Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan perlunya mengakhiri perang dan genosida rezim Zionis di Jalur Gaza dan mengatakan, "Israel adalah akar penyebab semua ketegangan dan memburuknya situasi di kawasan."
Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC) dan kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) bertemu dan membahas situasi terkini di Jalur Gaza dan Palestina.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran tiba di bandara Ashgabat pada Rabu (27/3) malam, dan disambut oleh pejabat Turkmenistan.
Menteri Luar Negeri Iran, dalam percakapan telepon dengan Kepala Biro Politik Hamas mengatakan, dunia sudah menyadari bahwa Perdana Menteri Rezim Zionis, di ujung tanduk, dan hanya bertahan hidup.
Publikasi gambar kematian tragis anak-anak Gaza akibat kelaparan sekali lagi mendiskreditkan klaim hak asasi manusia di Barat.
Pemerintah Sudan, mengumumkan Khartoum pada dasarnya tidak menentang ide pembangunan pangkalan maritim Rusia, di wilayah Sudan, tapi masalah ini harus disahkan oleh Parlemen baru.
Menteri Luar Negeri Iran, dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Indonesia, menekankan urgensi penggunaan kapasitas negara-negara Islam, termasuk pemutusan kerja sama ekonomi, dan dagang dengan Israel.
Menteri Luar Negeri Iran dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia PBB, ke-55, di Jenewa, mengatakan rekam jejak Dewan HAM PBB, terkait berlanjutnya genosida di Gaza, telah berubah menjadi hitam.
Menteri Luar Negeri Hungaria, dalam jumpa pers bersama dengan sejawatnya dari Iran, menilai Tehran, memainkan peran penting dalam mencegah meluasnya perang di kawasan Asia Barat (Timur Tengah).
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, mengatakan bahwa pihaknya dan Iran, sudah membahas situasi kawasan, dan menurutnya, Iran, tidak akan memperluas jangkauan perang di kawasan.