan tidak tersesat dan gerakan besar dari Arbain Huseini adalah simbol dan manifestasi untuk tidak kehilangan kebangkitan Asyura," pungkas Presiden Raisi.

Hari ini, Kamis, bertepatan dengan tanggal sembilan bulan Muharram tahun 1445 Hijriah Qamariah atau tanggal 27  Juli 2023 adalah peringatan Tasua Huseini as.

Keesokan harinya, Abu Abdillah Al-Husein as dan para sahabat setianya syahid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 HQ.

Dalam peristiwa Karbala, Imam Husein as dengan jelas menekankan niatnya adalah untuk mengungkap pemerintah anti-Islam dan menegakkan Amar Makruf dan Nahi Mungkar serta berdiri melawan penindasan dan tirani.

Para pelayat Huseini di seluruh Iran memperingati kesyahidan Imam Husein as, Imam ketiga Syiah dunia, dan sahabat setianya, termasuk Abul Fadhl as, saudara Imam Husein, dengan mengadakan upacara berkabung di hari Tasua dan Asyura.

Abdollahian: Tidak Boleh Menyerang Nilai-Nilai Agama dengan Dalih Kebebasan Berekspresi

Dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Denmark, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengutuk penistaan baru-baru ini terhadap kitab suci Al-Qur'an dan menyatakan, "Kebebasan berekspresi bukanlah kategori di mana nilai-nilai agama menjadi sasaran dan serangan."

Image Caption

Menurut laporan Iran Press, menyusul penghinaan berulang kali terhadap hal-hal yang disucikan Islam di Denmark, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada hari Rabu (26/07/2023).

Amir-Abdollahian menyebut inisiatif Denmark dalam percakapan telepon dan sikap pemerintah Kopenhagen dalam mengutuk tindakan ini patut diapresiasi dan menekankan perlunya menghukum mereka yang menghina Al-Qur'an.

Menlu Iran menjelaskan, Penghinaan baru-baru ini telah melukai perasaan umat Islam dan orang-orang dari agama Ibrahim lainnya, dan resolusi Majelis Umum PBB baru-baru ini juga penting dalam hal ini.

"Mempertimbangkan pengulangan fenomena keji dari kurang ajar terhadap Al-Qur'an dan pengiriman peringatan dan pesan yang diperlukan yang tercermin melalui saluran diplomatik, sangat diharapkan dari pemerintah Denmark untuk secara bertanggung jawab dan efektif mencegah pengulangan perilaku tersebut serta menindak dan menghukum pelakunya dengan hukuman yang berat," tambah Menlu Amir-Abdollahian.

Lars Lokke Rasmussen, Menteri Luar Negeri Denmark menyatakan penyesalannya atas penghinaan terhadap Al-Qur'an dan mengatakan, Denmark mengutuk keras segala tindakan yang menghina Al-Qur'an.

Rasmussen menjelaskan, Meskipun pilar utama konstitusi Denmark adalah kebebasan berbicara, beragama, dan pawai damai, beberapa menyalahgunakannya, yang menurut kami tidak dapat diterima.

"Beberapa orang ini tidak boleh dianggap sebagai perwakilan rakyat Denmark," tambah Menlu Denmark.

Dalam percakapan telepon ini, kedua pihak juga menekankan pentingnya menjaga dan mempererat hubungan yang telah terjalin antara kedua negara.

Dalam beberapa hari terakhir, dalam tindakan penistaani, anggota kelompok Islamofobia dan nasionalis sayap kanan Denmark yang disebut "Patriots of Denmark" membakar salinan Al-Qur'an di depan kedutaan Irak dan sekali lagi di depan kedutaan Mesir dan Turki di Kopenhagen.

Kanaani: Iran akan Gunakan Kapasitas Internasional Tindak Penistaan Al-Quran

Juru bicara Kemlu Iran seraya mengutuk penistaan al-Quran menekankan, Iran akan memanfaatkan seluruh kapasitas internasional dan HAMnya untuk menangani negara-negara dan orang-orang yang menghina al-Quran.

Nasser Kanaani saat menjawab pertanyaan wartawan Iran Press terkait langkah Iran dan negara Islam lainnya mengenai penistaan al-Quran, mengatakan, penistaan al-Quran pelanggaran nyata terhadap hak bangsa lain.

"Penistaan kesucian kitab samawi tidak dapat diterima, dan aksi ini terjadi di negara-negara yang memiliki warga Muslim," papar Kanaani.

Kanaani

Lebih lanjut jubir Kemlu Iran menambahkan, Iran sebagai negara terpenting anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah menunjukkan respon serius, dan meminta digelarnya sidang darurat.

Nasser Kanaani mengingatkan, Iran akan memanfaatkan kapasitas internasionalnya untuk menyikapi penodaan al-Quran, dan di aksi sebelumnya, Iran juga telah mendorong pembentukan sidang dan mengecam aksi seperti ini.

"Pemerintah Amerika secara ilegal menarik diri dari JCPOA dan sebenarnya bertanggung jawab atas penghancuran perjanjian ini. Faktanya, Amerika telah melakukan pelanggaran terhadap JCPOA dan mereka bertanggung jawab atas keadaan JCPOA saat ini dan mengganggu implementasi perjanjian internasional tersebut," tambah jubir Kemlu Iran.

Terkait keanggotaan Iran di BRICS, Kanaani mengatakan, "Anggota BRICS telah mengumumkan bahwa mereka sedang bernegosiasi dengan mekanisme keanggotaan negara baru, dan kami mengusulkan mekanisme ini dalam pertemuan ahli, dan mekanisme ini seharusnya dipresentasikan pada pertemuan menteri luar negeri dan para pemimpin negara, dan jika disetujui, penerimaan negara baru akan dilakukan."

Nasser Kanani juga menanggapi beberapa spekulasi mengenai penangguhan proses pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat dan mengatakan, Iran serius dalam pertukaran tahanan berdasarkan kepeduliannya terhadap kebebasan warganya, dan kami mencapai kesepakatan di beberapa titik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri menambahkan, "Kami sekarang berada pada tahap di mana kami dapat mengatakan bahwa pertukaran ini dimungkinkan jika ada kemauan politik dari pihak Amerika."

"Kami menganggap ini sebagai masalah kemanusiaan dan kami berharap ini akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi itu tergantung pada kemauan politik pemerintah Amerika," tegas Kanaani.

Raisi: Izin Aksi Penistaan Al-Quran, Simbol Jahiliyah Modern

Presiden Republik Islam Iran menilai pihak yang mengeluarkan izin untuk melakukan aksi penistaan Al-Quran sebagai contoh jahiliyah modern dengan dalih kebebasan berbicara.

Seorang ekstremis bernama Salwan Momika melakukan aksi penistaan Al-Quran di Swedia pada 28 Juni di Stockholm, dan kembali melanjutkan aksi untuk kedua kalinya pada 20 Juli, dengan izin dari polisi negara ini.

Sehari kemudian, kelompok sayap kanan di Denmark membakar salinan Al-Quran di depan kedutaan Irak di Kopenhagen.

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam rapat kabinert hari Minggu (23/7/2023) mengatakan, "Pemberian izin otorisasi tindakan baru-baru ini dalam menistakan Al-Qur'an bertentangan dengan klaim kebebasan berbicara dan contoh dari jahiliyah modern".

"Salah satu petunjuk utama Al-Qur'an adalah memerangi kebodohan dalam segala bentuknya. Oleh karena itu para pengikut jahiliyah modern memiliki dendam terhadap Al-Qur'an," ujar Raisi.

"Gelombang kebangkitan kesadaran yang menyebar di dunia, akan menjadikan semua orang suatu hari nanti akan menyadari niat buruk, jahat dan tidak manusiawi dari mereka yang menistakan Al-Quran," tegasnya.

Syahid Abu Mahdi, Rudal Baru Canggih Iran

Rudal strategis jelajah jarak jauh Abu Mahdi secara resmi bergabung dalam angkatan laut dan Korp Garda Revolusi Islam (IRGC).

Menurut Iran Press, upacara penyerahan sejumlah besar rudal jelajah jarak jauh Syahid Abu Mahdi Al-Muhandis yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan kepada Republik Islam Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) digelar hari Selasa (25/7/2023) di hadapan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Qaraei Ashtiani, Menteri Pertahanan dan sejumlah komandan Angkatan Bersenjata Iran.

Mengenai aspek teknis dan taktis rudal jelajah jarak jauh Syahid Abu Mahdi Al-Muhandis, Brigadir Jenderal Amir Ashtiani kepada wartawan mengatakan, "Sejalan dengan doktrin pertahanan Republik Islam Iran dan peningkatan kemampuan pertahanan, sistem rudal jelajah jarak jauh Abu Mahdi, yang merupakan sistem strategis dan unik, akan ditambahkan ke dalam angkatan bersenjata,".

"Sistem rudal Abu Mahdi adalah sistem unik dengan jangkauan 1000 kilometer, yang akan meningkatkan jangkauan pertahanan maritim Iran beberapa kali dibandingkan masa lalu," tegasnya.

Menurut Menhan Iran, rudal ini memiliki fitur menonjol seperti menghantam target secara tepat, memiliki daya penghancur yang sangat tinggi, melintasi rintangan geografis dan ketinggian yang tinggi.

Brigadir Jenderal Ashtiani menambahkan, Rudal Abu Mahdi juga memiliki kemampuan untuk menghadapi peperangan elektronik dan penghindaran radar serta menggunakan kecerdasan buatan untuk merancang jalur penerbangan.

Bahadori Jahromi: Aksi Teror di Tenggara Iran akan Dibalas dengan Tegas

Juru bicara pemerintah Iran seraya mengungkapkan belasungkawa atas gugurnya aparat kepolisian Iran di Provinsi Sistan va Baluchistan, di tenggara Iran mengatakan, aksi teror ini pastinya akan dibalas dengan tegas dan segera.

Minggu (23/7/2023) dalam sebuah serangan teror dan pengecut kelompok anti-pemerintah terhadap patroli polisi lalu lintas jalur Khash ke Taftan, Provinsi Sistan va Baluchistan di tenggara Iran, empat petugas polisi gugur.

Bahadori Jahromi

Menurut laporan IRIB, Ali Bahadori Jahromi Selasa (25/7/2023) saat jumpa pers menambahkan, kejahatan tentara bayaran dan penjahat baru-baru ini dalam pembunuhan membabi buta terhadap petugas polisi menunjukkan kedalaman kebencian dan kebrutalan para penjahat yang didukung oleh rezim teroris seperti Amerika, rezim Zionis dan mitra regional mereka, yang pasti akan ditanggapi dengan tanggapan yang tepat, tegas dan segera dari otoritas yang bertanggung jawab.

Seraya mengisyaratkan penistaan terhadap kesucian dan keyakinan sekitar dua miliar muslim di negara-negara Eropa Swedia dan Denmark, Bahadori Jahromi mengatakan, menghina kesucian bertentangan dengan hak dasar manusia; Sangat disayangkan, rezim-rezim yang terkenal melanggar HAM melakukan tindakan tersebut.

Kamis (20/7/2023) untuk kedua kalinya dalam beberapa pekan, Salwan Momika, warga Swedia keturunan Irak dengan dukungan polisi Swedia menistakan al-Quran. Aksi tersebut menuai respon keras dari negara-negara muslim dunia.

Setelah aksi warga Swedia keturunan Irak menistakan al-Quran untuk kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir, sebuah kelompok sayap kanan radikal di Denmark satu hari kemudian membakar al-Quran di depan kedubes Irak di Kopenhagen.

 

Tags